Berbagai pemberitaan  menyatakan di berbagai daerah sudah banyak kelompok masyarakat yang memberi gelar terhormat untuk Habib Rizieq yaitu: Imam Besar Ummat Islam Indonesia.
Belum diperoleh info menyeluruh siapakah inisiator pemberian gelar tersebut serta untuk apa gelar diberikan.
Setelah munculnya kasus penistaan agama oleh Ahok harus diakui secara jujur Habib Rizieq telah mampu mengeksploitasi psikologis ummat kemudian menggerakkannya melalui aksi massa damai yang sangat fenomenal terutama Aksi 411 dan 212.Habib Rizieq yang sejak tahun 1998 hanya dikenal  sebagai Pendiri dan Imam Besar FPI sekarang ini oleh sebahagian ummat telah dinyatakan sebagai pemimpin ummat Islam Indonesia. Popularitasnya melonjak tinggi dan ia menjadi pembicaraan tidak hanya dikalangan ummat Islam tetapi juga di kalangan non muslim.
Merujuk kepada sejarah pergerakan politik ummat Islam di negeri ini selayaknyalah dimulai dari didirikannya Syarikat Islam (SI) oleh Samanhudi dan Hadji Oemarsaid Tjokroaminoto pada tahun 1911 .Walaupun pada awalnya SI tidak bercorak politik tetapi tahun 1917 organisasi ini telah menjelma sebagai organisasi politik dan mulai berbicara tentang kemerdekaan.
Organisasi semakin berkembang dan pengaruhnya semakin dirasakan dalam dunia politik Indonesia terlebih lebih ketika kendali organisasi berada ditangan Tjokroaminoto seorang tokoh yang karismatis.Sayang sekali dalam perjalanannya organisasi ini pecah dengan didirikannya SI Merah oleh Semaun dan kawan kawan yang kemudian jadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia.Sedangkan SI Â putih dibawah pimpinan Tjokroaminoto kemudian menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia .Setelah pendudukan Jepang Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) dilarang.
Setelah kemerdekaan RI, pada 7 November 1945 oleh Kongres Ummat Islam di Jogyakarta didirikan Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau Masyumi dengan tujuan sebagai partai politik yang dimiliki oleh ummat islam dan sebagai partai penyatu umat Islam dalam bidang politik.
Partai pemersatu kekuatan politik ummat Islam ini didirikan oleh empat organisasi Islam yaitu:Nahdlatul Ulama,Muhammadiyah,Persatuan Ummat Islam dan Persatuan Ummat Islam Indonesia.Tokoh NU KH Hasyim Asy'arie terpilih sebagai pimpinan tertinggi Masyumi.Namun karena adanya pergesekan didalam tubuh partai maka pada 5 April 1952,Nahdlatul Ulama keluar dari Masyumi dan menjadi parpol sendiri.
Kemudian Muhammadiyah menjelang tahun 1960 juga melepaskan keanggotaan istimewanya menjelang pembubaran Masyumi oleh Bung Karno pada tahun 1960.
Setelah pembubaran Masyumi maka pada pemerintahan Sukarno,kekuatan politik Islam berada pada partai:Nahdlatul Ulama,PSII dan Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti).Sesudah berakhirnya kekuasaan Sukarno maka di jaman Suharto pada 20 Pebruari 1968 berdiri sebuah parpol Islam baru yaitu Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) yang sesungguhnya juga dianggap merupakan penerus Masyumi.
Pada Pemilu pertama di jaman orde baru tahun 1971 terdapat 4 parpol Islam yang mengikuti Pemilu yaitu :NU,Parmusi,PSII dan Perti.Kemudian melalui kebijakan pemerintahan orde baru tahun 1973 keempat parpol Islam ini berfusi menjadi satu parpol yang diberi nama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Setelah reformasi 1998 berdirilah sejumlah parpol Islam baru atau yang dipersepsikan sebagai partai islam seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dilahirkan oleh NU,Partai Amanat Nasional (PAN) didirikan oleh Muhammadiyah,Partai Bulan Bintang (PBB) dianggap sebagai penerus Masyumi ,Partai Keadilan yang kemudian menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan juga didirikan beberapa parpol islam lainnya.