Tuhan bolehkah ku bertanya mengapa?
Mengapa kau izinkan aku hidup?
Jika memang kelahirankuÂ
Mengubah kebahagiaan keluargaku
Papah mamah lebih menyayangi kakakku
Kakak terlahir sempurna
Tanpa ada cacat sedikit pun
Aku ingin seperti kakakku
Ia cantik bagai mutiara
Yang disayang dan dijaga
Sedangkan aku, cacat
Kakiku tak dapat menginjak
Telingaku tak dapat mendengar
Mulutku tak dapat berbicara
Tuhan, apa sebenarnya rencanamu?
Terkadang aku mengeluh
Mengapa fisikku tak seperti kakakku?
Tiba sepuluh tahun kemudian
Kupanjatkan syukurku padamu
Kuhaturkan terima kasihku padamu
Hari ini aku sangat senang
Aku bisa mengalahkan kakakku
Dosen dan motivator telah kugapai
Tuhan...
Sekarang aku faham maksud rencanamu
Kau mengajariku tentang arti keteguhan
Kesabaran dan kekuatan
Bahwa keterbatasan
Tak menghalangiku menggapai cita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H