Salah satu elemen inspiratif dari pendekatan kurikulum merdeka yang menekankan pada kemandirian cara adalah menghasilkan proses belajar yang berdiferensiasi. Â Lantas pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan siswa yang memiliki pemahaman yang lebih beragam, mendalam, lebih bertanggung jawab, dan lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan nyata. Dengan adanya kemandirian dalam pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat menjadi individu yang lebih mandiri, inovatif, dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang terus berlangsung dalam masyarakat dan dunia kerja.Â
Sekolah adalah jembatan menuju dunia kerja. Sebagai jembatan, sekolah sejatinya menyiapkan karir peserta didik sejak dini agar ketika seorang peserta didik tamat dari bangku sekolah ia sudah siap menjalankan perannya hidupnya masing-masing. Agar peserta didik cakap dalam merancang cara menuju capaian hidupnya yang realistis, perlu sebuah strategi. Di sini manajemen diri menjadi penting dan dibutuhkan oleh setiap peserta didik. Karena manajemen diri adalah keterampilan penting yang setiap individu  kuasai untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup. Bagaimana kita dapat merencanakan dan mencapai tujuan-tujuan kita dengan cara yang efektif? Salah satu metode yang dapat membantu peserta didik dalam mengelola diri dan mencapai impian adalah belajarnya adalah dengan  metode WOOP.
Apa itu Metode WOOP?
Metode WOOP, merupakan singkatan dari Wish, Outcome, Obstacle, Plan (Keinginan, Hasil, Rintangan, dan Rencana), yang dikembangkan oleh psikolog sosial bernama Gabriele Oettingen. Gabriele Oettingen adalah seorang profesor psikologi di Universitas New York dan sebelumnya adalah profesor di Universitas Hamburg, Jerman. Beliau telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun tentang motivasi, pengambilan keputusan, dan pemahaman tentang bagaimana manusia mencapai tujuan-tujuan mereka. Metode WOOP adalah hasil dari penelitiannya dalam menggali berbagai aspek psikologi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merencanakan dan mencapai impian mereka dengan lebih efektif.
Melalui penelitiannya, Oettingen menemukan bahwa pemikiran positif saja tidak cukup untuk mencapai tujuan. Dia menekankan pentingnya menghadapi rintangan dan mengembangkan rencana aksi  konkret sebagai bagian dari strategi untuk mencapai impian. Metode WOOP ini dirancang sebagai alat praktis yang dapat membantu orang-orang dalam mengelola diri, mengatasi rintangan, dan meningkatkan kemungkinan kesuksesan dalam mencapai tujuan.
Berikut penjelasan setiap prosesnya:
1. Keinginan (Wish)
Langkah pertama dalam metode WOOP adalah mengidentifikasi keinginan atau tujuan yang ingin kita capai. Keinginan yang akan dicapai dalah setiap pembelajaran. Tujuan ini haruslah realistis, spesifik, dan dapat diukur. Jika keinginan kita terlalu umum atau tidak dapat diukur, maka akan sulit bagi kita untuk mengukur kemajuan dan membuat rencana yang konkret.
Misalnya, jika keinginan kita adalah "ingin menjadi mendapat nilai yang baik," tujuan tersebut terlalu umum. Sebaliknya, kita dapat merumuskannya menjadi "ingin memperoleh nilai setiap mata pelajaran minimal 80."
2. Hasil (Outcome)
Setelah mengidentifikasi keinginan, langkah berikutnya adalah membayangkan hasil atau konsekuensi positif dari mencapai tujuan tersebut. Pikirkan manfaat apa yang akan kita peroleh ketika berhasil mencapai tujuan tersebut. Membayangkan hasil positif ini akan memberikan motivasi ekstra untuk tetap berkomitmen pada rencana kita.Â