Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Field Trip: Talang Mamak di Sungai Gangsal

4 November 2019   12:09 Diperbarui: 4 November 2019   12:07 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Batang" sebutan untuk sungai yang dipakai Orang Talang Mamak (Riau) dan juga penduduk Melayu di Jambi. Selain yang tersebar di sejumlah desa, Talang Mamak membentuk satuan-satuan pemukiman di sepanjang Sungai Gangsal---sungai yang mengalir dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

Pada tahun 2018, susunan pemukiman itu sebagai berikut: (i) Lemang/Sungai Lemang (ii) Siamang/ Sungai Siamang (iii) Pengayoan/Sungai Pengayoan, (iv) Air Bulu/ Sungai Air Bulu, (v) Air Tabu/ Sungai Air Tabu, (vi) Pemuatan [tempat berhenti atau membongkar muatan perahu agar dapat melintasi jeram] (vi) Sungai Olo'an, (vii) Nunusan/Sungai Nunusan, (viii) Maketung/ Sungai Maketung (ix) Batu Lintang (x) Separan/Sungai Separan (xi) Tanjung Lintang/ Sungai Menyasih, (xii) Air Bemban, (xiii) Sadan, (xiv) Sadan/Inuman, (xv) Suite/Sungai Suite dan (xvi) Sungai Malau. Populasinya sekitar 1.700 jiwa.

Penyebaran penduduk yang tergambar di sepanjang Sungai Gangsal ini dipengaruhi tingkat kesuburan tanah. Pemukiman tua dan yang baru terbentuk biasanya dilambangkan oleh usia tanaman karet, durian, pinang, kelapa, duku, petai yang merupakan tanaman paling bermakna yang mengikat tanah dengan pemiliknya. Walaupun karet sudah lama dikenal di kawasan ini, namun masih ada rumah tangga yang baru menanam karet dalam 5 tahun terakhir sehingga pemenuhan kebutuhannya sangat ditentukan oleh keberhasilan perladangan.

Pada dasarnya, kegiatan rumah tangga penduduk yang bermukim di Sungai Gangsal lebih heterogen, baik untuk tujuan subsistensi maupun untuk pasar. Kedekatan Talang Mamak dengan hutan membuat mereka relatif aman dari fluktuasi harga makanan, perumahan, atau kebutuhan sekunder lainnya.

Kerajinan berkembang baik dan bahan baku dapat diperoleh secara gratis: rumbia, 'lipay', 'cikay', dan daun salak. Peralatan rumah tangga seperti tikar, keranjang dan wadah penampungan padi dibentuk dari bahan rotan dan kulit kayu meranti. Tali diproduksi menggunakan bahan kayu 'torop', 'antuy', dan 'inau'. Kerajinan tikar [lapik dan belambak] memiliki motif yang menarik. Demikian juga dengan keranjang dan dompet tembakau yang dibentuk dari bahan pandan maupun rotan dihiasi pewarna alami dari 'jernang'.

Di sore hari, suara daway seniman lokal membuai burung-burung yang sedang bercumbu. Para lelaki pulang dari ladang dan hutan, duduk bersama di kursi kayu, melinting tembakau menarik asapnya ke hidung, asap buyar mengejar-gejar agas. Lamat-lamat ku simak percakapan diantara mereka:'kebun palma sudah menerjang dari Keritang'. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun