Mohon tunggu...
MARA JUNGJUNG
MARA JUNGJUNG Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Yogyakarta/23107030013

Suka mendengarkan musik dan bersosialisasi sesama mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Katanya Starlink Bagus, Kok Banyak Operator Kompak Melarangnya?

6 Juni 2024   11:56 Diperbarui: 6 Juni 2024   12:03 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Operator seluler Indonesia telah menanggapi hadirnya layanan Starlink di Tanah Air. Mereka berpendapat bahwa Starlink belum menjadi kompetitor langsung bisnis mereka, namun ada peluang kerja sama yang dapat dilakukan untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses.

Layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk akhirnya resmi diluncurkan di Indonesia pada 19 Mei 2024. Awalnya, akses jaringan internet itu dikhususkan untuk sektor pendidikan dan kesehatan, tetapi sejak beberapa waktu lalu, beberapa orang telah membeli perangkat Starlink untuk memakai layanan internet berbasis satelit.

Kehadiran Starlink telah mendapat tanggapan dari operator seluler yang merupakan penyelenggara layanan internet berbasis seluler. Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, berharap kehadiran Starlink dapat menjangkau daerah-daerah yang sulit dikover oleh operator seluler. Ia juga menambahkan bahwa XL Axiata dapat bekerja sama dengan Starlink untuk menghubungkan BTS atau langsung ke konsumen di wilayah rural yang tak bisa dijangkau.

Peluang kerja sama ini dapat membantu menghemat biaya sewa kapasitas dan menjadi solusi untuk menggantikan biaya sewa kapasitas yang lebih mahal. Gede juga mengatakan bahwa XL Axiata dapat bekerja sama dengan Starlink untuk gulirkan layanan mereka ke wilayah 3T, yang sulit dijangkau oleh operator seluler.

Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengungkapkan bahwa persaingan langsung antara XL Axiata dengan Starlink belum terjadi saat ini. Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah, juga mengatakan bahwa persaingan langsung antara Indosat Ooredoo Hutchison dengan Starlink belum terjadi, namun kompetisi ketat dapat terjadi antara Starlink dengan penyedia layanan internet berbasis satelit lainnya.

Buldansyah juga mengatakan bahwa kompetisi paling banyak terjadi dengan penyelenggara VSAT, bukan seluler. Dari segi harga, biaya berlangganan internet Starlink yang mencapai Rp 750 ribu tidak akan menjadi kompetitor bagi layanan FTTH.

Namun, ke depannya, Starlink dapat menjadi saingan langsung bagi operator seluler jika teknologi Starlink dapat menghadirkan kapasitas besar untuk menjangkau konsumen di perkotaan dengan harga yang lebih rendah. Dian Siswarini mengatakan bahwa jika nantinya Starlink memiliki teknologi lebih baik yang bisa menghadirkan layanan di perkotaan yang lebih murah, itu baru terjadi kompetisi head-to-head.

Meski belum akan menjadi pesaing langsung, baik XL Axiata maupun Indosat Ooredoo Hutchison berharap pemerintah memberikan level persaingan yang setara antara operator seluler dengan pemain satelit seperti Starlink, yang mau menggelar layanan langsung ke end-user. Pemerintah harus memberikan play ground yang sama, sehingga tidak ada keberpihakan dari segi aturan pemerintah terhadap salah satu pemain.

Smartfren melalui Smartfren Business telah berkolaborasi dengan Telkomsat untuk memanfaatkan konektivitas satelit milik Starlink, demi menjangkau konektivitas industri yang beroperasi di wilayah 3T. Kerja sama ini dilakukan karena permintaan konektivitas tersebut tak bisa dipenuhi dengan konektivitas berbasis serat optik.

Nah, berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah persaingan antara operator seluler dan Starlink:

  • Kerja Sama: Operator seluler dapat bekerja sama dengan Starlink untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses dan meningkatkan kualitas layanan.
  • Inovasi Teknologi: Operator seluler dapat meningkatkan teknologi mereka untuk meningkatkan kualitas layanan dan menghadirkan kapasitas besar untuk menjangkau konsumen di perkotaan dengan harga yang lebih rendah.

  • Pengembangan Layanan: Operator seluler dapat mengembangkan layanan yang lebih inovatif dan berbeda dengan Starlink.
  • Pengawasan Pemerintah: Pemerintah harus memberikan level persaingan yang setara antara operator seluler dengan pemain satelit seperti Starlink. Pemerintah harus memastikan bahwa semua pemain memiliki level playing field yang sama, sehingga tidak ada keberpihakan dari segi aturan pemerintah terhadap salah satu pemain.

  • Pengembangan Infrastruktur: Operator seluler dapat meningkatkan pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas layanan dan menghadirkan kapasitas besar untuk menjangkau konsumen di perkotaan dengan harga yang lebih rendah. Pengembangan infrastruktur ini dapat membantu meningkatkan persaingan dengan Starlink.
  • Pengembangan Layanan Khusus: Operator seluler dapat mengembangkan layanan khusus yang berbeda dengan Starlink.

  • Pengawasan Biaya: Operator seluler dapat mengawasi biaya sewa kapasitas dan menghemat biaya untuk meningkatkan kualitas layanan dan menghadirkan kapasitas besar untuk menjangkau konsumen di perkotaan dengan harga yang lebih rendah.

Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, operator seluler dapat meningkatkan persaingan dengan Starlink dan meningkatkan kualitas layanan untuk konsumen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun