Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghidupi Semangat Santo Fransiskus: Kerendahan Hati dan Cinta Lingkungan

5 Oktober 2024   03:01 Diperbarui: 5 Oktober 2024   03:09 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan Santo Fransiskus Day di SMA Regina Pacis Jakarta pada 4 Oktober 2024 menjadi momen berharga untuk merenungkan kerendahan hati dan kepedulian terhadap alam. Seluruh warga sekolah diajak melihat lebih dalam figur Santo Fransiskus Asisi, pelindung ekologis, dan memperkuat komitmen mereka dalam menjaga lingkungan melalui kegiatan Adiwiyata yang diadakan sebagai bagian dari perayaan tersebut.

Dalam homilinya, Rm Rolly, Pr, menekankan pentingnya kerendahan hati sebagai landasan keberhasilan sejati dalam hidup. Ia mengingatkan bahwa kesuksesan yang hakiki tidak hanya datang dari kemampuan intelektual atau materi, tetapi juga dari sikap merendahkan diri, membuka hati, dan mengasihi sesama. Pesan ini sangat relevan dalam konteks kehidupan modern yang sering kali mengedepankan kompetisi dan pencapaian pribadi, namun melupakan pentingnya relasi yang tulus dan saling mendukung.

Sebelum misa dimulai, Sr. Angela, FMM, memimpin momen refleksi yang berfokus pada semangat Santo Fransiskus Asisi. Ia mengajak seluruh peserta untuk merenungkan bagaimana Santo Fransiskus mencintai alam dan semua makhluk hidup, dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Sr. Angela juga mengingatkan bahwa semangat cinta pada alam harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sekadar menjadi refleksi tetapi diwujudkan dalam aksi nyata untuk menjaga lingkungan.

Figur Santo Fransiskus memang dikenal karena cinta dan perhatiannya yang mendalam terhadap alam. Dia menganggap setiap makhluk hidup, mulai dari tumbuhan hingga hewan, sebagai bagian dari keluarganya. Baginya, bumi ini adalah ibu yang memberikan kehidupan dan harus diperlakukan dengan hormat dan kasih sayang. Gaya hidupnya yang penuh kesederhanaan dan kepekaan terhadap alam menjadi teladan yang relevan hingga kini, terutama dalam era di mana perusakan lingkungan menjadi isu global.

Sebagai wujud nyata dari semangat cinta lingkungan ini, SMA Regina Pacis juga menggelar kegiatan Adiwiyata dalam perayaan ini. Setiap kelas diwakili oleh peserta didik yang membawa persembahan berupa pot bunga saat misa. Persembahan simbolis ini mencerminkan komitmen sekolah untuk menghijaukan lingkungan dan menjaga kesuburan tanah. Pot bunga tersebut tidak hanya menjadi lambang, tetapi juga harapan agar budaya peduli lingkungan terus tumbuh di lingkungan sekolah.

Melalui kegiatan Adiwiyata ini, peserta didik diajak untuk merenungkan peran mereka dalam menjaga lingkungan dan mempraktikkan cinta pada alam secara konkret. Menanam tanaman di sekolah bukan hanya kegiatan fisik, tetapi juga langkah nyata untuk mewujudkan nilai-nilai kerendahan hati dan cinta lingkungan yang telah dicontohkan oleh Santo Fransiskus.

Perayaan Santo Fransiskus Day tahun ini menjadi momentum penting untuk menyadarkan semua pihak, baik guru maupun peserta didik, akan tanggung jawab mereka dalam menjaga alam. Nilai-nilai kerendahan hati yang diajarkan oleh Santo Fransiskus tidak hanya diterapkan dalam hubungan antar manusia, tetapi juga dalam relasi kita dengan alam. Dengan meneladani sikap rendah hati Santo Fransiskus, seluruh komunitas sekolah diingatkan bahwa kehidupan yang bermakna adalah kehidupan yang penuh kasih, tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap seluruh ciptaan Tuhan.

Melalui perayaan ini, SMA Regina Pacis Jakarta meneguhkan komitmennya untuk menjadikan kerendahan hati dan cinta lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari pendidikan karakter peserta didik. Semoga semangat Santo Fransiskus terus hidup dalam diri setiap peserta didik dan menginspirasi mereka untuk menjaga bumi sebagai rumah bersama yang harus dirawat dengan penuh cinta dan tanggung jawab. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun