Mohon tunggu...
MAPPI
MAPPI Mohon Tunggu... -

MASYARAKAT PEDULI PANGAN INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Petisi Dukung Pembentukan Badan Pangan Nasional?

26 November 2018   11:15 Diperbarui: 26 November 2018   13:26 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : antarajatim.com

 

Mengapa kita harus peduli dengan pangan tanah air?

Jika kita peduli maka anda harus membantu saya untuk mempetisi  Presiden Jokowi agar segera membentuk Badan Pangan Nasional di link  bawah ini  (https://www.change.org/p/presiden-jokowi-segera-bentuk-badan-pangan-nasional)  

Pertanyaan itu akan terjawab dari pidato Bung Karno, soal pangan dan masa depan bangsa dalam Dekarasi Ekonomi (Dekon) tahun 1960. "Pidato saya ini mengenai hidup matinya bangsa kita di kemudian hari. Soal memenuhi keperluan pangan harus mendapat prioritas utama, karena rakyat yang diharuskan ikut serta di dalam gerakan produksi sehebat-hebatnya itu, harus ada jaminan pangan, khususnya beras,".

Lalu pernyataan yang sama juga datang dari Henry Alfred Kissinger "Control oil and you control the nations; control food and you control the people". Artinya, kontrol minyak maka Anda akan kendalikan negara; kontrol pangan maka Anda akan mengendalikan rakyat.

Lalu yang terjadi sekarang ini adalah terjadi polemik dan ribut soal pangan yang tidak berkesudahan.

Teranyar, masih ingatkah kita ketika terjadi polemik impor beras 2 juta ton. Ketika Dirut Bulog Budi Waseso menolak untuk melakukan impor beras dari Pemerintah. Hingga yang terjadi adalah saling lempar dan saling menyalahkan antar Kementerian dan Lembaga.

Bahkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sempat membuat statement bahwa kesepakatan impor beras merupakan hasil rapat koordinasi terbatas di kantor Menteri Perekonomian. Ini artinya rapat tersebut sudah sah karena dihadiri oleh perwakilan Kementerian Pertanian dan BULOG sendiri (sumber).

Namun tatkala polemik tersebut semakin tajam di ranah public, membuat Menko Perekonomian Darmin Nasution memberikan statement.  "Sayangnya, sampai saat ini, data proyeksi produksi dari Kementan tetap saja meleset, sehingga mungkin memberikan persepsi yang berbeda bagi masing-masing lembaga yang terkait dengan kebijakan ini" (sumber)

sumber foto : desar.co.id
sumber foto : desar.co.id
Dari polemik pangan diatas, dapat disimpulkan akan lemahnya koordinasi yang terjadi antara Kementerian yang terkait serta bisa jadi kurangnya kecakapan akibat minimnya pengalaman.

Jika kita tarik mundur ke belakang, persoalan pangan bukan kali ini saja terjadi. Selalu ada saja kejadian tiap tahunnya, mulai dari kelangkaan hingga kenaikan harga seperti ayam potong, telur, cabai, bawang merah, bawang putih dan komoditi pangan lainnya silih berganti seakan tiada henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun