Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Kartini ke Merdeka Belajar: Jejak Perempuan Membangun Pendidikan yang Membebaskan

21 April 2024   06:00 Diperbarui: 21 April 2024   06:19 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lantang.id/sedulur-papat-5-pancer/

Di tanggal 21 April, kita memperingati Hari Kartini, momen untuk mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi wanita yang membuka jalan bagi kesetaraan gender dan akses pendidikan bagi perempuan. Semangat Kartini dalam memperjuangkan pendidikan yang mencerdaskan bangsa kian relevan di era Merdeka Belajar saat ini, di mana kita didorong untuk membangun pendidikan yang membebaskan dan membuka peluang bagi semua.

Kartini, dengan surat-suratnya yang visioner, meyakini bahwa pendidikan merupakan kunci untuk memajukan bangsa dan membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Beliau mendirikan sekolah bagi anak perempuan dan memperjuangkan hak mereka untuk mengakses pendidikan berkualitas. Semangat Kartini ini menginspirasi banyak perempuan lain untuk berjuang di bidang pendidikan, seperti Dewi Sartika, pendiri sekolah Kartini di Bandung, dan Rahma Harun, pendiri Perguruan Putri Islam di Yogyakarta.

Di kancah internasional, banyak pula perempuan inspiratif yang telah berkontribusi dalam memajukan pendidikan. Malala Yousafzai, aktivis pendidikan asal Pakistan, dianugerahi Nobel Perdamaian atas perjuangannya melawan Taliban yang melarang anak perempuan bersekolah. Malala menjadi simbol keberanian dan tekad perempuan dalam memperjuangkan hak pendidikan.

Di era Merdeka Belajar, semangat Kartini dan para perempuan inspiratif lainnya perlu dimaknai secara baru. Kita perlu membangun pendidikan yang membebaskan murid dari belenggu sistem yang kaku dan birokratis, dan memberikan ruang bagi mereka untuk belajar secara mandiri, kritis, dan kreatif. Guru pun perlu didorong untuk mengembangkan profesionalisme dan pembelajaran yang berkualitas.

Pendidikan yang membebaskan ini bukan hanya tentang perubahan sistem, tetapi juga tentang perubahan mindset. Kita perlu memaknai pendidikan tidak hanya sebagai proses transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai proses pembebasan diri dari keterbatasan dan penemuan potensi diri.

Perempuan memiliki peran penting dalam membangun pendidikan yang membebaskan ini. Dengan semangat Kartini dan Merdeka Belajar, perempuan dapat mengambil peran aktif dalam dunia pendidikan dan menjadi agen perubahan bagi masa depan bangsa.

Catatan Akhir

Hari Kartini dan Merdeka Belajar menjadi pengingat bahwa pendidikan merupakan kunci untuk kemajuan bangsa. Dengan semangat Kartini dan para perempuan inspiratif lainnya, kita dapat membangun pendidikan yang membebaskan dan mencerdaskan, dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah bagi perempuan dan seluruh bangsa Indonesia.***

Selamat Hari Kartini !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun