School Executive Excursion [SEE] 2024 Bersama Binus University
Perjalanan kami dimulai dengan penerbangan nyaman bersama Asiana Airlines dari Jakarta ke Seoul pada Minggu 25 Agustus 2024. Setelah sekitar 7 jam di udara, kami tiba di Bandara Internasional Incheon, Seoul. Udara pagi di Seoul begitu segar dan memberikan energi baru setelah penerbangan panjang. Kami sempat menikmati suasana kota Seoul selama beberapa jam---sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk melihat gedung-gedung modern berdiri kokoh di samping kuil-kuil kuno yang memancarkan aura damai. Setelah menikmati jamuan siang ala Korea, kami melanjutkan perjalanan ke Bandara Gimpo, bandara domestik utama di Seoul, untuk terbang ke Pulau Jeju, tujuan utama kami.
Setibanya di Bandara Internasional Jeju, kami langsung merasakan perbedaan atmosfer. Jeju, dengan pesona alamnya, menyambut kami dengan pemandangan yang tenang dan udara yang bersih. kami mendapat kejutan kecil sebelum makan malam dan kembali ke penginapan. Pemandu kami mengajak rombongan untuk mengunjungi sebuah tempat unik yang disebut Mysterious Road, atau dalam bahasa Korea dikenal sebagai Dokkaebi Road. Tempat ini terkenal karena fenomena optik yang membuat kendaraan terlihat bergerak menanjak, padahal jalan tersebut sebenarnya menurun.
Dengan penuh antusias, kami menaiki bus dan dibawa ke Mysterious Road. Saat bus berhenti, pemandu mematikan mesin dan---ajaibnya---bus mulai bergerak perlahan ke arah "atas", tanpa bantuan mesin. Kami semua terpukau oleh ilusi optik ini. Fenomena ini terjadi karena lanskap di sekitar jalan tersebut yang menyebabkan kesan bahwa jalannya menanjak, padahal sebenarnya menurun. Pengalaman ini memberikan kesan yang luar biasa aneh, namun menyenangkan. Kami bahkan mencoba menaruh botol air di jalan dan menyaksikannya bergerak ke arah yang seolah-olah melawan gravitasi!
Setelah merasakan sensasi unik di Mysterious Road, kami melanjutkan perjalanan menuju Best Western Hotel untuk beristirahat. Sebelum tiba di hotel, kami mampir ke sebuah resto menikmati makan malam yang menyajikan hidangan khas Jeju, memberikan energi baru setelah seharian penuh aktivitas yang memukau.
Hari Kedua di Jeju: Menguak Tradisi dan Alam yang Menawan
Setelah istirahat malam yang menyegarkan, pagi ini kami memulai hari kedua di Pulau Jeju dengan tiga destinasi utama: Seongeup Folk Village, Seongsan Sunrise Peak, dan Cheonjiyeon Waterfalls. Ketiga destinasi ini menjanjikan pengalaman yang unik---mulai dari menelusuri desa tradisional hingga menyaksikan keindahan alam yang tak tertandingi.
1. Seongeup Folk Village: Jejak Tradisi di Desa Bersejarah
Destinasi pertama kami adalah Seongeup Folk Village, sebuah desa tradisional yang terletak di kaki Gunung Halla. Desa ini bukan hanya sekedar objek wisata, melainkan juga cerminan dari kehidupan masyarakat Jeju pada masa lampau. Bagi penggemar drama Korea, tempat ini mungkin sudah tidak asing lagi. Seongeup Folk Village sering menjadi latar berbagai drama sejarah Korea, menampilkan rumah-rumah tradisional dengan atap jerami, dinding batu lava hitam, serta lingkungan yang masih terjaga keasliannya.
Rombongan kami disambut oleh pemandu lokal yang mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea, yang memberikan sentuhan otentik pada tur ini. Kami diajak berjalan  melewati rumah-rumah penduduk yang tetap terjaga keasliannya. Struktur rumah yang terbuat dari batuan vulkanik hitam dengan atap jerami terlihat begitu eksotis. Setiap sudut desa ini memancarkan nuansa masa lalu, seolah membawa kami kembali ke era dinasti Joseon.
Selain menikmati keindahan arsitektur tradisional, kami juga berkesempatan mencicipi makanan lokal yang cukup unik: olahan tulang kuda. Makanan ini dianggap sebagai salah satu kuliner khas Jeju dengan khasiat yang dipercaya mampu meningkatkan stamina dan kesehatan. Rasanya cukup menarik dan kaya akan rempah, sebuah pengalaman kuliner yang tidak biasa bagi kami. Tidak hanya itu, kami juga disuguhkan beberapa minuman tradisional seperti teh herbal yang menyegarkan.
Pengalaman di Seongeup Folk Village benar-benar memberikan wawasan yang lebih dalam tentang budaya dan tradisi masyarakat Jeju, yang menjaga keseimbangan antara kehidupan modern dan nilai-nilai leluhur mereka.
2. Seongsan Sunrise Peak: Keindahan Alam yang Menakjubkan
Setelah puas berkeliling Seongeup Folk Village, perjalanan kami dilanjutkan menuju Seongsan Ilchulbong, atau yang lebih dikenal dengan nama Sunrise Peak. Tempat ini adalah salah satu destinasi paling ikonik di Pulau Jeju dan juga merupakan situs Warisan Dunia UNESCO.
