Pembelajaran cooperatif merupakan metode pengajaran di mana siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan teman sekelas dalam tugas-tugas pembelajaran mereka. Hal ini dikenal sebagai pembelajaran berkelompok, tetapi lebih dari sekedar bekerja dalam kelompok karena melibatkan struktur tugas yang mendorong kerja sama dan interaksi terbuka. Pembelajaran cooperatif ini terdiri dari empat sampai enam siswa untuk menguasai materi yang awalnya disampaikan oleh guru secara bersama-sama untuk meningkatkan minat belajar mereka. Terdapat enam jenis pembelajaran cooperatif antara lain:
- Fokus pada tujuan kelompok, dimana kebanyakan metode pembelajaran cooperatif menerapkan berbagai tujuan yang diperoleh secara bersama-sama oleh anggota kolompok. Contohnya dalam metode tim siswa, kita dapat memberikan pengakuan atau sebuah penghargaan yang diberikan kepada tim siswa yang sudah mencapai kriteria yang ditetapkan sebelumnya.
- Pembebanan tanggung jawab individu yang dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama, dengan menghitung skor kelompok atau nilai rata-rata siswa atau penilaian lainnya, seperti dalam model pembelajaran siswa. Kedua, melalui tugas dimana siswa diberi tanggung jawab khusus untuk bagian tertentu dari tugas kelompok.
- Kesempatan kesuksesan yang sama, merupakan ciri khas unik dari metode pembelajaran tim siswa, yang menggunakan struktur yang memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam berkontribusi dalam tim atau kelompok mereka.
- Persaingan dalam sebuah tim yang digunakan sebagai alat untuk memotivasi siswa untuk bekerja sama dengan anggota tim mereka.
- Pemisahan tugas yang melibatkan pemberian tugas spesifik kepada setiap anggota tim atau kelompok untuk menyelesaikan bagian-bagian tertentu dari tugas tersebut.
- Penyesuaian dengan kebutuhan kelompok, metode ini memungkinkan untuk menyelesaikan langkah-langkah dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
- Ciri-ciri pembelajaran cooperatif melibatkan beberapa aspek diantaranya yaitu:
- Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan materi belajar sesuai dengan kompetensi dasar yang diterapkan.
- Kelompok terbentuk dari siswa yang beragam tingkat kemampuan, termasuk yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah, serta berasal dari berbagai ras, budaya dan suku yang berbeda dengan memperhatikan kesetaraan gender.
- Penghargaan lebih ditekankan kepada kelompok dibandingkan kepada individu masing-masing. Model pembeljaran cooperatif tidak hanya mengajarkan kerjasama kepada peserta didik, tetapi juga mengajarkan kemampuan untuk menyelesaikan materi secara mandiri tanpa membedakan faktor-faktor sosial seperti ras, suku dan budaya serta memberikan penghargaan yang tinggi kepada kelompok-kelompok.
Pembelajaran cooperatif adalah sebuah metode belajar yang melibatkan pembelajaran dalam kelompok dengan tujuan agar siswa dapat mencapai beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan hasil belajar akademik, metode ini juga bertujuan untuk mencapai tujuan sosial yang beragam, serta meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik. Selain itu, tujuan lainnya adalah mempromosikan penerimaan terhadap perbedaan individu berdasarkan beberapa faktor seperti ras, suku, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan.Â
Pembelajaran cooperatif memberikan kesempatan bagi siswa dari berbagai latar belakang untuk bekerja secara cooperatif dallam menyelesaikan tugas-tugas akademik, sambil membangun penghargaan terhadap perbedaan individu. Mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja sama dan kolaborasi dalam menyelesaikan tugas dan masalah pembelajaran, dengan harapan  agar siswa dapat melatih ketrampilan sosial mereka, termasuk interaksi dan bersosialisasi dengan sesama.Â
Semua model pembelajaran dapat dianggap baik jika memenuhi prinsip-prinsip berikut, yang pertama yaitu semakin sedikit usaha yang dilakukan guru dan semakin aktif siswa dalam belajar, maka hasilnya akan  semakin baik. Kedua, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan guru untuk mengaktifkan siswa maka semakin baik. Ketiga, sesuai dengan gaya belajar siswa. Keempat, dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam pembelajaran learning cooperative, ada beberapa model yang bisa digunakan yaitu STAD, Jigsaw, GI, rotating trio exchange, dan group resume.
- Model Pembelajaran Collaborative Learning.
Collaborative learning adalah cara mengajar yang mendorong siswa untuk aktif selama proses belajar. Dalam model ini, siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mendorong siswa aktif selama proses pembelajaran. Collaborative learning ini membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir, bersosialisasi dan belajar menerima perbedaan pendapat. Pembelajaran collaborative ini dirancang untuk membantu siswa memahami konsep melalui pengalaman, belajar, observasi dan praktik. Hal ini melibatkan kolaborasi dalam memahami pengetahuan dan bekerja sama.
 Pembelajaran collaborative ini membantu siswa membangun pemahaman mereka sendiri dan bertanggung jawab untuk belajar dengan baik, sementara guru memfalisitasi pembelajaran, menciptakan lingkungan yang menyenangkan, memotivasi siswa dan menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk terus belajar. Pembelajaran collaborative lebih efektif terdiri dari lima orang dalam satu kelompok. Ciri utama dalam pembelajaran collaborative adalah bekerja sama, semua anggota kelompok harus aktif berpartisipasi. Â
Ciri-ciri pembelajaran collaborative learning adalah:
- Saling bergantung secara positif.
- Berinteraksi langsung dalam bekerja sama.
- Tanggung jawab individu untuk menyelesaikan tugas bersama.
- Memerlukan ketrampilan berkomunikasi dan berinterasi dalam kerja sama di dalam kelompok.
Berikut merupakan macam-macam model pembelajaran collaborative learning:
- Learning together, di dalam model pembelajaran ini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan kemampuan yang berbeda-beda. Setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dari guru penilaiannya didasarkan pada hasil kerja kelompok.
- Teams games tournament (TGT), setelah siswa belajar bersama, setiap anggota kelompok yang menjadi perwakilan kelompoknya bersaing dengan anggota kelompok lain, penilaiannya berdasarkan skor yang diperoleh oleh kelompok.
- Group investigation merupakan model pembelajaran dimana anggota kelompok bekerja sama untuk merencanakan dan melakukan penelitian serta memeahkan masalah dengan membagi tugas antara anggota dan menyajikan hasil penelitian mereka di kelas.
- Academic constructive constroversy, di dalam model pembelajaran ini anggota kelompok terlibat di dalam diskusi atau perdebatan yang di dasarkan pada apa yang telah mereka pelajari. Tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
- Jigsaw procedure, di dalam model pembelajaran ini setiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda-beda lalu mereka berbagi pengetahuan mereka dengan kelompok lain. Untuk memastikan siswa tersebut paham dengan materinya mereka ditest atau diberikan soal terkait dengan materi yang sudah dipelajari.
- Student team achievement divisions (STAD), di dalam model pembelajaran ini siswa di bagi ke dalam kelompok kecil di mana setiap siswa belajar dan bekerja sama antar teman anggota kelompoknya, setiap siswa dalam kelompok tidak hanya belajar dari guru tapi juga dari teman-teman sekelompoknya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H