Mohon tunggu...
Maratus Sakinah
Maratus Sakinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi yang sedang menyelesaikan skripsi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anteseden Produk Hijau dan Implikasinya Terhadap Kinerja Berkelanjutan yang Dimoderasi Oleh Permintaan Pelanggan

9 Juli 2024   15:41 Diperbarui: 9 Juli 2024   15:44 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Studi di UMKM Pangan Sidoarjo)

Di era yang semakin peduli terhadap lingkungan, konsep produk hijau dan iklim hijau menjadi pusat perhatian dalam strategi bisnis modern. Produk hijau adalah produk yang dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen tetapi juga untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Proses produksi produk hijau melibatkan penghematan energi dan pengurangan polusi serta limbah, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan produk konvensional. Produk hijau dirancang untuk tidak membahayakan lingkungan, tidak boros sumber daya, dan tidak menghasilkan limbah berlebihan.

Produk hijau juga dikenal karena kemasannya yang mudah didaur ulang, mengurangi jumlah sampah, dan meningkatkan kualitas serta desain produk. Inovasi produk hijau menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah lingkungan, sekaligus memperbaiki kinerja lingkungan dan mempromosikan keberlanjutan. Strategi produk berkelanjutan melibatkan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan energi. Indikator penting dalam strategi ini mencakup sumber bahan baku yang ramah lingkungan, keamanan produk, kemasan ramah lingkungan, dan sertifikasi eco label yang menegaskan komitmen perusahaan terhadap aspek lingkungan.

Iklim hijau mencerminkan suasana kerja dalam suatu industri yang menekankan praktik usaha ramah lingkungan. Ini mencakup kebijakan formal terkait keberlanjutan lingkungan, serta sikap, keyakinan, dan perilaku pekerja serta pemilik usaha terhadap isu-isu lingkungan. Dalam konteks ini, iklim hijau mengacu pada keberlanjutan lingkungan dan kesadaran akan dampak ekologis dari kegiatan usaha. Kebijakan, norma, dan budaya dalam organisasi mendukung upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan melalui inisiatif seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang efisien, dan pemilihan bahan baku ramah lingkungan.

Pentingnya iklim hijau meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran global tentang isu-isu lingkungan dan kebutuhan untuk bergerak menuju model bisnis yang lebih berkelanjutan. Iklim hijau tidak hanya menciptakan manfaat lingkungan tetapi juga memberikan nilai tambah dalam hal citra perusahaan, loyalitas pelanggan, dan posisi kompetitif di pasar yang semakin peduli terhadap keberlanjutan. Iklim hijau mencakup budaya di mana karyawan didorong untuk berpartisipasi dalam inisiatif berkelanjutan dan menjadi bagian dari pengambilan keputusan yang mendukung keberlanjutan. Iklim hijau bertujuan untuk mengurangi dampak negatif lingkungan dari kegiatan usaha serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan perusahaan.

Kapabilitas organisasi memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ini. Kapabilitas organisasi mencakup kemampuan, sumber daya, dan keahlian yang memungkinkan perusahaan bersaing dan menghasilkan nilai tambah. Kapabilitas ini melibatkan keterampilan, pengetahuan, teknologi, serta sumber daya dan materi yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional dengan efektif dan efisien. Dengan kapabilitas yang baik, perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis, mengidentifikasi peluang usaha, dan menghadapi tantangan yang berkembang di masyarakat, sehingga mencapai pertumbuhan dan keberlanjutan jangka panjang.

Manajemen juga memiliki peran kunci dalam membentuk cara pandang dan perilaku individu di dalam organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan. Komitmen manajemen terhadap isu-isu lingkungan menunjukkan sejauh mana perusahaan bersedia dan mampu merespons tantangan lingkungan. Komitmen ini mencakup bagaimana perusahaan merancang kebijakan, mengimplementasikan praktik, dan merespons perubahan dalam tuntutan lingkungan. Dengan komitmen yang tinggi, manajemen dapat menciptakan landasan yang kokoh untuk memprioritaskan inisiatif keberlanjutan, restrukturisasi internal, dan pengelolaan sumber daya yang bijak.

Permintaan pelanggan juga memainkan peran penting dalam membentuk strategi bisnis perusahaan. Konsumen yang semakin peduli terhadap lingkungan mendorong perusahaan untuk memperkenalkan produk yang berkelanjutan dan mengintegrasikan proses produksi yang ramah lingkungan. Inovasi menjadi sarana penting bagi perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin beragam dan memperoleh keunggulan kompetitif.

Kinerja berkelanjutan adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam jangka panjang dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kinerja berkelanjutan melibatkan pemangku kepentingan dalam aktivitas dan peningkatan sistem yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Tujuan akhirnya adalah memanfaatkan sumber daya sebaik mungkin dan meningkatkan efisiensi perusahaan, berdasarkan tiga dimensi: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kinerja berkelanjutan juga mempengaruhi daya saing perusahaan serta keputusan investor dalam menanamkan modal di perusahaan tersebut.

Secara keseluruhan, adopsi produk hijau dan iklim hijau, didukung oleh kapabilitas organisasi yang kuat, komitmen manajemen, dan pemahaman terhadap permintaan pelanggan, memainkan peran penting dalam kinerja berkelanjutan perusahaan. Dengan mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam produksi dan operasional sehari-hari, perusahaan dapat memenuhi tuntutan konsumen yang semakin peduli lingkungan, mencapai efisiensi jangka panjang, memperbaiki citra perusahaan, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Komitmen terhadap keberlanjutan ini menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan dan memperkuat posisinya di pasar yang semakin kompetitif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun