Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengembangkan Kreativitas Guru dalam Mengajar - Membuka Ruang bagi Ekspresi & Inovasi di Kelas

6 November 2024   22:45 Diperbarui: 6 November 2024   22:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pixabay.com

Dalam pendidikan, kreativitas sering kali dianggap sebagai komponen esensial yang membantu siswa berkembang dan menyesuaikan diri dengan tantangan dunia yang semakin kompleks. Namun, seperti yang diungkapkan oleh filsuf R. G. Collingwood, kreativitas bukanlah keterampilan yang dapat sepenuhnya diajarkan atau dikendalikan melalui teknik-teknik tertentu. Ia adalah sebuah proses yang bersifat alamiah dan tidak selalu logis, di mana seseorang bekerja melalui pengalaman, ingatan, dan berbagai media untuk mengekspresikan sesuatu yang baru dan orisinal. Kreativitas membutuhkan ruang---baik itu ruang waktu atau bahkan suasana yang mendukung---agar alam bawah sadar dapat bekerja dan membuat koneksi yang di luar pemikiran analitis atau rasional.

Namun, dalam konteks pendidikan modern yang sering kali sangat terstruktur, waktu dan ruang bagi kreativitas sering dikompromikan. Di mana saya mengajar, misalnya, sistem pendidikan cenderung mengoptimalkan waktu untuk memenuhi kebutuhan akuntabilitas dan pencapaian siswa. Sesi kreatif dan kegiatan yang mengasah kemampuan berpikir inovatif justru dijadwalkan dalam periode tertentu dan hanya dalam mata pelajaran tertentu. Pertanyaannya, apakah kondisi ini cukup mendukung perkembangan kreatif yang diperlukan siswa untuk menghadapi tantangan di era digital?

Jawabannya, sayangnya, sering kali adalah tidak. Untuk mengembangkan kreativitas di dalam kelas, guru perlu menghadirkan ruang yang lebih fleksibel dan memberi siswa kebebasan untuk mengeksplorasi tanpa tekanan berlebihan untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat diimplementasikan oleh guru dalam mengembangkan kreativitas di kelas sekaligus mempertahankan manajemen kelas yang baik:

1. Ciptakan Ruang untuk Berpikir Bebas Tanpa Tekanan

Guru sering kali merasa terdorong untuk memenuhi target tertentu dan menyelesaikan materi dalam waktu yang ketat. Hal ini bisa menyebabkan pembelajaran menjadi terlalu berorientasi pada hasil dan mengabaikan proses. Kreativitas membutuhkan proses yang tenang dan tidak terburu-buru. Cobalah untuk menyediakan sesi-sesi tertentu dalam pembelajaran di mana siswa dapat bereksplorasi, bertanya, dan bereksperimen tanpa adanya tekanan untuk mencapai hasil akhir yang sempurna.

Misalnya, dalam pelajaran bahasa, ajak siswa untuk menulis cerita pendek atau puisi berdasarkan pengalaman pribadi mereka tanpa harus fokus pada aspek teknis seperti tata bahasa atau format yang kaku. Dorong mereka untuk berpikir bebas dan berekspresi sesuai dengan cara mereka sendiri. Hal ini tidak hanya memberi ruang untuk kreativitas tetapi juga membuat pembelajaran lebih bermakna dan personal.

2. Integrasikan Seni dalam Berbagai Mata Pelajaran

Seperti kata Collingwood, kreativitas adalah proses di mana kita bekerja melalui berbagai media untuk menemukan sesuatu yang baru. Mengintegrasikan seni, musik, dan gerakan dalam berbagai mata pelajaran bisa menjadi cara efektif untuk merangsang kreativitas. Seni adalah medium yang sangat terbuka untuk interpretasi pribadi dan bisa menjadi sarana untuk siswa mengekspresikan diri secara bebas.

Dalam pelajaran sains, misalnya, siswa dapat diminta untuk menggambar konsep-konsep ilmiah atau membuat proyek visual dari apa yang mereka pelajari. Penggabungan seni ke dalam subjek akademis bisa memberikan ruang bagi ekspresi kreatif sambil tetap menjaga relevansi materi pelajaran.

3. Latih Teknik "Divergent Thinking" dalam Pembelajaran

Pola pikir divergen adalah proses berpikir di mana kita mendorong siswa untuk menemukan berbagai solusi untuk satu masalah, daripada berfokus pada jawaban yang benar saja. Hal ini bertujuan untuk merangsang cara berpikir kreatif yang lebih luas dan fleksibel. Dalam situasi dunia nyata, jarang sekali ada satu jawaban yang benar untuk setiap permasalahan, sehingga melatih pola pikir divergen menjadi sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun