Mohon tunggu...
Mapung Madura
Mapung Madura Mohon Tunggu... -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Ibu II

8 Juni 2013   20:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:20 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada ruang diantara sela kakimu
merangkak kulalui itu
merunduk,
seperti lewati gerbang waktu
mendekap tubuhmu
erat, hingga kulit ini
bersentuhan.
Ada waktu menjadi latar
entah itu pagi, sore ataupun malam
angin angin rindu
menyelinap diantara dua pohon tua
Besar, dengan akar akar menggantung
rindang.
Angin angin rindu
kibaskan bunga bunga kamboja,
diantaranya.
Ada senyum dari bibirmu
yang selalu kau jaga
dari umpatan umpatan kesal
bagi anakmu.
Bibir kehidupan,
yang mampu mengucap mantra
mampu mencipta perubahan.
Ada kicauan memecah keheningan
hening mengenang sajak sajakmu ini;

Suapan itu, ingatkan pada anak burung Kojhu’
Beralas ranting, rumput kering merajut
Menyumbul bulu halus lewati kulit merah segar
Begitu lemah anakmu, hanya sanggup menganga
Melahap gilingan nasi, campur air liurmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun