Mohon tunggu...
Maratus Sofiyah
Maratus Sofiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKNT-Kolaboratif IPB UNIDA Gontor dan UNMUH Ponorogo: Solusi Alternatif Pakan Ternak Pengganti Konsentrat bagi Peternak di Desa Pudak Kulon, Ponorogo

29 September 2022   11:18 Diperbarui: 29 September 2022   11:27 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sebanyak 9 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Kolaboratif dari kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Darussalam Gontor, dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo saling bersinergi dalam melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Pudak Kulon, Ponorogo pada bulan Juni hingga Juli 2022.

 

9 mahasiswa yang mengikuti KKN-T Kolaboratif di Desa Pudak Kulon, Ponorogo berasal dari program studi yang berbeda-beda, yaitu Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, Agronomi dan Hortikultura, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Agroteknologi, Teknik Industri Pertanian, dan Ilmu Pendidikan Matematika.

 

Salah satu program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-T tersebut adalah melakukan penyuluhan alternatif pakan ternak sebagai pengganti konsentrat pada sapi perah. Penyuluhan yang diberikan merupakan inovasi untuk para peternak di Desa Pudak Kulon.

Indigofera Zollingeriana merupakan salah satu tanaman leguminosa yang dahulu dikenal dengan nama tanaman tarum (nila) karena mengandung zat pewarna alami biru nila. Tanaman indigofera mengandung kalsium (Ca), magnesium (Mg), zinc (Zn), dan mangan (Mn). Kandungan tersebut berpengaruh dalam produksi daging, wool, dan susu pada ternak sapi. Sebagai pakan ternak, tanaman indigofera memiliki potensi yang besar diantaranya lebih tahan akan pemangkasan atau penggembalaan berat, meningkatkan produksi pada sapi, memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, serta mampu bertahan hidup dan berproduksi pada taraf cekaman kekeringan berat.

Selain itu, dalam pembudidayaan tanaman indigofera cukup mudah yakni perbanyakan dengan biji atau stek batang. Disamping itu penanaman indigofera dapat dilakukan dengan cara monokultur, tumpang sari, tanaman campuran dengan tanaman pangan, dan tanaman pagar. Berdasarkan literatur yang ada tanaman indigofera mampu menekan penggunaan konsentrat sebanyak 15%.

Harapan dari mahasiswa KKN-T Kolaboratif IPB UNIDA Gontor dan UNMUH Ponorogo dengan adanya solusi alternatif indigofera pengganti konsentrat pada pakan ternak dapat menekan biaya input sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para peternak sapi perah di Desa Pudak Kulon, Ponorogo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun