Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Teologis Fun Day Recisian 2.0: Menggali Kedalaman Spiritualitas di Tengah Kebersamaan

19 September 2024   07:38 Diperbarui: 19 September 2024   07:44 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam upaya menciptakan sekolah yang berkualitas, perhatian kita sering kali terfokus pada peningkatan kompetensi guru dan karyawan. Pelatihan dalam pengembangan metode pembelajaran, manajemen kelas, serta penggunaan teknologi pendidikan menjadi prioritas utama untuk memperbaiki sistem pendidikan. Peraturan akreditasi sekolah di Indonesia, seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 246/O/2024 tentang Instrumen Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, mewajibkan guru untuk melakukan refleksi berkala terhadap praktik pembelajaran mereka. Refleksi ini bertujuan agar guru dapat terus meningkatkan kualitas pengajaran di kelas serta menemukan solusi atas berbagai tantangan dalam proses belajar mengajar. Namun, ada satu elemen penting yang sering kali terabaikan: menjaga api semangat atau spiritualitas dalam diri para pendidik maupun tenaga kependidikan.

Di era digital yang terus berkembang, pelatihan yang berulang-ulang tanpa memperhatikan aspek spiritualitas bisa menjadi kontraproduktif. Penguasaan teknologi pembelajaran dan metode-metode baru memang penting, tetapi yang membuat seorang guru atau karyawan bertahan dalam kegiatannya, terus berinovasi, dan berkontribusi secara signifikan adalah semangat yang ada dalam dirinya. 

Tanpa spiritualitas, semua pelatihan hanya akan berujung pada rutinitas mekanis yang pada akhirnya bisa tergantikan oleh kecerdasan buatan (AI). Inilah pentingnya sumbu semangat atau spiritualitas dalam pendidikan, yang menjadi perhatian utama Future Matters, sebagai tagline dari bidang SDM Sekolah Regina Pacis.

Future Matters: Memaknai Kerajaan Allah dalam Alkitab

Tagline Future Matters melambangkan perjalanan menuju Kerajaan Allah yang selalu kita sebut sebagai sesuatu yang sudah dekat. Di dalam Injil Markus 1:15, Yesus berkata, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Kutipan ini mengingatkan kita bahwa Kerajaan Allah bukan hanya konsep masa depan yang jauh, melainkan realitas yang sedang berlangsung. 

Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: kapan tepatnya Kerajaan Allah itu tiba dalam kehidupan kita? Dalam Lukas 17:21, Yesus juga berkata, "Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu." Hal ini menyiratkan bahwa kehadiran Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang harus ditunggu di masa depan, tetapi hadir dalam kehidupan sehari-hari kita, yang dapat kita alami dalam tindakan kasih dan keadilan.

Dalam dunia pendidikan, kita dipanggil untuk membangun semangat memperbarui diri dan menjaga api spiritualitas agar terus menyala. Pendidikan bukan hanya soal pencapaian duniawi, tetapi juga perjalanan menuju nilai-nilai spiritual yang mendekatkan kita pada Kerajaan Allah yang penuh kasih. Seperti yang disebutkan dalam Roma 14:17, "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus." Oleh karena itu, sebagai pendidik dan tenaga kependidikan, kita bertanggung jawab tidak hanya mendidik secara intelektual, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang akan mempersiapkan generasi mendatang untuk hidup dalam kebenaran dan kasih yang diajarkan oleh Kristus. Dalam hal ini Sekolah Regina Pacis punya CHIPS yang semakin memperkuat identitas karakter.

Fun Day Recisian 2.0: Lebih dari Sekadar Hiburan

Fun Day Recisian 2.0 yang dilaksanakan pada tanggal 16-18 September 2024 di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung, bukan sekadar acara rekreasi atau jalan-jalan semata. Kegiatan ini menjadi kesempatan penting bagi seluruh karyawan Sekolah Regina Pacis Jakarta---mulai dari tenaga pendidik hingga staf kependidikan dari berbagai unit yaitu Daycare, TK, SD, SMP, SMA, Toko Sekolah, Security, dan Manajemen---untuk kembali menghidupkan sumbu semangat mereka melalui kebersamaan dan refleksi.

Sr. Linda Mulyati, FMM, Ketua Yayasan Adikara Niat, menekankan bahwa setiap usaha yang dilakukan di Sekolah Regina Pacis adalah bagian dari karya Allah. Dalam malam Gala Dinner pada hari terakhir, Sr. Linda secara tersirat mengingatkan kembali bahwa pekerjaan kita bukanlah sia-sia, melainkan bagian dari penyelenggaraan Allah. Ora et labora, bekerja dan berdoa, menjadi nyata dalam keseharian kita di sekolah ini. Refleksi mendalam ini mengajak semua peserta Fun Day untuk merenungkan kembali makna pekerjaan mereka sebagai bagian dari panggilan Ilahi.

Handy Nagaria, Direktur Sekolah, menambahkan bahwa kolaborasi adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama. Semangat kolaborasi ini diperkuat dalam setiap kegiatan selama Fun Day Recisian 2.0, di mana seluruh peserta dari berbagai level unit sekolah berinteraksi dalam suasana kebersamaan yang erat. Dan harapannya semangat kolaborasi ini terwujud dalam pencapaian student number. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun