Mohon tunggu...
MARATUS SOLICHAH
MARATUS SOLICHAH Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berani hidup harus berani belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pemenuhan Kebutuhan Belajar Murid

12 November 2022   12:19 Diperbarui: 12 November 2022   12:45 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada modul 1 telah dijelaskan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap murid adalah pribadi yang unik  dan memiliki kodratnya  dengan segala keragaman.

Sebagai pendidik, kita harus memiliki nilai inovatif dan berpihak pada murid sehingga kita dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat yang dimiliki murid kita.

Peran kita sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menguatkan budaya positif pada ekosistem pembelajaran di kelas sehingga kondusif dan menyenangkan.  Visi seorang guru penggerak tentunya harus mampu mewujudkan murid yang bahagia, selamat sehingga mampu bertumbuh kembang secara optimal dengan berkarakter profil pelajar Pancasila.

Kita meyakini bahwa murid merupakan pribadi yang unik maka tentunya anak didik kita di kelas sangat beragam. Keberagaman yang mereka miliki sangat luas. Hal ini dikarenakan mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai kemampuan ekonomi berbeda, bahkan bukan hal yang tidak mungkin juga memiliki keberagaman fisik dan intelektualitas.  Dari keberagaman murid-murid kita ini maka sudah seyogyanya kita sebagai pendidik mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam.

Pembelajaran diferensiasi dapat menjadi jawaban atas tantangan keberagaman profil murid kita. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang didesain sesuai dengan kebutuhan murid kita. Kegiatan pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti guru mengajar dengan cara yang berbeda untuk setiap murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid-muridnya.

2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

3. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.

4.  Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran (kemdikbudristek, 2022, h.29).

Untuk memenuhi kebutuhan murid dalam belajar, setidaknya sebagai pendidik harus memperhatikan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah kesiapan belajar murid (readiness), minat murid, dan Profil belajar murid (Kemdikbudristek, 2022).

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Kesiapan belajar dalam menerima pengetahuan, keterampilan baru setiap murid tentunya berbeda. Kesiapan belajar bukan melulu tentang intelektualitas (IQ) murid, hal ini lebih pada keterampilan yang sudah dimiliki saat ini. Keterampilan yang sudah dimiliki murid apa sudah sesuai dengan keterampilan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar ini adalah untuk memastikan bahwa semua siswa diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat.

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.Ada kalanya murid yang minat dalam bidang sains, berhitung, tidak sedikit juga yang mempunyai minat di bidang seni.

Profil belajar murid mengacu pada bagaimana seorang murid dapat belajar dengan lebih baik. Profil belajar ini dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain lingkungan, budaya, kecerdasan majemuk, dan gaya belajar.

Pembelajaran berdiferensiasi mampu untuk mengatasi tantangan keberagaman murid yang dihadapi oleh guru. Bentuk diferensiasi pembelajaran terbagi menjadi 3, yaitu diferensiasi produk, konten, dan proses.

Diferensiasi konten berkaitan dengan strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.

Diferensiasi produk mengacu pada strategi membedakan produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.

Diferensiasi proses terkait pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami konten.

Pengimplementasian pembelajaran berdiferensiasi mampu memberikan pengalaman belajar baru terhadap murid. Meskipun pembelajaran berdiferensiasi mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak terhadap murid, namun juga memunculkan tantangan baru. Salah satu tantangan tersebut bersumber dari murid, merasa ada perbedaan pada hasil latihan ketika guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi produk. Tentunya hal ini akan memicu murid akan menanyakan alasan perbedaan tersebut. Menyikapi sikap kritis murid ini, hendaknya kita dari awal kegiatan pembelajaran sudah menjelaskan tujuan pembelajaran diferensiasi yang dilakukan.

Salam dan bahagia, semoga bermanfaat!

Sumber:

Kemdikbudristek, 2022. Modul 2.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid. Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun