Mohon tunggu...
maratus sholihah
maratus sholihah Mohon Tunggu... Lainnya - maratus sholihah

Mulai dulu, baru jadi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pejuang Agama Islam

11 Mei 2022   08:59 Diperbarui: 11 Mei 2022   09:23 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti sebuah hadist yang sering diucapkan putra beliau KH. Arifin Arief "al aklu salim fii jismi salim" {akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula}. Makanya tubuh beliau sangat tahes sekali yang mendukung beliau panjang umur juga sampai sekarang. Mbah nyai saya ini sudah sangat tua sekali umur beliau sudah mencapai sembilan puluh lebih, beliau memiliki tiga anak. 

Anak beliau yang pertama perempuan namun sudah meninggal sejak tiga tahunan yang lalu Almarhumah Bu Nyai Hj. Arifah Arief. Yang kedua laki laki yaitu KH. Arifin Arief yang sekarang menjadi pengasuh pondok pesantren Roudlotun Nasyiin di kemlagi. Dan yang terakhir yaitu KH Sihabul Irfan Arief namun beliau juga sudah meninggal setahun yang lalu. Jadi anak mbah nyai yang masih hidup hanya satu. 

Mbah nyai dulu hidup sejak masa penjajahan. Beliau pernah bercerita pada waktu itu ndalem mbah nyai di geledah oleh tentara belanda karena memang tentara belanda sangat memburu para ulama pada waktu itu. mbah nyai mengajak suaminya KH. Arief Hasan ini untuk sembunyi tapi suaminya tidak mau malah terus melanjutkan mengajinya di ruang tamu. Namun karena tirakat dan keyakinan si suami beliau para tentara belanda tidak melihatnya padahal nyata nya suaminya sedang mengaji di situ saking hebatnya ilmu dan tirakat beliau. 

Pada waktu itu beliau sama suaminya masih memiliki kurang lebih tujuh santri yang tinggal di sebuah bangunan yang masih sangat sederhana. 

Walaupun demikian ketekunan dan kegigihan beliau dengan suami masih sangat kuat untuk menyebarkan agama islam melalui pendidikan hingga sampai yayasan nya berkembang sangat besar sekarang mulai dari RA, MI, MTS, SMPI, MA, SMAI, SMK semua nya ada bahkan sekarang juga ada universitasnya namun masih cabang. Itu semua merupakan wujud dari perjuangan mbah nyai dan suaminya. 

Yang sekarang perjuangan nya dilanjutkan oleh anak dan cucunya. Dari kisah diatas banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil yah dari pengalaman beliau beliau. Kalau bu nyai atau ustadz/ah kalian gimana nih kisah nya? boleh dong berbagi di kolom komentar.. Terima kasih..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun