Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Multiplicity, Cara Warga Menyiasati Hidup di Masa Pandemi

9 Agustus 2020   17:30 Diperbarui: 24 September 2020   10:05 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembayaran sistem COD (Gambar: Amazon.com)

Multiplicity, istilah ini saya pinjam untuk menjelaskan bagaimana strategi adaptasi orang-orang yang mengalami dampak ekonomi selama pandemi Covid-19 agar tetap memiliki penghasilan atau mengakumulasi penghasilan dari sumber-sumber yang beragam dengan cara membaca peluang-peluang ekonomi yang terbuka. Hal ini dilakukan karena sumber pendapatan utama telah berkurang atau hilang akibat pandemi Covid-19.

Ibu Mia kita jadikan salah satu contoh. Ibu Mia adalah ibu rumah tangga dengan empat orang anak, keempat anaknya sudah sekolah yang membutuhkan biaya. Sumber pendapatan rumah tangga ini berasal dari suami yang bekerja disebuah koperasi simpan pinjam. 

Selama pandemi Covid-19 nasabah suaminya banyak yang menunggak atau kredit macet, hal itu secara langsung membuat pendapatan keluarga ini menjadi menyusut. Nasib uang yang dipinjamkan itu pun belum jelas juntrugannya, apakah bisa kembali atau tidak?

Pinjaman-pinjaman besar memang memiliki jaminan, namun ada banyak pinjaman di bawah 5 juta yang diberikan atas dasar kepercayaan dan loyalitas membayar. 

Nasabah seperti ini adalah mereka yang sudah berhubungan cukup lama dengan koperasi simpan pinjam dan memiliki riwayat membayar pinjaman tepat waktu atau baik.

Terhadap pinjaman di atas 10 juta rupiah yang memiliki agunanan, proses pengambilalihannya juga tidak mudah. Walaupun itu dimungkinkan berdasarkan ketentuan yang dibuat dalam akad kredit, namun eksekusinya sunguh tidak mudah. 

Bagaimana pun, para nasabah yang sedang merugi itu berupaya membujuk atau mempertahankan barang jaminan agar tidak disita. Barang jaminan dimaksud bisa sepeda motor, gerobak jualan, tanah, dan barang-barang yang sebetulnya tidak bisa langsung dicairkan dalam waktu dekat. 

Singkat kata, situasi yang sulit bagi peminjam (debitur) dan pemberi pinjaman (kreditur) karena kondisi yang menyebabkan wanprestasi adalah hal yang berada di luar kendali mereka. 

Virus Corona tiba-tiba muncul dan meyebar menginveksi banyak orang begitu cepat membuat orang-orang takut keluar rumah lalu mengurung diri di rumah. Pasar-pasar tradisonal tempat sebagian nasabah mereka berjualan menjadi sepi---pendapatan berkurang bahkan merugi karena barang dagangan tidak laku.

Ilustrasi pembayaran sistem COD (Gambar: Amazon.com)
Ilustrasi pembayaran sistem COD (Gambar: Amazon.com)
Tidak mendapat uang belanja yang cukup lagi dari suami, Ibu Mia memutuskan mencari sumber-sumber pendapatan selain menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga.

Ibu Mia yang sejatinya ibu rumah tangga itu melakukan peran majemuk guna memperoleh uang/pendapatan dari sumber-sumber yang beragam berdasarkan permintaan pasar yang trending. 

Ia menjual sepeda jika ada orang membutuhkannya saat itu, Ibu Mia membeli sepeda dari toko lalu mengantar sepeda ke rumah pembeli dengan metode COD (cash on delivery).

Metode transaksi COD relevan saat pandemi karena kontak fisik tidak terjadi atau hanya terbatas dibandingkan orang pergi ke toko, swalayan, pasar untuk berbelanja membuat orang rentan terinveksi virus corona

Karena pembeli sepeda tidak ada setiap hari, maka dilain hari Ibu Mia menjual ikan teri yang sudah dibungkus dalam bentuk paket. Membungksunya dalam paket setengah kilo atau paket sekilo lalu mengantarkannya ke rumah 20 orang yang memesannya. Pembayaran dilakukan dengan metode yang sama---barang sampai di rumah lalu dibayar di tempat atau cash on delivery (COD).

Di lain hari, ia menjual susu kambing dan dikirim ke orang di luar kota namun sudah ada jaminan uangnya ditransfer setelah slip pengiriman dikirimkan lewat WhatsApp. 

Di lain hari, ia mengirim bibit bunga matahari ke luar daerah untuk memenuhi permintaan orang yang selama pandemi Covid-19 banyak beraktivitas di rumah dan pekarangan. 

Seperti kita tahu, belakangan ini menguat urban farming. Urban farming adalah bercocok tanam di lingkungan perkotaan memanfaatkan lahan pekarangan terbatas baik menggunakan media tanah terutama dengan cara hidroponik untuk mensiasati lahan yang terbatas. Bentuk pertanian ini biasanya vertikal (disusun ke atas) karena ruang ke samping-kiri-kanan-muka belakang terbata namun ke atas "tidak terbatas" .

Urban farming juga dapat dilihat sebagai strategi adaptasi warga perkotaan dalam menyiasati hidup selama pandemi Covid-19 guna memenuhi kebutuhan pangan keluarga. 

Kurun waktu 3-4 bulan ini, Ibu Mia telah melakoni 20 jenis usaha berbeda yang satu dengan lainnya tumpang tindih pada waktu yang sama atau satu usaha di hari yang sama. 

Hal ini membuat sumber pendapatan terus mengalir dari hari ke hari karena diversitas jenis usaha yang dia lakoni. Usahanya tidak macet karena elastis. Ia hanya merespon kebutuhan pasar yang sedang terbuka---kebutuhan pasar yang real time.

Media sosial seperti Facebook, WA, Youtube dan jenis lain, memiliki peran penting dalam pekerjaan multiplicity. Media sosil itu berfungsi sebagai infrastruktur (alat kerja) namun juga sebagai tempat berbelanja informasi yang berguna bagi Ibu Mia untuk membaca apa yang dibutuhkan pasar saat ini.

Apakah multiplicity sama dengan kerja serabutan?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, saya ingin memasukkan beberapa istilah yang mirip atau berdektan yakni, freelence dan voluntary. 

Freelance adalah adalah seseorang yang bekerja sendiri, tidak terikat jam kerja, dan biasanya memiliki keahlian tertentu seperti penulis artikel, design grafis, dan pekerjaan sejenis lainnya. 

Orang yang bekerja dengan freelance bisa saja sudah memiliki pekerjaan pokok yang menjadi sumber utama penghasilannya, sehingga income dari freelance hanya bersifat tambahan pengahasilan saja.

Sekarang pengertian orang yang bekerja voluntary. Pekerja volunteer atau relawan adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan tanpa dibayar yang dilakukan dengan sukarela dalam waktu tertentu. 

Orang ikut dalam evakuasi korban bencana alam contoh pekerjaan voluntary. Orang yang menghibahkan waktunya untuk mengajar (guru) seperti dalam program Indonesia Mengajar dapat disebut bekerja voluntary atau sukarelawan/relawan.

Kembali ke pertanyaan di atas, apa bedanya multiplicity dengan kerja serbutan? Pekerja serabutan dapat diartikan sebagai orang yang tidak memiliki pekerjaan atau dalam kondisi menganggur sementara atau sudah lama. guna mendapatkan income Ia melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia di depan mata, bisa hanya 10 hari bekerja dalam sebulan. 

 Apakah Ibu Mia orang yang penganguran? Tidak. Ibu rumah tangga adalah pekerjaan, bukan hanya diakui di KTP (kartu tanda penduduk) dan KK (kartu keluarga). Jika ibu rumah tangga tidak mencuci pakaian anggota rumah tangga, maka pekerjaan mencuci itu akan digantikan laundry. 

Apakah laundry suatu pekerjaan tersendiri? Sudah jelas. Demikian juga jika pekerjaan rumah tangga bila digantikan oleh pembatu rumah tangga dan pembantu rumah tangga adalah profesi yang berdiri sendiri. 

Saya kira padangan Ibu rumah tangga sudah jauh berkembang dengan kesadatan gender yang sebelumnya menempatkan perempuan seolah-olah tidak memiliki peran ekonomi dalam keluarga. 

Apakah hanya Ibu Mia yang melakukan hal semacam ini? Saya kira ada banyak orang di luar sana yang melakukan strategi adaptasi yang sama. 

Bacaan:

  1. accurate.id
  2. okezone.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun