Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menguak Fenomena Fake Productivity: Apakah Benar Kita Bekerja 8 Jam Per Hari?

31 Mei 2024   22:54 Diperbarui: 31 Mei 2024   23:32 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan NLP (Neuro-Linguistic Programming)

  • NLP bisa digunakan untuk memprogram ulang pikiran kita agar lebih fokus dan termotivasi. Teknik seperti visualisasi tujuan dan afirmasi positif bisa sangat membantu.

  • Rutin Mengevaluasi Kinerja

    • Selalu evaluasi kinerja diri sendiri secara berkala. Identifikasi area-area di mana produktivitas bisa ditingkatkan dan buat rencana untuk perbaikan.

  • Kesimpulan

    Fenomena "fake productivity" adalah kenyataan yang sering kali tersembunyi di balik rutinitas harian kita. Meskipun secara regulasi kita diharapkan bekerja selama 8 jam per hari, banyak waktu yang tersita untuk aktivitas yang tidak produktif. Dengan menyadari dan mengatasi hal ini melalui strategi yang efektif, kita bisa meningkatkan produktivitas dan mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang lebih baik.

    Meningkatkan self-management, membatasi gangguan, memotivasi diri, dan menerapkan teknik NLP adalah beberapa cara untuk memastikan bahwa waktu yang kita habiskan di tempat kerja benar-benar digunakan dengan baik. Dengan demikian, kita tidak hanya memenuhi tuntutan pekerjaan, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan. ***

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun