Pengetahuan sering kali dianggap sebagai kekuatan utama dalam kehidupan manusia. Ia diibaratkan pedang yang tajam, mampu menaklukkan tantangan dan memecahkan persoalan. Namun, tanpa kebijaksanaan, pengetahuan hanyalah alat kosong---seperti pedang tanpa gagang, berpotensi melukai pemiliknya sendiri. Kebijaksanaan adalah elemen yang memberi arah, memastikan bahwa pengetahuan digunakan untuk kebaikan, bukan kehancuran.
Artikel ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya belajar sebagai proses membangun kebijaksanaan. Mengacu pada filosofi Yunani klasik, terutama pandangan Plato dan Socrates, artikel ini menekankan bahwa pengetahuan dan kebijaksanaan harus berjalan seiring. Hanya dengan demikian, hidup dapat menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama.
Kebijaksanaan: Cermin Karakter yang Baik
Kebijaksanaan, menurut Plato, adalah salah satu dari empat kebajikan utama, bersama keberanian, pengendalian diri, dan keadilan (Plato, trans. 2004). Plato percaya bahwa kebijaksanaan bukan hanya soal memiliki pengetahuan, tetapi juga tentang kemampuan menggunakannya untuk mencapai keadilan dan kebaikan. Dalam The Republic, Plato menggambarkan kebijaksanaan sebagai kualitas yang dimiliki oleh pemimpin ideal, seseorang yang memahami "kebaikan tertinggi" dan mampu menerapkannya dalam tindakan.
Socrates, guru Plato, memiliki pandangan yang serupa namun lebih personal. Ia mengajarkan bahwa kebijaksanaan sejati dimulai dengan pengakuan atas ketidaktahuan. "Saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa," adalah salah satu pernyataan paling terkenal dari Socrates, yang menggambarkan pentingnya rendah hati dalam proses belajar (Plato, trans. 2004). Bagi Socrates, kebijaksanaan adalah perjalanan tanpa akhir menuju pemahaman yang lebih baik, bukan pencapaian akhir.
Filosofi ini sejalan dengan pepatah "ilmu padi," yang mengatakan bahwa semakin banyak kita tahu, semakin kita merunduk. Orang yang benar-benar bijaksana tidak pernah berhenti belajar, tidak pernah berhenti merenungkan, dan tidak pernah berhenti berbagi pengetahuannya untuk kebaikan bersama.
Pengetahuan Tanpa Kebijaksanaan: Bahaya yang Mengintai
Di era modern, akses terhadap pengetahuan tidak pernah semudah ini. Internet menyediakan lautan informasi yang dapat diakses dalam hitungan detik. Namun, tanpa kebijaksanaan, informasi ini dapat menjadi bumerang. Informasi yang salah atau digunakan secara tidak bijaksana dapat menyebabkan konflik, kebencian, dan disinformation.
Socrates pernah memperingatkan tentang bahaya "pengetahuan tanpa kebajikan." Ia percaya bahwa pengetahuan yang tidak disertai dengan kebijaksanaan dapat menjerumuskan manusia ke dalam kejahatan (Plato, trans. 2004). Dalam konteks modern, hal ini terlihat dalam berbagai isu global seperti perubahan iklim, di mana pengetahuan tentang kerusakan lingkungan sering kali tidak diiringi dengan tindakan bijaksana untuk mencegahnya.
Belajar: Proses yang Tak Pernah Usai
Belajar adalah inti dari kebijaksanaan. Seperti yang diajarkan oleh Socrates, belajar bukan hanya tentang mengumpulkan fakta, tetapi juga tentang merenungkan makna dari fakta-fakta tersebut. Plato, dalam Meno, menyatakan bahwa belajar adalah proses mengingat (anamnesis)---yaitu mengungkap kembali kebenaran yang sudah ada dalam jiwa manusia sejak lahir (Plato, trans. 2004).