Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Teologis Fun Day Recisian 2.0: Menggali Kedalaman Spiritualitas di Tengah Kebersamaan

19 September 2024   07:38 Diperbarui: 19 September 2024   07:44 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Pasir Putih Belitung/dokpri

Spiritualitas dan Kebersamaan sebagai Wujud Karya Allah

Kegiatan Fun Day ini, dengan segala variasi aktivitasnya, memberikan spiritual well-being bagi seluruh karyawan. Mengunjungi replika Sekolah Laskar Pelangi, menikmati pantai di Tanjung Tinggi dan Tanjung Kelayang, serta snorkeling di Pulau Harapan dan Pulau Lengkuas bukan sekadar rekreasi, tetapi kesempatan untuk merasakan kedekatan dengan alam dan menghayati keindahan karya Tuhan.

Beata Maria de la Passion, pendiri Tarekat FMM, mengajarkan tentang kesederhanaan dan pengabdian dalam menjalani hidup. Pesan ini tercermin dalam kegiatan di Pulau Belitung, yang membawa kita pada kesadaran akan kesederhanaan dan spiritualitas St. Fransiskus Asisi, pelindung Sekolah Regina Pacis. Kesederhanaan dan kedekatan dengan alam adalah dua elemen penting dalam spiritualitas Fransiskan yang dapat kita rasakan dalam setiap langkah perjalanan di pulau ini.

Refleksi Teologis: Mendalami Cinta Allah Lewat Pengalaman

Paus Fransiskus, dalam Instrumentum Laboris Seri Dokumen Gerejawi No. 97 tentang Pendidikan Katolik, dengan tegas menyatakan bahwa "Pendidikan adalah salah satu bentuk tertinggi dari kasih, karena ia bertujuan mengembangkan manusia secara utuh." Ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan atau keterampilan, melainkan sebuah panggilan untuk membentuk manusia dalam segala aspeknya---baik akal, hati, maupun jiwanya. Pendidikan adalah jalan bagi setiap individu untuk mengenal cinta Allah secara mendalam dan utuh, sebab cinta itu harus dihayati dalam pengalaman hidup sehari-hari.

Pengalaman Fun Day yang diselenggarakan bukan sekadar aktivitas rekreasi, melainkan sebuah perwujudan nyata dari kasih Allah. Dalam kebersamaan dan kegembiraan, setiap individu diajak untuk merefleksikan bagaimana kasih Allah hadir melalui interaksi satu sama lain dan melalui alam ciptaan-Nya. Dengan merasakan keindahan alam dan harmoni hubungan antarpribadi, kita diajak merenungkan kehadiran Allah yang selalu menyertai, membimbing, dan mencintai umat-Nya tanpa syarat. Kasih ini tak hanya diungkapkan dalam doa atau liturgi, tetapi juga dalam keseharian.

Karl Rahner, seorang teolog terkemuka, menegaskan pentingnya menyadari "kehadiran misteri Allah dalam kehidupan sehari-hari." Dalam konteks Fun Day, kehadiran misteri ini tampak dalam momen-momen sederhana seperti tertawa bersama, bermain di alam, dan berinteraksi dengan rekan kerja. Setiap pertemuan dan kejadian menjadi kesempatan untuk merasakan kehadiran Allah yang tidak jauh, tetapi hadir dalam setiap peristiwa kecil yang seringkali kita anggap sepele. Di sinilah, pendidikan juga berperan---membuka mata kita akan kehadiran Allah yang senantiasa menyertai hidup kita.

Apa yang ditegaskan oleh Paus Fransiskus dan Karl Rahner ini juga menunjukkan integrasi iman dengan kehidupan nyata. Pendidikan, terutama pendidikan Katolik, tidak hanya mendorong peserta didik untuk berprestasi secara akademis, tetapi juga untuk menemukan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Fun Day bukan sekadar hari bersenang-senang, tetapi momen yang mengingatkan kita akan panggilan untuk hidup dalam cinta Allah dan membawa kasih itu ke dalam dunia yang kita hadapi setiap hari.

John Dewey pernah mengatakan, "Pendidikan tidak hanya mempersiapkan kehidupan, tetapi juga merupakan kehidupan itu sendiri." Selama Fun Day, saya merasakan kebenaran dari pernyataan ini. Setiap momen dan setiap aktivitas menjadi kesempatan untuk belajar dan bertumbuh, tidak hanya secara intelektual tetapi juga spiritual. Fun Day tidak hanya memperkaya pengetahuan dan pengalaman kami, tetapi juga mendekatkan kami kepada Allah dan makna hidup yang lebih dalam.

Kesimpulan: Menjaga Sumbu Semangat dalam Karya Pendidikan

Fun Day Recisian 2.0 tidak sekadar menjadi momen refreshing, tetapi kesempatan dan cara baru memperdalam spiritualitas dan kebersamaan di antara seluruh karyawan Sekolah Regina Pacis. Dalam kegiatan ini, sumbu semangat yang terus bernyala menjadi pusat dari setiap pengalaman, menjaga agar setiap guru dan karyawan tetap bersemangat menjalankan tugas dan panggilan mereka sebagai pendidik dan tenaga kependidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun