Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ada Tempat Khusus Mengolah Sampah Kantong Plastik di Pohuwato

27 Juli 2020   23:45 Diperbarui: 28 Juli 2020   22:00 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantong plastik hitam dalam proses pencacahan sekaligus pembersihan agar dapat digunakan sebagai bahan baku membuat produk baru (Gambar Marahalim Siagian)

Kantong plastik hanyalah salahsatu wujud dari plastik. 

Sejumlah daerah di Indonesia seperti Banjarmasin, Denpasar, Bogor, Balikpapan, Bekasi, dan Semarang, serta DKI Jakarta mulai 1 Juli 2020 memberlakukan regulasi kantong plastik (Kompasiana, Pelarangan Kantong Plastik, 8 Juli 2020).

Terkait regulasi  kantong plastik tersebut, muncul pertanyaan. Apakah kantong plastik sungguh bisa dibendung jika penggunaan kantong plastik menjadi berbayar?

Di pusat-pusat perbelanjaan besar seperti supermarket dan hypermarket mungkin hal itu ada dampaknya. Seberapa besar dampaknya bagi penurunan konsumsi kantong plastik? Kita masih perlu melihatnya setahun atau lima tahun lagi agar memiliki pendapat yang konklusif apakah regulasi tersebut efektif atau tidak.

Masih terkait dengan regulasi ini, apakah kelas menengah yang berbelanja ke supermarket dan hypermarket terbebani jika harus membayar tambahan 5.000 rupiah untuk kantong plastik yang mereka gunakan? Jangan-jangan tidak.

Jika semakin banyak kota yang berupaya untuk membendung konsumsi kantong plastik ini, apakah kantong plastik sungguh-sungguh bisa hilang? Di toko kelontong, warung-warung kecil, serta pasar-pasar tradisional kantong plastik tetap banjir.

Tangan regulasi itu sepertinya belum menjangkau kesana, bisa jadi karena pemerintah mempertimbangan bahwa hal itu dapat menambah beban golongan rakyat lapisan bawah yang biasanya berbelanja di warung sembako dan pasar-pasar tradisional.

Kembali ke kalimat pembuka saya, bahwa kantong plastik hanyalah salahsatu wujud plastik, di supermarket dan hypermarket plastik sejenis juga masih cukup tinggi penggunaanya, baik sebagai kemasan primer, sekunder, maupun tersier.

Buah dan sayuran menggunakan plastik pembungkus di pusat-pusay perbelanjaan (Gambar: majalahcsr.id)
Buah dan sayuran menggunakan plastik pembungkus di pusat-pusay perbelanjaan (Gambar: majalahcsr.id)
Sementara itu krisis lingkungan akibat sampah plastik sudah mendesak untuk diatasi, apakah masih memadai memakai pendekatan-pendekatan konvensional sembari berharap ada perubahan perilaku masyarakat. Dua kali atau tiga kali lagi presiden berganti mungkin hal itu belum tercapai. 

Bukan bermaksud pesimis, lebih karena gaya hidup kita serta dunia industri tidak bisa serta-merta melakukan penyesuaikan terhadap krisis ini. Plastik semirip kantong plastik yang tipis, ringan, dan kecil-kecil teraplikasi ke hampir semua produk. 

Mulai dari shampo shachet, bungkus deterjen, pewangi pakaian, sabun cair, minyak goreng, gula, teh, rokok, kopi, mie instan, susu, snak, buku-buku baru dan majalah serta masih banyak lagi.

Regulasi kantong plastik ujungnya adalah reduce (pengurangan) kantong plastik. Opsi lain yang bisa ditempuh adalah recycle (daur ulang) plastik. Kami memilih opsi recycle (daur ulang) atas dasar kondisi yang disebut di atas.

Industri besar dan industri rumah tangga tidak mudah melakukan penyesuain terhadap kemasan pembungkus yang praktis dan murah, hal ini membuat kita harus memikirkan opsi lain yang realistik dalam menyikapi krisis lingkungan akibat sampah plastik (Gambar Marahalim Siagian)
Industri besar dan industri rumah tangga tidak mudah melakukan penyesuain terhadap kemasan pembungkus yang praktis dan murah, hal ini membuat kita harus memikirkan opsi lain yang realistik dalam menyikapi krisis lingkungan akibat sampah plastik (Gambar Marahalim Siagian)
TPST Barakati, Tempat Khusus untuk Mendaur Ulang Kantong Plastik di Pohuwato

Di Propinsi Gorontalo, ada satu tempat khusus tempat untuk mendaur ulang kantong plastik. TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) ini berlokasi di Desa Duhiadaa, Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato. 

