Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari "Cogito Ergo Sum" ke Homo Digitalis: Kompetensi Digital Guru Jaman Now

12 November 2024   22:50 Diperbarui: 12 November 2024   22:54 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era transformasi digital, kompetensi guru mengalami perubahan mendasar yang tak bisa diabaikan. Jika dahulu Descartes merumuskan hakikat keberadaan manusia melalui filsafat "cogito ergo sum" (aku berpikir, maka aku ada), saat ini mungkin kita perlu menambahkan dimensi lain: keberadaan kita semakin dikonfirmasi oleh kehadiran di dunia digital. Manusia abad ini, termasuk para pendidik, bergerak menuju fase "homo digitalis"---manusia yang terhubung dengan teknologi secara integral, memanfaatkan perangkat digital sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan transformasi ini, kompetensi digital bukan lagi sebuah tambahan, melainkan menjadi syarat mutlak bagi guru yang ingin relevan dan efektif di dunia pendidikan zaman now.

Kompetensi digital bukan sekadar kemampuan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras dalam mengajar; kompetensi ini menyatukan teknologi dengan pemahaman pedagogik. Kompetensi digital berarti guru dapat mengoptimalkan teknologi sebagai sarana belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga tidak sekadar mengganti papan tulis dengan layar proyektor. Peneliti asal Ukraina, Bliznyuk dan Tetyana, telah mendefinisikan lima kriteria utama yang wajib dimiliki oleh guru dalam mengembangkan kompetensi digital mereka. Berikut adalah uraian dari lima kriteria tersebut:

1. Pengetahuan Teknologi dan Informasi

Kompetensi pertama yang disampaikan oleh Bliznyuk dan Tetyana adalah pengetahuan yang mendalam mengenai teknologi dan informasi. Guru tidak hanya dituntut memahami fungsi dasar perangkat digital, tetapi juga bagaimana mengakses, menganalisis, dan menyaring informasi secara efektif. Di dunia yang penuh dengan informasi, kemampuan untuk menemukan sumber informasi yang kredibel dan relevan sangat penting. Guru harus bisa mengajarkan peserta didik cara membedakan informasi yang benar dari yang salah, sekaligus memandu mereka dalam menyaring informasi yang berlimpah dan sering kali membingungkan.

2. Pengelolaan Data dan Pengetahuan

Di era data, guru yang kompeten secara digital perlu memahami cara menyimpan, mengelola, dan memanfaatkan data yang relevan dalam proses belajar mengajar. Kriteria ini menuntut guru untuk dapat menggunakan platform pembelajaran berbasis data, seperti Learning Management Systems (LMS) atau perangkat lunak lain yang bisa menampung dan memproses data performa siswa. Hal ini memungkinkan guru memantau perkembangan setiap siswa dengan lebih akurat, melakukan evaluasi berbasis data, dan menyusun strategi belajar yang personalisasi.

Pengelolaan data juga melibatkan pemahaman atas keamanan dan privasi informasi peserta didik, yang menjadi isu penting di dunia digital. Guru yang kompeten harus mampu memastikan bahwa data peserta didik aman dan tidak disalahgunakan, serta paham dengan regulasi terkait privasi data.

3. Desain dan Pengembangan Konten Digital

Kemampuan dalam mendesain dan mengembangkan konten digital yang menarik dan relevan juga merupakan bagian dari kompetensi digital yang penting. Dalam kriteria ini, guru perlu memiliki kreativitas dalam membuat bahan ajar digital seperti video, infografis, dan presentasi interaktif yang mampu menarik minat siswa. Bliznyuk dan Tetyana menekankan pentingnya kemampuan guru untuk mendesain pengalaman belajar yang tidak hanya informatif, tetapi juga memotivasi dan meningkatkan keterlibatan peserta didik.

Dengan menguasai desain konten digital, guru dapat menghidupkan pelajaran yang kompleks, menjadikan konsep-konsep abstrak menjadi lebih mudah dipahami, dan memberikan variasi pengalaman belajar sehingga tidak monoton.

4. Komunikasi dan Kolaborasi Digital

Di dunia pendidikan digital, guru harus bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan kerja, siswa, dan orang tua siswa secara efektif melalui media digital. Kriteria ini mencakup pemahaman atas berbagai platform komunikasi, mulai dari email, aplikasi chat, hingga media sosial, serta kemampuan memilih platform yang sesuai untuk tujuan komunikasi tertentu. Dalam kriteria ini, guru perlu mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara etis dan efektif, sehingga pesan tersampaikan dengan baik tanpa menimbulkan kesalahpahaman.

Kemampuan kolaborasi digital juga membuka peluang untuk berjejaring dengan komunitas pendidikan yang lebih luas. Guru dapat belajar dari praktik terbaik di sekolah-sekolah lain, saling berbagi ide, dan bahkan merencanakan kolaborasi lintas negara melalui berbagai platform.

5. Etika Digital dan Keamanan Siber

Dalam menggunakan teknologi, guru juga bertanggung jawab mengajarkan etika digital kepada siswa, termasuk tentang keamanan siber. Kriteria ini mengajarkan guru untuk memahami risiko-risiko di dunia maya dan membimbing siswa dalam menghadapinya. Penggunaan teknologi tidak lepas dari berbagai potensi risiko seperti pencurian data, penipuan digital, dan perundungan siber. Guru yang memiliki kompetensi digital mampu memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga keamanan informasi pribadi dan bagaimana bertindak dengan etis di dunia maya.

Selain itu, guru juga perlu sadar akan jejak digital yang ditinggalkan siswa, serta membantu mereka memahami dampak perilaku digital di masa depan. Etika digital menjadi bagian penting dalam membentuk "homo digitalis" yang bertanggung jawab di era modern.

Mengembangkan Kompetensi Digital sebagai Bagian dari Kompetensi Profesional

Perlu dicatat bahwa kompetensi digital tidak berdiri sendiri. Kompetensi ini perlu diselaraskan dengan kompetensi profesional lainnya seperti kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian. Ketika kompetensi digital dikembangkan dalam kerangka pedagogi, guru bukan hanya menjadi fasilitator pembelajaran yang menggunakan teknologi, tetapi juga menjadi pemandu dalam memahami, memanfaatkan, dan menciptakan dampak positif melalui teknologi di lingkungan belajar.

Seiring perkembangan zaman, peran guru berubah dari sekadar sumber pengetahuan menjadi pembimbing yang membuka jalan bagi siswa dalam menjelajahi pengetahuan secara mandiri. Kompetensi digital memungkinkan guru untuk memfasilitasi pembelajaran yang adaptif, sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya, serta mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan abad 21.

Menuju "Homo Digitalis" yang Berwawasan Global

Pergeseran dari "cogito ergo sum" menuju "homo digitalis" adalah peralihan filosofis yang mencerminkan perubahan besar dalam kehidupan manusia. Guru yang adaptif dan terus mengembangkan kompetensi digital akan berperan besar dalam menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan global. Mereka adalah pemandu "homo digitalis" yang bukan hanya memiliki wawasan luas tetapi juga mampu beradaptasi dan berpikir kritis di tengah kemajuan teknologi.

Membangun kompetensi digital bagi guru bukan hanya tuntutan, melainkan bagian dari tanggung jawab profesional yang memungkinkan guru menjadi figur yang relevan, inspiratif, dan membimbing peserta didik menuju masa depan yang lebih cerah di tengah derasnya arus digitalisasi. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun