Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Bioskop Rakyat, Enaknya Nonton Berduaan

20 November 2019   04:52 Diperbarui: 25 November 2019   12:24 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga Lee kemudian membuka sejumlah gedung bioskop di kota kabupaten dan kota kecamatan, termasuk bioskop keliling. Selain gedung-gedung bioskop yang mereka punya di Kota Jambi yang masih terus memutar film. Sekarang semua bioskop itu sudah tutup. Ia beralih ke bisnis lain, mendirikan sekolah di Kota Jambi.

Di masanya, keluarga ini memiliki jaringan bioskop di kota kabupaten dan kota kecamatan berikut:

  • Kota Kecamatan Tembesi
  • Kota Kecamatan Bajubang
  • Kota Kecamatan Rantau Panjang (Bioskop Semayo Indah)
  • Kota Kecamatan Nipah Panjang (Bisokop Setia Bhakti)
  • Kota Kabupaten Muara Tebo (Biokop Sederhana)
  • Kota Kabupaten Muara Bungo ((Biokop Bungo Indah dan Bioskop Serunai Baru)
  • Kota Kabupaten Bangko (Bioskop Merangin Jaya)
  • Kota Kabupaten Kerinci (Bisokop Chandra)
  • Kota Kabupaten Muara Sabak (Bioskop Mendhara)
  • Kota Kabupaten Kuala Tungkal (Bisokop Dewi)

Memiliki gedung bioskop sebanyak itu dengan perjalanan waktu lebih 30 tahun, jumlah artefak film layar lebar property keluarga Lee luar biasa banyak. Semua itu sekarang "diawetkan" dalam museum bioskop miliknya. 

Ada sekitar 1.800 karya seni berupa lukisan yang dulu dipakai untuk mempromosikan film, pita film, proyektor, kursi, kipas angin, pengeras suara, dan lainya.

Artefak film layar lebar itu ditata rapi dalam rak-rak yang mengisi sebuah ruangan dengan benda-benda seni yang menarik untuk dipandang mata, benda-benda seni pertunjukan era 'bioskop rakyat'--layar tancap. 

Gedung itu satu kompleks dengan Hotel, coffee shop--tempat nongkrong yang asyik serta ruang pajang benda seni dan sourvenir.  

Bincang-bincang dengan Harkopo Lee (Doc. Marahalim Siagian)
Bincang-bincang dengan Harkopo Lee (Doc. Marahalim Siagian)

Memiliki gedung bioskop sebanyak itu dengan perjalanan waktu lebih 30 tahun, jumlah artefak film layar lebar property keluarga Lie luar biasa banyak. Ada sekitar 1.800 karya seni berupa lukisan yang dulu dipakai untuk mempromosikan film, pita film, proyektor, kursi, kipas angin, pengeras suara, dan lainya

"Mengelola Bioskop itu tidak mudah, orang mungkin kira kita hanya menjual karcis lalu gedung bioskop penuh, pengusahanya untung" ucapnya dalam percakapan santai kami di Tempoa and Gallery, Jl. Tempoa II No.21 Jelutung, Cempaka Putih, Kota Jambi (19/11/2019). 

Untuk mendapatkan sebuah film misalnya, "seperti berjudi, karena film itu bisa tidak diminati penonton atau bahkan film itu lama selesai karena artisnya ngulah", ungkap Pak Harkopo. "Untuk film-film musical (dangdut) kadangkala artisnya kita undang", imbuhnya. 

Rhoma Irama penontonya banyak, Film "Padangan Pertama" yang diinspirasi oleh lagu A Rafiq dengan judul yang sama, menurutnya adalah salah satu jenis film yang membuat bioskop penuh, "orang Melayu suka film itu, penontonya banyak, bioskop penuh", katanya. 

Sebuah film yang putar perdana kadang kala artisnya diundang. Menurutnya, perlu pendekatan khusus agar artisnya mau datang. "Permintaan mereka kadang aneh-aneh, minta dicarikan durian padahal tidak lagi musim durian". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun