Anak-anak yang tumbuh di era digital sering kali merasa tidak percaya diri dan kurang mandiri karena mereka tidak memiliki tujuan atau cita-cita yang jelas. Ketergantungan pada teknologi dapat menghambat perkembangan kemandirian dan rasa percaya diri mereka.
Untuk mengatasi hal ini, orang tua dapat membantu anak-anak menemukan minat dan bakat mereka, serta mendorong mereka untuk menetapkan tujuan yang jelas. Memberikan dukungan dan kesempatan untuk mengambil tanggung jawab sendiri, serta memberikan pujian atas usaha dan pencapaian mereka, dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian anak-anak.
Kecenderungan Terhadap Kekerasan dan Bullying
Kekhawatiran lain adalah kecenderungan anak-anak untuk menyukai kekerasan dan terlibat dalam bullying, baik secara verbal maupun online. Konten digital yang penuh kekerasan dan anonimitas di internet dapat mempengaruhi perilaku anak-anak.
Mengajarkan nilai-nilai empati, kasih sayang, dan penghormatan terhadap orang lain sangat penting. Orang tua harus memonitor konten yang dikonsumsi anak-anak dan membicarakan dampak negatif dari kekerasan serta bullying. Membuat aturan yang jelas tentang perilaku online yang diterima dan tidak diterima juga dapat membantu.
Kurangnya Etos Kerja
Anak-anak di era digital sering kali dianggap tidak memiliki etos kerja yang baik dan berpotensi menjadi rekan kerja yang mengecewakan di masa depan. Ketergantungan pada teknologi untuk melakukan tugas-tugas dapat mengurangi inisiatif dan semangat kerja keras.
Mendorong anak-anak untuk terlibat dalam tugas-tugas rumah tangga dan kegiatan ekstrakurikuler yang memerlukan komitmen dan kerja keras dapat membantu membangun etos kerja yang kuat. Mengajarkan pentingnya tanggung jawab dan penghargaan terhadap usaha juga sangat penting.
Sikap Acuh Tak Acuh dan Egois
Sikap acuh tak acuh dan egois sering kali terlihat pada anak-anak yang terlalu asyik dengan dunia digital mereka. Kurangnya interaksi nyata dan pengalaman sosial dapat membuat mereka kurang peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
Mengajarkan pentingnya kepedulian terhadap orang lain dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dapat membantu mengurangi sikap acuh tak acuh dan egois. Melibatkan anak-anak dalam kegiatan sukarela atau proyek-proyek keluarga yang bertujuan membantu orang lain dapat membangun rasa empati dan tanggung jawab sosial.