Bangunan permanen 40 x 40 meter ini dilengkapi dengan fasilitas pemilahan, kendaraan tiga roda (Viar), listrik, air, ruang kerja, serta fasilitas pemrosesan. Belum ideal namun sudah mulai melakukan pendaurulangan kantong plastik.

TPST ini dikelola oleh CS (cleaning service) yang digaji oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pohuwato. Dengan luas bangunan 40 meter x 40 meter berikut dengan bak pemilahannya, satu ton kantong plastik setiap bulannya dapat diolah di tempat ini. 

TPST Barakati dari satu sudut (Gambar: Marahalim Siagian)
TPST Barakati dari satu sudut (Gambar: Marahalim Siagian)
Ada 8 (delapan) TPST sejenis ini di Kabupaten Pohuwato. Satu TPST di Desa Teratai, dua tahun lalu telah dioperasikan untuk tempat mendaur-ulang plastik (non kantong plastik) dan kemudian pada tahun 2020, kapasitasnya ditambah agar dapat melakukan pemrosesan kertas dan kardus untuk daur ulang kertas dan kardus pada tingkat pertama.

Sementara TPST lainnya, dioperasikan untuk tempat pengomposan serta tempat pemilahan sampah anorganik yang kemudian dipasok ke tempat pengolahan sampah yang sudah ada. 

Misalnya, kertas, kardus dan plastik (selain kantong plastik) dibawa ke TPST Kota Madani yang ada di Desa Teratai, 10 menit dari jantung kota Kabupaten Pohuwato--Kota Marisa.

Pengoperasian TPST Barakati sebagai tempat khusus pengolahan sampah kantong platik memang masih terbilang baru (Juli 2020), namun rencana dan persiapan untuk itu sudah dilakukan jauh-jauh hari. 

Pencanangan ini dilakukan langsung oleh kepala dinas DLH Bapak Bahari Gobel berserta Bapak Burhan dan Ibu Martin selaku kepala-kepala seksi terkait.

Kegiatan sortasi plastik di TPST Barakati (Gambar Burhan)
Kegiatan sortasi plastik di TPST Barakati (Gambar Burhan)
Karena kantong plastik ringan dengan riwayat penggunaan yang sangat beragam serta timbulannya ada di mana-mana, bandingkan dengan botol (plastik) oli dan pelumas -timbulannya ada di bengkel dengan riwayat penggunaan yang jelas yakni, oli dan pelumas. 

Hal inilah salah satu sebab mengapa kantong plastik sulit untuk dikumpulkan serta biasanya teraduk dengan macam-macam sampah yang membuat orang jijik untuk menyentuhnya.

Difasilitasi oleh Kepala Baperlitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Kabupaten Pohuwato Bapak Irfan Saleh, pada tahun 2018, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato menjalin MoU dengan Program Manager Burung Indonesia Program Gorontalo (Birdlife International Association) untuk waste management di Kabupaten Pohuwato. 

Burung Indonesia Program Gorontalo dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato sejauh ini terlibat di TPST Kota Madani Desa Teratai Kecamatan Marisa dalam kegitan daur ulang kertas dan plastik serta di TPST Barakati di Desa Duhiadaa Kecamatan Duhiadaa untuk daur ulang khusus untuk kantong plastik.

Kantong plastik hitam dalam proses pencacahan sekaligus pembersihan agar dapat digunakan sebagai bahan baku membuat produk baru (Gambar Marahalim Siagian)
Kantong plastik hitam dalam proses pencacahan sekaligus pembersihan agar dapat digunakan sebagai bahan baku membuat produk baru (Gambar Marahalim Siagian)
Pengelolaan Sampah Kantong Plastik dan Sejenisnya

Kantong plastik dan sejenisnya (pembungkus) pada dasarnya sama dengan aneka bentuk plastik yang biasa kita dapati pada ember cat (umumnya berbahan polypropilyne-PP), perabotan rumah tangga berbahan plastik (umumnya berbahan polypropylene-PP), botol oli dan pelumas (umumnya berbahan high density polyethylene-HDPE), selang dan botol infus (umumnya berbahan low density polyethylene-LDPE), kemasan botol air minum, kecap dan toples (umumnya berbahan polyethilene terephthalate-PET), sementara jenis polyvinyl choride-PVC jarang digunakan untuk kantong plastik dan plastik pembungkus, namun cukup ektensif digunakan untuk membuat pipa paralon.

  • Pengenalan jenis kantong plastik dan plastik pembungkus

Jadi, hal pertama yang kami lakukan adalah melatih CS DLH untuk mengenali jenis-jenis plastik agar mereka tepat dalam penggolongannya untuk selanjutnya dilakukan kegiatan pendaurulangan.

Kantong plastik dan kantong plastik pembungkus umumnya tidak mencantumkan identitas jenis plastiknya -sehingga proses ini membutuhkan latihan yang tidak bisa sekali pertemuan langsung khatam. Terlebih karena muasal plastik ini dari ratusan produsen berbeda.

Plastik pembungkus deterjen saja tidak kurang dari sepuluh merek berbeda dan jika dilanjutkan ke plastik pembungkus jajanan anak-anak jumlahnya bisa ratusan merek dari ratusan produsen berbeda pula.

Peltihan pengenalan jenis kantong plastik dan kantong pembungkus. Tampak dalam gambar penulis dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato Bapak Bahari Gobel dan tigapuluhan CS DLH peserta pelatihan (Dokpri)
Peltihan pengenalan jenis kantong plastik dan kantong pembungkus. Tampak dalam gambar penulis dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato Bapak Bahari Gobel dan tigapuluhan CS DLH peserta pelatihan (Dokpri)
  • Metode pengolahan

Selesai dengan pengenalan jenis dan pengelompokannya, hal berikutnya adalah bagaimana mengolahnya?

Dalam proses pengolahan, kami memilih teknik pencacahan agar mendapat potongan plastik kecil yang sejenis dan seragam warnanya. Proses ini juga membuang kontaminan serta kotoran yang tidak diinginkan. 

Setelah proses pengeringan, diperoleh bahan baku yang akan dilebur dan dibentuk menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi.

Jenis plastik HD dari plastik pembungkus setelah proses pencacahan menjadi kepingan kecil agar mudah dalam proses pelelehan. Prinsip ini sama dengan ranti daur ulang yang melibatkan industri pengolahan (pabrik plastik daur ulang) yang ada di Jawa Timur atau Tanggerang, Banten (Gambar Marahalim Siagian)
Jenis plastik HD dari plastik pembungkus setelah proses pencacahan menjadi kepingan kecil agar mudah dalam proses pelelehan. Prinsip ini sama dengan ranti daur ulang yang melibatkan industri pengolahan (pabrik plastik daur ulang) yang ada di Jawa Timur atau Tanggerang, Banten (Gambar Marahalim Siagian)
Ada dua metode pelelehan (melting) yang kami sedang terapkan yakni, melalui pelelehan menggunakan minyak/oli (direbus) dan metode pelelehan dengan pemanasan (heated).

Metode pertama lebih sesuai untuk membuat bata plastik dan metode kedua lebih sesui untuk membuat papan plastik yang aplikasinya bisa beragam (pintu kamar mandi, pelapis meja, papan skateboard), residunya telah diujicoba pada kerikil dan berfungsi layaknya aspal.

Aplikasi sampah kantong plastik untuk mengikat kerikil layaknya fungsi aspal (Gambar Marahalim Siagian)
Aplikasi sampah kantong plastik untuk mengikat kerikil layaknya fungsi aspal (Gambar Marahalim Siagian)
  • Produk baru

Melalui beberapa pendekatan ini, diharapkan dapat dibuat beberapa produk antara lain: bata plastik, paving plastik, papan plastik untuk beragam aplikasi turunannya. 

Pengembangan jenis produk baru masih perlu riset dan pendalaman sesuai dengan karakter masing-masing plastik.

Batak plastik adalah salahsatu jenis produk yang dapat diproduksi menggunakan sampah kantong plastik dan potensial diserap oleh pasar lokal sehingga punya nilai ekonomi (Gambar: DesignWanted)
Batak plastik adalah salahsatu jenis produk yang dapat diproduksi menggunakan sampah kantong plastik dan potensial diserap oleh pasar lokal sehingga punya nilai ekonomi (Gambar: DesignWanted)
Saat ini kami telah sampai pada metode pelelehan dan sedang merancang cetakan untuk membentuk produk yang bisa diserap oleh pasar lokal, seperti bata plastik yang bisa dibuat cukup banyak.

Kembali ke soal kesulitan dalam pengumpulan kantong plastik, CS DLH saat ini lebih fokus untuk memanfaatkan plastik yang ada di TPA, cara ini dipilih karena bisa menghemat waktu serta tenaga karena sampah plastik sudah berada di suatu tempat -tidak tercecer lagi di lapangan. *)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun