Perempuan hamil pantang makan 'louq' mati
Pantangan makananan cukup ekstensif diberlakukan pada perempuan orang rimba terutama pada masa hamil dan pasca kelahiran. Namun sifat pemberlakuan pantangan ini tidak berlaku permanen. Perempuan yang telah memasuki masa monopause akan terbebas dari semua pantangan makanan.
Walau hampir semua binatang yang dibawa dari perburuan biasanya sudah dalam kondisi mati, orang rimba membuat kategori rinci terhadap binatang hasil buruan.Â
Binatang yang mati dengan sendirinya dalam perangkap jerat dikategorikan sebagai "louq mati". Hal ini berbeda dengan binatang yang mati dengan cara ditombak atau ditembak.
Pantangan makanan perempuan hamil juga berlaku pada ikan yang diperoleh dengan cara dituba. Louq mati dan ikan yang mati karena tuba (racun) dipercaya dapat menimbulkan bahaya kematian pada janin.
Kekurangan gizi pada orang rimba dipengaruhi oleh adanya pembatasan budaya atas makanan, apa yang didefenisikan makanan dan bukan makanan. Sebagai masyarakat pemburu peramuÂ
fluktuasi makanan kerap terjadi, hal ini yang dapat berlangsung sementara atau dalam jangka panjang. Kemarau panjang yang diikuti dengan paceklik makanan sering menjadi pemicu utama terjadinya gizi buruk.
Pada tahun 2012 dilaporkan 15 anak orang rimba kelompok yang bermukim di Taman Nasional Bukit 12 mengalami gizi buruk (Gizi Buruk Melanda Anak Orang Rimba, Kompas.com 16/03/2012). Hal serupa juga terjadi berulang pada tahun-tahun berikutnya dengan interval waktu berbeda.
Bacaan:
- Anne Sharman, 1970. Nutrition and social planning, The Journal of Development Studies Volume 6, 1970 - Issue 4: Social Planning
- Laurie DeRose, Ellen Messer, and Sara Millman, 1998. Who's hungry? And how do we know? Food shortage, poverty, and deprivation. The United Nations University.
- Foster, Anderson (1986). Antropologi Kesehatan. Jakarta. Grafiti
- Gizi Buruk Melanda Anak Orang Rimba: https://travel.kompas.com/read/2012/03/16/16263573/gizi.buruk.melanda.anak.rimba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H