Mohon tunggu...
M.A Rachman
M.A Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - -

"sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untuk Ibu

5 Maret 2023   02:42 Diperbarui: 5 Maret 2023   06:13 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bu, anak bungsu yang kau lahirkan 26 tahun lalu kini gundah bu.

Beberapa waktu belakangan ini, kehampaan terus menggerogotinya. Entah apa sebabnya.

Bu, rumah yang dihuni dengan keramaian nan kesederhanaan kini berubah. Suasana riuh sekarang sunyi. Dapur yang ramai, kini sepi. Kamar yang ditempati, kini dibiarkan usang.

Namun, pohon pisang, serai, serta daun sirih masih tumbuh lebat seiring waktu yang berlalu.

Ibu, delapan anakmu sekarang sudah menjajaki hidup masing-masing. Begitupun lelaki yang menemanimu sepanjang hari.

Semuanya tampak baik baik saja. Ayah masih bergelut dengan masa tua bersama keluarganya. Ke tujuh anak yang lainnya sudah hidup sewajarnya. Hanya putera bungsumu yang masih hampa.

Setelah 20 hari ke depan bulan ramadhan. Sepertinya kesedihan makin dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun