Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kerja Tanpa Drama Vs No Ngerumpi - Kunci Lingkungan Kerja Bahagia

19 Oktober 2024   23:08 Diperbarui: 19 Oktober 2024   23:16 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda merasa tidak nyaman di tempat kerja karena ada budaya "ngerumpi" yang terus berkembang? Atau mungkin, pernahkah Anda menyaksikan situasi di mana geng tertentu di kantor selalu merasa lebih unggul dari yang lain, bahkan melindungi anggota mereka meskipun ada pelanggaran aturan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering muncul dalam dinamika lingkungan kerja: Apakah ada diskriminasi budaya di tempat kerja Anda? Bagaimana cara menangani perundungan atau bullying dalam tim? Apakah objektivitas selalu dipertahankan dalam menilai kinerja rekan kerja? Seberapa sering loyalitas kepada kelompok tertentu membuat aturan menjadi fleksibel? Apakah lingkungan kerja Anda kondusif untuk kolaborasi yang sehat, atau lebih sering diwarnai persaingan yang tidak perlu?

Budaya Ngerumpi: Bahaya Tersembunyi di Tempat Kerja

"Ngerumpi" atau gosip di tempat kerja tidak hanya merusak hubungan antarindividu, tetapi juga dapat menciptakan atmosfer kerja yang tidak sehat. Ketika rekan-rekan kerja lebih fokus pada percakapan di balik layar daripada kinerja atau produktivitas, ada beberapa dampak negatif yang muncul:

  • Distrust (Ketidakpercayaan): Ketika rumor menyebar, kepercayaan antar rekan kerja mulai hilang. Rasa curiga berkembang, membuat hubungan menjadi dingin dan penuh ketidakpastian.

  • Kehilangan Objektivitas: Dalam lingkungan kerja yang penuh gosip, kinerja sering kali tidak dinilai berdasarkan meritokrasi atau kemampuan individu, tetapi lebih karena kedekatan personal atau afiliasi kelompok tertentu.

  • Produktivitas Menurun: Gosip biasanya memakan waktu dan perhatian, mengalihkan fokus dari tugas utama. Ini bisa berdampak buruk terhadap output kerja.

Ketika loyalitas terhadap "geng" di tempat kerja lebih penting daripada loyalitas terhadap nilai-nilai perusahaan, kita mulai kehilangan objektivitas. Setiap pelanggaran aturan dilihat melalui lensa kelompok. Anggota yang melanggar mungkin dibela tanpa alasan jelas, dan hal ini merusak keadilan dan nilai integritas dalam bekerja. Situasi seperti ini dapat memperparah perpecahan internal dan menciptakan polarisasi di antara karyawan.

Langkah-langkah Mencegah Budaya Ngerumpi di Tempat Kerja

Bagaimana caranya menghindari "ngerumpi" dan tetap menjaga relasi kerja yang hangat? Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa diterapkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan objektif:

  1. Bangun Komunikasi Terbuka: Salah satu alasan utama mengapa gosip berkembang adalah karena kurangnya transparansi dan keterbukaan. Ketika komunikasi terbuka diterapkan di tempat kerja, karyawan akan merasa lebih nyaman untuk berbicara langsung, tanpa harus berbisik di belakang layar.

  2. Berfokus pada Kolaborasi, Bukan Kompetisi: Lingkungan kerja yang sehat adalah tempat di mana kolaborasi dihargai lebih dari kompetisi. Ketika individu saling mendukung, kesempatan untuk "ngerumpi" berkurang karena mereka merasa didukung dan dihargai.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun