Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti baru-baru ini memaparkan konsep deep learning sebagai metode pembelajaran baru yang akan diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia. Dikenal juga sebagai deep learning ful-ful, metode ini bertujuan menciptakan pembelajaran yang mindful, joyful, dan meaningful. "Dengan deep learning ini kami tentu berharap pembelajaran jadi menyenangkan, murid jadi betah, dan memahami mengapa mereka mempelajari sesuatu," jelas Abdul Mu'ti (2024). Namun, wacana ini memunculkan pertanyaan: bagaimana guru dapat menjalankan konsep deep learning secara efektif?
MenteriPenelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pendekatan seperti deep learning lebih ditentukan oleh peran guru daripada sekadar perubahan kurikulum (Fullan, 2020). Empat pendekatan utama yang dapat digunakan guru---training, coaching, mentoring, dan facilitating---adalah kunci untuk memastikan pembelajaran tetap berpusat pada siswa dan relevan di berbagai konteks.
1. Training: Dasar Pemahaman yang Kokoh
Menurut Joyce dan Weil (2009), training adalah pendekatan yang memberikan siswa keterampilan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan ke tahap pembelajaran berikutnya. Dalam konteks deep learning, training bertujuan untuk membangun fondasi pengetahuan yang kokoh pada siswa, sehingga mereka bisa memahami konsep lebih mendalam pada tahap-tahap berikutnya. Pendekatan ini memberikan pemahaman dasar yang diperlukan sebelum siswa dapat terlibat dalam eksplorasi lebih lanjut. Sebagai contoh, dalam pelajaran matematika, guru dapat memulai dengan memberikan latihan soal-soal dasar tentang aljabar sebelum membahas topik yang lebih rumit. Menurut penelitian terbaru, penerapan training yang efektif berhubungan langsung dengan peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang lebih kompleks di masa depan (Guskey, 2018).
Training juga membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan teknis yang diperlukan untuk melanjutkan ke topik yang lebih berat dan lebih mendalam. Keberhasilan metode ini tergantung pada kemampuan guru untuk mengajarkan konsep dasar dengan jelas dan terstruktur. Dengan cara ini, siswa dapat merasa lebih percaya diri untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam pembelajaran mereka. Sebuah studi oleh McTighe dan Wiggins (2019) menunjukkan bahwa ketika siswa memiliki landasan yang kuat, mereka akan lebih siap dan mampu untuk menerapkan pengetahuan mereka pada masalah yang lebih kompleks.
2. Coaching: Memotivasi untuk Pertumbuhan Individu
Coaching dalam konteks deep learning bertujuan untuk membantu siswa mencapai potensi mereka melalui panduan dan umpan balik yang mendukung (Whitmore, 2017). Pendekatan ini memberi kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Sebagai contoh, dalam pelajaran bahasa Inggris, seorang guru bisa berperan sebagai coach dengan memberikan umpan balik tentang penulisan esai siswa, kemudian mendorong siswa untuk merevisi dan meningkatkan kualitas tulisan mereka. Umpan balik ini bisa berupa pertanyaan reflektif seperti, "Apa yang kamu coba sampaikan dalam paragraf ini?" atau "Bagaimana kamu bisa memperjelas argumenmu?"
Sebuah studi oleh Grant dan Greene (2018) menunjukkan bahwa coaching yang efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis dan mencari solusi kreatif. Pendekatan coaching yang baik juga mendorong siswa untuk lebih terlibat dalam pembelajaran mereka, mempercepat perkembangan keterampilan mereka, dan membangun rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Selain itu, coaching memberikan peluang bagi siswa untuk memperoleh perspektif dari seorang pendidik yang lebih berpengalaman. Dengan demikian, coaching bukan hanya sekedar memberikan jawaban, tetapi juga mendorong siswa untuk menemukan solusi mereka sendiri, meningkatkan rasa kemandirian dan pengembangan diri mereka (Hattie, 2012). Guru yang mampu memberikan coaching yang efektif akan membantu siswa tidak hanya dalam memahami materi, tetapi juga dalam mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan mereka setelah sekolah.
3. Mentoring: Memberikan Inspirasi dan Arahan
Mentoring merupakan pendekatan yang lebih personal dan berfokus pada pengembangan karakter dan tujuan jangka panjang siswa (Zachary, 2021). Dalam konteks deep learning, seorang mentor berperan penting dalam membantu siswa mengaitkan pembelajaran di kelas dengan aspirasi pribadi mereka. Misalnya, dalam mata pelajaran sejarah, seorang guru bisa berbagi pengalaman hidup atau kisah inspiratif dari tokoh-tokoh yang relevan dengan topik yang sedang dipelajari, sehingga siswa dapat lebih mengerti nilai-nilai yang ada di balik pelajaran yang mereka pelajari.