Mohon tunggu...
MARA JUNGJUNG
MARA JUNGJUNG Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Yogyakarta/23107030013

Suka mendengarkan musik dan bersosialisasi sesama mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Warung Yu Ngademi: Warung Legendaris yang Bikin Ketagihan!

22 Juni 2024   17:35 Diperbarui: 23 Juni 2024   05:54 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta, 16 Juni 2024 -- Di sudut Pasar Ngasem yang berlokasi di Jl. Polowijan No.5, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, terdapat sebuah warung makan sederhana bernama Warung Makan Yu Ngademi. Untuk yang belum tahu, Pasar Ngasem memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak tahun 1809. Sebelum tahun 2010, pasar ini terkenal sebagai pasar burung. Selain menyediakan bahan kebutuhan pokok, banyak pedagang di Pasar Ngasem yang menjual berbagai jenis burung dan hewan peliharaan lainnya. Namun, sejak tahun 2010, pasar burung telah dipindahkan ke lokasi baru, yaitu Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) yang terletak di Jalan Bantul. Saat ini, Pasar Ngasem telah bertransformasi menjadi pasar tradisional yang lebih fokus menjual kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. Warung ini telah menjadi ikon kuliner tradisional khas Yogyakarta sejak didirikan pada tahun 1983. 

Warung Makan Yu Ngademi, yang terletak di Pasar Ngasem, adalah salah satu kuliner legendaris di Kota Jogja. Didirikan pada tahun 1983, warung ini awalnya berlokasi di sebelah barat pasar, tetapi kemudian dipindahkan ke timur Pasar Ngasem setelah relokasi pasar burung. Yu Ngademi, yang kini berusia 67 tahun, telah berjualan sejak muda dan warungnya tetap ramai dikunjungi, terutama di akhir pekan. Warung ini buka dari pukul 06.00 WIB dan terkenal dengan menu utama bubur krecek dan bubur kelor. Selain itu, mereka juga menyajikan nasi dengan berbagai lauk seperti ayam goreng, ikan, dan tempe.

Dari tahun ke tahun, popularitas Warung Makan Yu Ngademi terus meningkat berkat menu andalannya yang tetap laris manis: oseng genjer dan bobor daun kelor. Kedua hidangan ini bukan hanya lezat tetapi juga diyakini memiliki nilai nutrisi tinggi yang penting bagi kesehatan masyarakat setempat. Oseng genjer, sayuran air dengan daun berlekuk, merupakan hidangan yang populer di Yogyakarta sejak dulu. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang unik membuatnya menjadi pilihan favorit di Warung Makan Yu Ngademi. Di samping itu, bobor daun kelor, yang kaya akan nutrisi dan sering digunakan sebagai sumber pangan alternatif, menjadi tambahan istimewa dalam menu yang ditawarkan warung ini.

Para pengunjung setia Warung Makan Yu Ngademi, seperti Nila Sari dari Semarang, seringkali memilih untuk menikmati sajian khas Jogja di sini. "Bubur krecek adalah menu sarapan favorit saya di Jogja. Saya suka memilih telur bulat yang dimasak rawon untuk menemani buburnya. Rasanya selalu mantap dan memuaskan," ujarnya dengan senyum. Selain bubur krecek, Nila Sari juga menikmati wedang rempah, campuran hangat yang terdiri dari cengkeh, sereh, jahe, selasih, irisan jeruk nipis, dan gula batu. Minuman ini tidak hanya menyegarkan tenggorokan tetapi juga memberikan rasa nyaman di perut dengan harga yang terjangkau bagi pengunjung.

Dokumen Pribadi 
Dokumen Pribadi 

"Awalnya, saya hanya menjual bubur krecek, tapi setelah pindah ke sini, saya mulai menambahkan bubur kelor," cerita Yu Ngademi.

Bubur panas yang disajikan dengan krecek dan kuah gurihnya benar-benar menggugah selera. Bubur kelor juga tak kalah enak, biasanya disajikan dengan telur asin atau telur dadar goreng. Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp8.000 untuk bubur krecek saja, Rp12.000 untuk bubur krecek dengan telur, dan Rp16.000 untuk nasi ayam.