Seongsan Sunrise Peak terbentuk dari letusan gunung berapi lebih dari 100.000 tahun yang lalu, dan puncaknya menawarkan pemandangan matahari terbit yang spektakuler. Meskipun kami tidak datang pada waktu matahari terbit, pemandangan dari puncak tetap memukau. Perjalanan menuju puncak cukup menantang, dengan jalan setapak yang menanjak dan berliku, namun sepadan dengan usaha yang kami keluarkan.
Saat tiba di puncak, kami disuguhi pemandangan yang benar-benar menakjubkan: kawah besar yang dikelilingi oleh dinding tebing curam, serta lautan biru yang membentang di kejauhan. Di bawah teriknya  matahari kami masih merasakan udara segar dan angin laut yang sepoi-sepoi membuat kami merasa begitu damai dan tenang. Tempat ini adalah surga bagi para pecinta alam dan fotografer, dengan pemandangan alam yang seolah tidak ada habisnya untuk dinikmati.
Kami juga sempat berfoto bersama rombongan di puncak Seongsan, mengabadikan momen berharga ini di tengah latar belakang pemandangan yang begitu indah. Rasanya tidak lengkap jika datang ke Jeju tanpa mengunjungi tempat yang penuh pesona seperti Seongsan Sunrise Peak.
3. Cheonjiyeon Waterfalls: Keindahan Air Terjun yang Mempesona
Destinasi terakhir kami hari ini adalah Cheonjiyeon Waterfalls, salah satu air terjun paling terkenal di Pulau Jeju. Nama Cheonjiyeon secara harfiah berarti "tempat di mana langit bertemu dengan bumi," dan sesuai dengan namanya, air terjun ini memberikan kesan magis yang menakjubkan.
Setelah berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan flora tropis, suara gemuruh air mulai terdengar dari kejauhan. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 50an meter, dengan air yang jatuh ke kolam yang jernih dan berkilauan. Pemandangan ini seakan-akan membawa kami masuk ke dalam lukisan alam yang indah.
Kami menghabiskan waktu di sekitar Cheonjiyeon Waterfalls dengan berjalan-jalan santai dan menikmati suasana yang tenang. Udara sejuk dan suara gemericik air membuat tempat ini terasa seperti oase yang menyegarkan setelah seharian penuh menjelajah. Beberapa dari kami juga memanfaatkan momen ini untuk mengabadikan kenangan indah.
Air terjun ini tidak hanya menawarkan pemandangan indah, tetapi juga menyimpan legenda lokal tentang tujuh peri yang turun dari surga untuk mandi di kolam air terjun ini. Kisah-kisah seperti ini menambah daya tarik mistis dan keajaiban tempat ini.
Akhir Hari Kedua: Refleksi dan Rasa Syukur
Menjelang sore, setelah seharian penuh petualangan, kami melanjutkan perjalanan ke Ananta Theater untuk menyaksikan sebuah pertunjukan yang memukau. Pertunjukan ini mengingatkan kami pada gaya musik dari Stomp Out Loud, di mana para pemain menciptakan musik ritmis yang dinamis dan energik menggunakan berbagai alat sehari-hari, termasuk peralatan dapur. Mereka mengubah benda-benda sederhana seperti panci, wajan, dan spatula menjadi alat musik yang menghasilkan harmoni ritmis yang luar biasa. Gerakan mereka yang enerjik dan sinkron dengan ketukan musik yang intens membuat seluruh rombongan terpana, menjadikan pertunjukan ini salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan kami di Jeju.
Setelah menikmati pertunjukan di Ananta Theater, kami melanjutkan ke restoran setempat untuk mencicipi hidangan khas Pulau Jeju, yaitu ayam ginseng. Hidangan ini terkenal dengan khasiat kesehatannya, terutama untuk meningkatkan stamina. Ayam ginseng yang disajikan begitu lezat, dengan kuah kaldu yang kaya rasa dan daging ayam yang empuk, memberikan kenyamanan dan energi baru setelah seharian beraktivitas.
Sebagai penutup hari ini, sebelum kembali ke Best Western Hotel, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu landmark alam terkenal di Jeju, yaitu Dragon Head Rock (Yongduam Rock). Batu besar yang berbentuk menyerupai kepala naga ini berada di tepi pantai dan menawarkan pemandangan yang dramatis, terutama saat ombak menghantam bebatuan di sekitarnya. Tempat ini memiliki mitos lokal tentang seekor naga yang mencoba naik ke langit namun jatuh ke laut, meninggalkan kepala yang kini terbentuk menjadi batu. Mengakhiri hari di sini, dengan angin laut yang sejuk dan suasana magis dari Dragon Head Rock, memberikan kami ketenangan dan rasa syukur atas semua pengalaman indah yang kami alami hari ini.
Dengan hati yang penuh rasa syukur dan pikiran yang dipenuhi oleh kenangan indah, kami kembali ke Best Western Hotel. Hari kedua di Pulau Jeju ini benar-benar luar biasa, memberikan kami kesempatan untuk melihat lebih dekat warisan budaya Korea Selatan serta keindahan alamnya yang tak tertandingi. Pengalaman menjelajahi Seongeup Folk Village, menaklukkan Seongsan Sunrise Peak, menikmati ketenangan di Cheonjiyeon Waterfalls, serta menyaksikan pertunjukan memukau di Ananta Theater, adalah perjalanan yang penuh makna dan inspirasi. Rombongan kami, yang terdiri dari para Kepala Sekolah, merasa perjalanan ini tidak hanya membuka wawasan kami tentang budaya dan alam Korea, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan dan kolaborasi di antara kami.***
Terima kasih, Binus University, atas kesempatan luar biasa ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H