Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gizi Buruk, antara Makanan dan Bukan Makanan dalam Kehidupan Orang Rimba

22 Agustus 2020   18:45 Diperbarui: 5 April 2022   16:18 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walaupun ada beragam sumber-sumber makanan di lingkungan kita, budaya mengesahkan mana yang makanan dan bukan makanan (Sumber: www.fao.org)

Sumber-sumber makanan itu berupa makanan yang terdapat pada sungai meliputi, berbagai ikan kecil dan besar, berbagai jenis kerang, berbagai jenis ampibi (katak, kura-kura, lalabi-lalabi, sesembung, buaya), beberapa jenis kadal, beberapa jenis biawak dan ular. 

Sedangkan sumber makanan yang terdapat di darat meliputi; kancil, tikus, rusa, tapir, kijang, babi, macan dahan dan beruang madu. Bermacam jenis burung besar dan kecil, berbagai jenis primata; cegaq, beruk, dan simpay. Semua sumber makanan yang disebutkan dapat dimakan karena terdapat di hutan dan tidak dipelihara. 

Sebaliknya, jenis makanan yang dipelihara dan "jinak", baik yang mereka pelihara sendiri maupun sumber-sumber makanan yang terdapat dalam lingkungan masyarakat Melayu (hidup di luar hutan), semuanya haram, tidak terkecuali susu dan telur.

Makan udang menyebabkan hernia
Kepercayaan penduduk turut membatasi pilihan makanan yang tersedia di alam, kendatipun penelitian ilmiah belum membenarkan hal tersebut. Laki-laki orang rimba percaya bahwa penyakit "oluron" atau "burut" (hernia) dapat disebabkan akibat mengkonsumsi udang sungai. 

Satu jenis ikan yang juga dipercaya menimbulkan hernia adalah ikan becat. Kedua jenis makanan ini sebenarnya cukup baik dimanfaatkan sebagi lauk-pauk, karena udang sangat melimpah, terutama jika masyarakat tersebut dalam masa krisis makanan.

Makan tebu rebah menyebabkan impotensi
Tanaman tebu merupakan sumber gula pada orang rimba yang jauh dari pasar. Tebu yang bagian ujungnya patah karena angin atau tertimpa kayu, di mana kemudian tumbuh tunas baru pada batang tebu yang sama disebut "mati pucuk". Mati pucuk dalam pergertian lain adalah impotensi.

Orang rimba mempercayai mitos tentang tebu yang "mati pucuk" dapat menyebabkan impotensi pada laki-laki yang mengkonsumsinya. 

Laki-laki yang "mati pucuk" status sosialnya rendah, biasanya laki-laki yang mati pucuk diejek karena tidak dapat memberikan keturunan. Mitos ini begitu dipercaya sehingga orang rimba sangat takut mengkonsumsi tebu yang rebah, dimana ujungnya patah dan ditumbuhi tunas baru.

Makan buah asam membuat tubuh menyusut
Aspek rasa ternyata dipercaya dapat mempengaruhi kondisi fisik yang mengkonsumsinya, seperti yang dipercayai perempuan orang rimba. Perempuan percaya bahwa rasa asam yang terdapat pada sejumlah jenis buah seperti, mangga, salak, embacang, dan rambuatan, dapat menurunkan berat badan.

Rasa asam ini juga dipercaya dapat menyebabkan demam (apalagi) jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Dalam kosmologi orang rimba, mangga, salak, embacang, dan rambuatan merupakan tanaman yang berasal dari hilir (hilir dalam pengertian orang rimba adalah desa Melayu). 

Tanaman yang berasal dari hilir dipercaya menimbulkan "ancaman", khususnya untuk perempuan. Dengan demikian, hanya laki-laki saja yang dapat mengkonsumsi jenis buah yang disebutkan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun