Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggali Makna dari Permainan Tradisional sebagai Refleksi Kemajuan Bangsa

17 Agustus 2024   18:37 Diperbarui: 17 Agustus 2024   22:49 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI Canva Magic Media

Permainan tradisional yang sering kita temui dalam perayaan kemerdekaan bukan hanya sekadar ajang hiburan semata. Lebih dari itu, permainan ini menjadi medium penting untuk memperkuat solidaritas, kerja sama, dan persatuan antarwarga. 

Misalnya, tarik tambang tidak hanya membutuhkan kekuatan fisik tetapi juga kerja sama tim yang solid. Setiap pemain harus menyelaraskan kekuatannya demi mencapai kemenangan. Begitu pula dengan panjat pinang, sebuah permainan yang penuh tantangan dan membutuhkan ketabahan, ketekunan, serta kerja sama untuk mencapai puncak.

Permainan ini menyatukan seluruh peserta dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan usia. Semua berpartisipasi dengan semangat yang sama. Tidak ada perbedaan, semua bekerja bersama untuk mencapai satu tujuan. Dengan demikian, permainan tradisional ini mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kerja sama, sportivitas, dan kekeluargaan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks yang lebih luas, permainan-permainan ini menjadi cerminan bagaimana bangsa Indonesia bisa tumbuh dan berkembang jika nilai-nilai kebersamaan dan integritas tersebut diterapkan oleh setiap elemen masyarakat, termasuk para pejabat publik. Indonesia Maju tidak hanya tentang pembangunan fisik dan ekonomi, tetapi juga bagaimana setiap warga negara, terutama mereka yang berada di posisi kekuasaan, mampu menjaga integritas dan nilai-nilai kebersamaan yang telah diajarkan sejak kecil melalui permainan tradisional.

Mungkinkah Pejabat Tidak Korupsi? Refleksi dari Permainan Tradisional

Korupsi seringkali diasosiasikan dengan kerakusan dan keinginan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Namun, jika kita menelaah kembali makna permainan tradisional yang mengajarkan hidup sederhana, kerja sama, dan kebersamaan, kita dapat melihat bahwa nilai-nilai ini bisa menjadi landasan untuk membangun masyarakat yang sehat secara moral. Pejabat publik yang memahami dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan mereka akan lebih mudah menjauhi praktik korupsi.

Sebagai contoh, dalam permainan balap karung, setiap peserta harus mencapai garis finish dengan cara yang adil dan jujur. Tidak ada celah untuk mengambil jalan pintas atau berbuat curang jika ingin menang dengan sah. Nilai sportivitas inilah yang seharusnya menjadi pedoman bagi para pejabat publik dalam menjalankan tugas mereka. Tidak boleh ada kepentingan pribadi yang mengalahkan kepentingan bersama.

Permainan panjat pinang juga memberikan pelajaran yang tak kalah penting. Untuk mencapai puncak, setiap peserta harus bekerja sama, saling membantu, dan berbagi peran. Jika prinsip-prinsip ini diadopsi oleh para pejabat publik dalam menjalankan pemerintahan, praktik korupsi akan semakin sulit berkembang. Fokus akan bergeser dari keuntungan individu menuju keberhasilan bersama sebagai bangsa.

Perayaan Meriah di Masyarakat Tanpa Jabatan Publik: Sebuah Pelajaran

Salah satu hal yang menarik dari perayaan kemerdekaan di Indonesia adalah semangat dan kemeriahan yang sering kali justru muncul di masyarakat yang jauh dari jabatan publik. Desa-desa kecil, kampung-kampung terpencil, dan masyarakat sederhana menunjukkan semangat kemerdekaan yang luar biasa melalui kreativitas dan kegembiraan dalam menyelenggarakan berbagai lomba dan kegiatan.

Masyarakat ini mungkin tidak memiliki kekuasaan politik atau status sosial yang tinggi, tetapi mereka memiliki kekuatan sosial yang luar biasa: solidaritas dan rasa kekeluargaan. Kebahagiaan mereka tidak diukur dari materi atau status, melainkan dari kebersamaan dan rasa syukur. Mereka merayakan kemerdekaan dengan cara yang paling tulus dan murni, menghormati perjuangan para pahlawan dan merayakan kebebasan dengan hati yang bersih.

Pelajaran yang bisa diambil oleh para pejabat publik dari masyarakat ini sangat jelas. Kebahagiaan dan kemajuan bangsa tidak datang dari kekuasaan atau kekayaan, tetapi dari kebersamaan, kesederhanaan, dan rasa syukur atas apa yang dimiliki. Jika pejabat publik mampu menerapkan prinsip-prinsip ini, akan muncul pemerintahan yang lebih bersih, efektif, dan penuh empati kepada rakyatnya.

Hidup Sederhana dan Menjaga Toleransi sebagai Kunci Kemajuan

Selain mengajarkan kebersamaan dan kejujuran, permainan tradisional juga menjadi sarana untuk belajar hidup sederhana. Dalam permainan tersebut, tidak ada yang mencari keuntungan finansial atau status sosial. Semua dilakukan dengan tujuan untuk bersenang-senang, berbagi kebahagiaan, dan memperkuat ikatan sosial.

Hidup sederhana ini juga menjadi kunci untuk menjaga toleransi. Toleransi tidak hanya berarti menghormati perbedaan agama, suku, atau budaya, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa hidup berdampingan dengan orang lain tanpa merusak harmoni sosial. Permainan tradisional mengajarkan kita untuk menerima kekalahan dengan lapang dada, menghargai keberhasilan orang lain, dan tidak mementingkan diri sendiri.

Toleransi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, adalah kunci untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Dengan meneladani nilai-nilai ini, kita dapat memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi bangsa yang kuat, bersatu, dan berdaulat di tengah perbedaan yang ada.

Indonesia Maju untuk Semua Warga

Indonesia Maju bukanlah konsep yang semata-mata berfokus pada pembangunan fisik, teknologi, atau ekonomi. Indonesia Maju harus dirasakan oleh semua warga, termasuk mereka yang tinggal di pelosok-pelosok desa yang dengan penuh semangat merayakan kemerdekaan melalui permainan tradisional. Perayaan ini menjadi cerminan dari semangat gotong royong, kerja keras, dan kebersamaan yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia sejak dulu.

Bagi para pejabat publik, hal ini menjadi pengingat penting bahwa kemajuan bangsa tidak hanya diukur dari proyek-proyek besar atau pencapaian ekonomi. Lebih dari itu, kemajuan bangsa juga diukur dari bagaimana nilai-nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan toleransi dapat terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat. 

Jika pejabat publik mampu menjauhi korupsi dan lebih fokus pada kepentingan bersama, maka Indonesia Maju akan menjadi kenyataan yang dirasakan oleh setiap warga negara, tanpa terkecuali.

Catatan Akhir

Pada peringatan HUT ke-79 ini, marilah kita merenungkan kembali makna kemerdekaan melalui permainan tradisional yang kita gelar setiap tahun. Di balik kesederhanaannya, terdapat pelajaran hidup yang sangat berharga: tentang kejujuran, kebersamaan, solidaritas, dan toleransi. Permainan ini mengingatkan kita untuk hidup lebih sederhana, menjauhi korupsi, dan menjaga harmoni sosial. 

Dengan menanamkan nilai-nilai ini dalam diri kita, baik sebagai warga negara maupun pejabat publik, kita bisa mewujudkan Indonesia Maju yang sejati, di mana semua warga merasa terlibat, dihargai, dan berperan aktif dalam perjalanan kemajuan bangsa ini.***maran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun