Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keindahah di Balik Billboard

12 Juni 2024   07:22 Diperbarui: 12 Juni 2024   07:53 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Pagi di Citra Raya Tangerang, mentari mulai menyapa

Jalanan ramai, kendaraan padat, macet pun tak terelakkan

Perjalanan menuju Slipi, terhenti sejenak, waktu seakan terhenti

Di balik billboard raksasa, sinar mentari mengintip malu-malu

Menyibakkan kabut pagi, memancarkan kehangatan

Langit biru cerah, awan putih berarak pelan

Lukisan alam yang indah, tercipta di tengah kemacetan

Ketenangan hadir di jiwa, hiruk pikuk jalanan sirna

Suara klakson meredup, digantikan riuh klakson bersahutan

Seakan menjadi beat musik, mengiringi perjalanan

Keindahan alam menyapa, di tengah kemacetan yang teramat

Tak lagi membosankan, macet kini menjadi momen transendensi

Menikmati ciptaan Tuhan, dalam kesunyian di tengah keramaian

Kesempatan untuk merenung, mensyukuri nikmat hidup

Memperoleh kedamaian jiwa, dalam transendensi pagi bersama Sang Pencipta

Kemacetan bukan ujian kesabaran, tapi momen penemuan keindahan tersembunyi

Mengubah persepsi, membuka mata hati

Bahwa di balik setiap tantangan, selalu ada keindahan

Yang menanti untuk ditemukan, di balik setiap kesibukan


***

Puisi ini mengajak pembaca untuk mengubah persepsi tentang kemacetan. Kemacetan bukan kutukan, tapi berkah tersembunyi yang membawa keindahan dan kedamaian jiwa. Di balik setiap kesulitan, selalu ada keindahan yang menanti untuk ditemukan.Inspirasi pagi hari melewati kemacetan jalan tol Tangerang-Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun