Hari ini, Selasa, 9 Juli 2024, adalah hari yang istimewa. Saya ikut mendampingi peserta didik SMA Regina Pacis dalam kegiatan Campus Visit di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada peserta didik mengenai kehidupan di perguruan tinggi dan berbagai peluang yang bisa mereka raih di masa depan.Â
Selain mengunjungi berbagai fasilitas kampus, peserta didik juga mengikuti sesi informasi mengenai berbagai jurusan yang ditawarkan di UMN serta prospek karier yang terkait. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam merencanakan masa depan mereka dengan lebih baik dan memberi motivasi untuk terus belajar dan berkembang.
Pengalaman hari ini tidak hanya berharga bagi peserta didik. Para guru pendamping pun mendapat kesempatan yang luar biasa untuk belajar. Di sela-sela kegiatan Campus Visit, kami diundang untuk mengikuti sesi singkat namun sangat berharga mengenai Artificial Intelligence (AI) yang dipandu oleh dosen UMN. Sesi ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang pentingnya AI dalam dunia pendidikan, tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi ini bisa diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Kami diajarkan bagaimana AI bisa membantu dalam menganalisis data, memberikan umpan balik yang cepat, dan membantu merancang materi pembelajaran yang lebih efektif.
Salah satu hal yang paling menarik dari sesi tersebut adalah pengenalan terhadap Tableau, sebuah perangkat lunak canggih yang memanfaatkan AI untuk analisis data dan visualisasi yang menarik. Tableau memungkinkan pengguna untuk membuat visualisasi data yang interaktif dan mudah dipahami, sehingga mempermudah analisis data akademik peserta didik, seperti nilai ujian dan kehadiran, untuk mengidentifikasi pola-pola penting yang mungkin tidak terlihat secara manual.Â
Keunggulan utama Tableau terletak pada kemampuannya untuk menyajikan data dalam bentuk grafis yang informatif dan estetis, sehingga memudahkan guru untuk cepat melihat area di mana peserta didik membutuhkan bantuan tambahan dan merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif.
Dibandingkan dengan perangkat lunak AI serupa lainnya, seperti Power BI dan QlikView, Tableau menawarkan antarmuka pengguna yang lebih intuitif dan fleksibel. Power BI, misalnya, meskipun kuat dalam integrasi dengan produk Microsoft lainnya, sering dianggap lebih rumit dalam hal navigasi dan pembuatan visualisasi yang menarik. QlikView, di sisi lain, dikenal dengan kemampuannya dalam pemrosesan data yang cepat, tetapi kurang user-friendly bagi pengguna baru.Â
Tableau unggul dalam kombinasi kesederhanaan penggunaan, kecepatan analisis, dan kualitas visualisasi, menjadikannya pilihan ideal bagi guru yang ingin memanfaatkan AI untuk meningkatkan proses pembelajaran. Sesi singkat ini benar-benar menyulut antusiasme kami untuk mendalami AI lebih jauh dan mengintegrasikannya dalam metode pengajaran kami.
Pengalaman belajar di UMN menunjukkan betapa pentingnya bagi guru untuk terus belajar. Dunia teknologi selalu berkembang, dan AI adalah salah satu bidang yang berkembang sangat cepat.Â
Guru harus terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka agar tetap relevan. Kegembiraan belajar tidak hanya milik peserta didik, tetapi juga milik guru. Ketika guru belajar dengan sukacita, mereka dapat menularkan semangat tersebut kepada peserta didik mereka.
Dengan memanfaatkan AI, guru dapat menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri. AI tidak hanya mengancam tetapi juga memberikan peluang besar bagi dunia pendidikan.Â
Dengan belajar dan beradaptasi, guru dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan bermakna bagi peserta didik, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan.
AI dalam pendidikan adalah ancaman sekaligus peluang. Ancaman muncul jika guru tidak mau beradaptasi dan hanya memberikan tugas-tugas yang bisa diselesaikan oleh mesin.Â
Namun, AI juga membawa peluang besar jika digunakan dengan bijak. Guru harus memanfaatkan AI untuk mendukung pembelajaran, bukan menggantikan peran mereka.Â
Dengan memperbanyak model pembelajaran berbasis proyek dan masalah, serta terus belajar dan beradaptasi, guru dapat menghadapi masa depan dengan percaya diri. Kegembiraan belajar, dari mengajar ke belajar, dari kelas ke kampus, harus selalu menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI