Mohon tunggu...
Mappa mancu
Mappa mancu Mohon Tunggu... -

Seorang dokter hewan yang tidak ingin jatuh cinta terhadap pasiennya, tetapi ingin memahami dan memaknai setiap kata cinta pasiennya, cinta terhadap kelestarian alam dan marga satwa, cinta terhadap kedamaian dan persaudaraan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Mas Karebet Atau Sekedar Kabaret?

27 April 2014   16:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prestasi Joko Tingkir yang sangat cemerlang kala itu tidak diceritakan dengan jelas dalam Babad Tanah Jawi. Mungkin saja karena saat itu, belum ada versi online dari babad tanah jawi. Apalagi belum ada yang namanya media sosial. Pasukan dunia mayapun hanya segelintir, cuma siluman dan makhlus halus penunggu hutan. Sebaliknya saat ini, Jokowi bermahkota"media darling", dengan jutaan akun tentara siluman dunia maya. Dalam hal ini Joko Widodo jelas lebih sakti dari Joko Tingkir.

Keberadaan Jokowi sebagai media darling mengingatkan saya pada Veri Affandi sang jawara pencarian bakat di televisi swasta indonesia. Media saat itu mampu menampilkan Veri Affandi sebagai pribadi yang sederhana mirip seperti fenomena Joko Widodo saat ini.

Penonton pun terbuai, akibatnya walaupun ini adalah sebuah lomba olah vokal, pemirsa tak lagi peduli pada kemampuan vokal Veri. Akibatnya, bagaimana pun amburadulnya suara sang Idola ini, tetap saja simpati menyeruak dari penjuru negeri. Akhirnya terpilihlah Veri Affandi dari semua akademi Fantasi yang ternyata betul hanya menjadi Fantasi akan lahirnya seorang Bintang Vokal Indonesia. Saat Kabaret selesai euforia Veri Affandi pun usai.

Fenomena fantasi ini pun bisa terjadi pada seorang Joko Widodo, mungkin dia mampu meraih simpati atas apa yang ditampilkan media kepada para pemirsa Indonesia, tapi apakah kemampuan vokalnya mampu menggerakkan pembangunan serta mewujudkan kesejahteraan bagi bangsa. Para pemirsa dan calon pemilih perlu mempelajari betul kemampuan dan hasil kerja nyata dari sang media darling ini.

Joko Tingkir akhirnya mampu mencapai tingkat tertinggi kariernya saat itu dengan menjadi raja Pajang. Bila Pajang dianalogikan sebagai kota Solo maka mungkin Joko Widodo adalah Joko Tingkir masa kini. Namun, Joko Tingkir masa kini jelas memiliki mimpi yang lebih tinggi dari sang Joko dari masa lalu. Kita patut menunggu, karena Joko Tingkir masa kini, sekali lagi perlu menaklukkan Mataram dan Jawa timur, malah dia perlu menaklukkan Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Dari cerita masa lalu tentang ketokohan dan kebijaksaan kepempinan Joko Tingkir, dia yang sering disapa sebagai Mas Karebet, tentu cuma satu dari sekian banyak manusia yang pernah menghuni bumi Nusantara dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Jokowi, mungkin salah satu harapan anak negeri akan datangnya sang raja pembela rakyat kecil yang datang bukan saja memberi mimpi seperti para pendahulunya, akan tetapi bisa membawa kesejahteraan tanpa kemiskinan, gemah ripah loh jenawi yang sesungguhnya.

Kita masih terus menunggu datangnya pemimpin terbaik dari bangsa ini, seorang yang mungkin akan sama dengan mas Karebet, bukan yang cuma tenar oleh sebuah episode Kabaret. Semua kembali ke tangan rakyat Indonesia.

Melbourne 17 April 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun