Sabtu, 28 September 2024, menjadi hari yang penuh pembelajaran bagi para guru di Sekolah Santo Paulus Sunter. Dalam workshop bertajuk "Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Santo Paulus Sunter," para pendidik mendapatkan kesempatan untuk memperdalam pemahaman tentang pedagogi---seni dan ilmu mendidik yang esensial bagi kualitas pembelajaran. Diselenggarakan oleh Sekolah Santo Paulus bekerja sama dengan Tyas Militia Study, kegiatan ini menegaskan pentingnya pengembangan kompetensi guru melalui program-program pelatihan yang relevan dan inspiratif.
Workshop ini dibagi menjadi tiga sesi yang memberikan wawasan dan keterampilan berbeda bagi para peserta. Sesi pertama dibawakan oleh Ibu Linda, seorang psikolog, dengan topik "Mendampingi Peserta Didik Dasar Berdasarkan Perkembangan Anak." Ibu Linda menggarisbawahi pentingnya memahami perkembangan emosional, sosial, dan akademik siswa untuk mendukung mereka secara optimal. Dengan pendekatan yang adaptif, para guru diajak melihat bagaimana strategi pedagogi yang tepat dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mendampingi siswa di setiap tahap perkembangannya.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Coach Maran, Instruktur Program Guru Penggerak dan Kepala SMA Regina Pacis Jakarta. Dengan gaya interaktif, Coach Maran memulai paparannya dengan pertanyaan mendasar tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan berkualitas. Beliau menekankan bahwa pendidikan yang baik tidak hanya dilihat dari kurikulum yang dirancang sempurna, tetapi juga dari bagaimana guru menerapkan pedagogi sebagai fondasi dalam proses belajar mengajar. Pedagogi bukan sekadar metode mengajar; ia mencakup seni dan keterampilan memahami peserta didik secara menyeluruh, serta kemampuan untuk menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman.
Dalam paparannya, Coach Maran menyoroti lima komponen utama pedagogi yang harus dikuasai guru:
Pemahaman Terhadap Karakteristik Peserta Didik: Guru harus mampu memahami karakteristik siswa, mulai dari aspek kognitif, emosional, hingga sosial. Pemahaman ini penting untuk merancang strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik.
Kemampuan Merancang Pembelajaran yang Menarik, Relevan, dan Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran: Guru perlu merancang pengalaman belajar yang tidak hanya menarik perhatian siswa, tetapi juga relevan dengan tujuan pembelajaran. Ini mencakup penyusunan rencana pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Kemampuan Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif dan Menggunakan Berbagai Metode Pembelajaran yang Efektif: Lingkungan belajar yang aman dan nyaman akan mendukung siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar. Guru juga perlu fleksibel dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran, seperti diskusi, simulasi, dan proyek, untuk mengakomodasi gaya belajar yang beragam.
Kemampuan Menilai Proses dan Hasil Belajar Siswa Secara Objektif dan Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Penilaian tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga proses belajar siswa. Umpan balik yang tepat dan membangun akan membantu siswa memahami kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.
Kemampuan Berkomunikasi dengan Peserta Didik, Orang Tua, dan Rekan Sejawat Secara Efektif: Komunikasi yang baik dengan siswa, orang tua, dan sesama guru merupakan kunci untuk menciptakan ekosistem belajar yang suportif. Guru perlu mengembangkan kemampuan komunikasi yang empatik, jelas, dan terbuka.
Coach Maran juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antar-guru dalam mengembangkan profesionalisme. Menurutnya, pembelajaran yang efektif tidak hanya bergantung pada kemampuan individu, tetapi juga bagaimana guru saling mendukung dan belajar dari satu sama lain.
Setelah istirahat makan siang, sesi ketiga yang kembali dipandu oleh Coach Maran menjadi momen yang sangat dinanti. Pada sesi ini, peserta diajak berdiskusi dan merancang pembelajaran dengan mempertimbangkan tabel indikator kompetensi pedagogi guru. Sesi ini menantang para guru untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari dan mendiskusikan implementasinya di kelas. Para peserta terlibat aktif dalam merancang strategi pembelajaran yang inovatif dan adaptif, menjadikan sesi ini sebagai ruang kolaboratif yang kaya akan ide dan solusi.