Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Experiential Learning: Mengasah Kemampuan melalui Pengalaman

24 Mei 2024   19:15 Diperbarui: 24 Mei 2024   19:57 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Evaluasi dalam experiential learning harus lebih dari sekadar tes tertulis. Gunakan penilaian yang komprehensif yang mencakup penilaian keterampilan praktis, refleksi pribadi, dan kolaborasi. Rubrik penilaian yang jelas dan transparan dapat membantu peserta didik memahami kriteria keberhasilan dan area yang perlu ditingkatkan.

Contoh Penerapan Experiential Learning

  1. Proyek Inovasi Teknologi

Peserta didik dapat bekerja dalam tim untuk merancang dan mengembangkan produk teknologi yang dapat menyelesaikan masalah nyata di komunitas mereka. Proses ini melibatkan penelitian, pengembangan prototipe, pengujian, dan presentasi hasil. Selama proyek, peserta didik akan mengaplikasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan keterampilan kolaborasi dan manajemen proyek.

  1. Simulasi Bisnis

Dalam kelas ekonomi atau manajemen, peserta didik dapat berpartisipasi dalam simulasi bisnis di mana mereka menjalankan perusahaan fiktif. Mereka harus membuat keputusan tentang pemasaran, keuangan, dan operasi sambil menghadapi tantangan dan situasi yang realistis. Refleksi setelah setiap sesi simulasi membantu mereka memahami dampak dari keputusan mereka dan strategi yang lebih baik di masa depan.

  1. Kampanye Sosial

Peserta didik dapat merancang dan menjalankan kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang isu tertentu, seperti lingkungan atau kesehatan. Mereka belajar tentang strategi komunikasi, manajemen proyek, dan bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan. Refleksi membantu mereka memahami efektivitas kampanye mereka dan pelajaran yang bisa diambil untuk inisiatif masa depan.

Catatan Akhir

Metode pembelajaran experiential sangat penting dalam konteks Kurikulum Merdeka. Dengan belajar melalui pengalaman, peserta didik tidak hanya memahami teori tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis yang diperlukan dalam kehidupan nyata. Proses refleksi yang terstruktur membantu peserta didik untuk menemukan pelajaran berharga dari pengalaman mereka, membentuk pemahaman yang lebih mendalam, dan menjadi pribadi yang reflektif. Implementasi experiential learning memerlukan perencanaan dan dukungan yang baik, tetapi manfaatnya dalam membentuk peserta didik yang mandiri, terampil, dan siap menghadapi tantangan masa depan sangatlah berharga. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun