Antropologi merupakan disiplin ilmu yang hampir ada disetiap kampus-kampus seluruh Indonesia, Ilmu Antropologi ini sekalipun masyhur di kampus-kampus negeri seperti UI, UGM, tidak kalah pentingnya ilmu ini juga di Universitas Islam ilmu ini dibahas dalam mata kuliah Metodologi Studi Islam dengan tema pendekatan antropologi.
Antropologi adalah studi tentang masyarakat dan budaya manusia serta perkembangannya, sedangkan dalam Encyclopaedia Britancca antropologi adalah ilmu kemanusiaan dalam berbagai aspek mulai dari biologi dan sejarah evolusi homo sapiens hingga ciri-ciri masyarakat dan budaya yang membedakan manusia dari spesies hewan lain. Menurut Yatim Abdullah antropologi adalah memahami aspek-aspek manusia khususnya tentang asal usul aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan masa lampau. Ilmu antropologi terbagi kepada dua yaitu, antropologi fisik yang mengkaji makhluk manusia sebagai organisme biologis,sedangkan antropologi budaya terdapat tiga cabang, yaitu arkeologi, linguistik, dan etongrafi.
Sedangkan menurut Adeng Muchtar Ghazali Antropologi agama adalah pengkajian agama berdasarkan pendekatan budaya, mengkaji manusia yang beragama. Dengan demikian pendekatan antropologi agama berarti mengaji cara beragama seseorang dalam menjalankan agamanya. Antropologi agama tidak membahas salah benarnya suatu agama dan segenap perangkatnya, seperti kepercayaan, ritual, wilayah antropologi hanya terbatas pada kajian terhadap fenomena yang muncul. Namun ilmu antropologi agama ini dalam masyarakat masih kurang dikenal bisa saja karena kurangnya minat masyarakat terhadap kajian-kajian agama dalam hubungannya dengan agama.
Padahal banyak hal yang harus ditinjau dari segi budaya agama itu sendiri, misalnya dilihat dari ritus, upacara, simbol-simbol agama, hal ini sangat menarik sebenarnya dikaji lebih mendalam untuk mengetahui dari sisi kebudayaannya dan filosofinya dan fenomenanya.
Menurut Atho Mudzhar ada lima fenomena agama yang dapat dikaji yaitu, scripture yaitu naskah atau sumber ajaran dan simbol agama, kedua, para penganut atau pemimpin pemuka agama, sikap, perilaku dan penghayatan para penganutnya, ketiga, ritus seperti lembaga dan ibadat, sepert shalat, haji, puasa, perkawinan, dan waris, keempat, alat-alat seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya, kelima, organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan seperti NU, Muhammadiyah, Perti, Persis,dan lain-lain
Misalnya ormas Muhammadiyah dengan simbol matahari di lambangnya,  NU dengan bintang sembilan  dilambangnya organisasinya hal ini mempunyai makna dibalik itu, Muhammadiyah dengan matahari mempunyai makna pencerahan merupakan sumber cahaya yang dapat menembus ke segala arah, sehingga bertujuan untuk mengembangkan harapan Muhammadiyah untuk dapat mencerahkan hati dan pikiran masyarkan dengan ajaran Islam, selanjutnya maka bintang sembilan dalam lambang NU memiliki makna diantarnya lambang kepemimpinan walisngo dalam mengembangkan dan menyebarkan Islam di Indonesia, bintang diatas merupakan Bintang paling besar diatas melambangkan Rasulullah Saw, empat bintang dibawah melambangka Khulafaur Rasyidin, empat bintang dibawah bola dunia melambangkan empat Imam besar mazhab dalam islam.
Selain simbol sebagai acuan dalam memahami pendekatan antropologi agama juga bisa dilihat dari segi  cara praktek ibadah seperti shufisme, zikir, dan doa, dalam ritual do'a misalnya ada satu kebiasaan masyarakat jika terjadi banyak musibah yang tak diduga lalu berupaya dengan doa tolak bala, supaya diangkat segera berbagai musibah yang melanda masyarakat tertentu.
Pada hakikatnya antropologi agama melihat masyarakat itu tidak dalam ruang kosong, tetapi banyak ditemukan keberagaman masyarakat dalam menjalankan dan menghayati agamanya masing-masing, dengan pendekatan antropologi seseorang akan mudah dan luwes menerima keberagaman tersebut karena ada hikmah-hikmah dan makna yang baik didalamnya.
Bahkan agama seseorang tidak tampak kalau ia tidak mempraktekkan, praktek agama seseorang akan sulit dipahami jika tidak dilihat dari segi prakteknya, dengan pendekatan antropologi agama akan membuka tabir penutup ini yang gelap menjadi terang.
Selanjutnya, antropologi agama juga dapat dilihat dari perilaku seseorang dalam beragama, maka agama semakin mudah dipahami dengan menggunakan metode ini akan menemukan titik terang dari perilaku beragama seseorang, hadirnya agama memberikan kebaikan, oleh sebab itu pendekatan antropologis ini sangat diperlukan sebab permasalah kehidupan beragama manusia hanya bisa dijelaskan dengan tuntas melalui pendekatan antropologi. Memahami secara antropologi akan menemukan peta-peta pemahaman seseorang dalam memahami agamanya, hal itu lumrah terjadi karena perbedaan itu sudah pasti ada didalam Islam. Namun perbedan itu adalah kekayaan, rahmat, perpecahan adalah azab. apabila melakukan pendekatan dengan antropologi akan merasakan keharmonisan dalam menjalan agama.Â