Saat akhir pekan mendekat, Warung Makan Yu Ngademi menambah variasi menu untuk menyambut pengunjung yang lebih banyak.

Nisa, seorang pembeli lokal yang telah berlangganan lama ke Warung Makan Yu Ngademi, memberikan rekomendasi pilihan menu lain yang wajib dicoba. "Saya sangat merekomendasikan bobor kelor, sambel jenggot, dan minuman seruni yang segar. Di sini, kita bisa duduk santai di warung atau meminjam tikar untuk bersantai di selasar Pasar Ngasem," ujarnya sembari menikmati suasana pagi yang ramai dengan pengunjung yang antusias.

Menurut Nisa, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati bubur krecek, karena seringkali habis di jam-jam berikutnya. Warung Makan Yu Ngademi juga menawarkan oseng genjer, bobor kelor, brongkos, dan hidangan lainnya yang cukup bervariasi. Pelayanan ramah dari penjual dan suasana yang santai menjadikan pengalaman makan di sini semakin berkesan.

Harga terjangkau di Warung Makan Yu Ngademi adalah salah satu daya tarik utamanya mengapa banyak orang berkunjung ke tempat makan ini. "Tidak perlu khawatir harus antri terlalu lama di sini. Jika Anda berkunjung ke Jogja, jangan lupa mencoba bubur krecek dan minuman jahe serta sereh di warung ini. Hari ini, saya dan teman saya hanya menghabiskan Rp 42.000 untuk sarapan yang memuaskan," ungkap Nisa dengan senyum. Dia juga menambahkan informasi tentang jam buka warung, yang dimulai dari pukul 06.00 pagi hingga sekitar pukul 14.00 siang, tergantung pada ketersediaan stok hidangan.

Oseng genjer dan bobor daun kelor, sebagai menu andalan Warung Makan Yu Ngademi, bukan hanya memuaskan lidah pengunjung tetapi juga diyakini memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan di masyarakat Yogyakarta. Dengan harga terjangkau dan ketersediaan bahan-bahan alami yang mudah didapat, kedua hidangan ini tidak hanya menjadi pilihan kuliner tetapi juga menjadi solusi di masa-masa sulit.

Menurut Mbah Sumadi, seorang pelanggan setia yang telah mengunjungi Warung Makan Yu Ngademi selama lebih dari tiga dekade, oseng genjer dan bobor daun kelor memiliki potensi besar untuk menjadi sumber pangan alternatif yang bergizi dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. "Kedua hidangan ini bukan hanya enak tetapi juga memberi energi yang dibutuhkan tubuh. Di masa krisis, menu-menu seperti ini bisa menjadi penyelamat karena bahan-bahannya mudah didapat dan murah," ujarnya dengan mantap.

Warung Makan Yu Ngademi mulai buka dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

Keberadaan Warung Makan Yu Ngademi juga mewakili pentingnya pelestarian budaya kuliner tradisional dalam menjaga identitas dan kearifan lokal Indonesia. Dengan mempertahankan resep-resep khas nenek moyang, warung-warung seperti ini tidak hanya menyediakan makanan lezat tetapi juga mengajarkan generasi muda untuk mencintai dan menghargai warisan kuliner yang ada.

Tidak mengherankan jika Warung Makan Yu Ngademi telah menjadi ikon kuliner di Yogyakarta selama hampir empat dekade. Dengan sajian lezat, harga yang terjangkau, dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, warung makan sederhana ini telah menjadi lebih dari sekadar tempat makan. Ia menjadi simbol ketahanan pangan, kearifan lokal, dan harapan bagi masyarakat Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.

Dengan pengalaman yang memuaskan dari hidangan khas Jogja hingga keberhasilannya dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional, Warung Makan Yu Ngademi terus melayani dan memukau pengunjung dengan keunikan dan kelezatan yang telah menjadi ciri khasnya. Bagi mereka yang mencari pengalaman kuliner yang otentik dan berkesan di tengah kesibukan kota Yogyakarta, Warung Makan Yu Ngademi tetap menjadi pilihan utama yang tak terlupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun