Demikianlah sekelumit pesan dari mahluk yang paling membumi, sekaligus paling mengesankan dunia itu. Namun bagian yang paling mengesankan adalah : Semua satwa yang ada dalam kisah ini -termasuk juga para labah-labahnya- adalah ... kaum betina. Betapa menarik mencermati mengapa Tuhan menitipkan pesan tentang “Pentingnya membaktikan hidup demi kemaslahatan Alam” ini kepada masyarakat yang digerakkan oleh kaum betina, yaitu lebah, semut, juga labah-labah.
Karena ketika menyangkut lingkaran kehidupan yang jauh lebih besar, tak ada yang lebih penting daripada proses regenerasi yang dilakukan sebaik-baiknya, lengkap dengan pengasuhan dan pendidikan yang terorganisir ala lebah dan semut. Area regenerasi inilah yang seyogyanya menjadi wilayah kekuatan kaum betina.
Bukan sekedar betina tentunya, melainkan karakter feminin yang memiliki bobot ke-empu-an.
Bukan pula sekedar perempuan, namun sosok 'alpha female'*) yang tahu bagaimana memberdayakan otoritas keempuannya.
Bahkan bukan pula sekedar alpha female, lebih-lebih alpha female egosentris**) sebagaimana diperagakan oleh labah-labah betina. Melainkan alpha female yang mengarahkan anak-didiknya menuju masyarakat kosmosentris***) sebagaimana diteladankan para lebah betina. [*]
.
[caption id="attachment_175680" align="aligncenter" width="607" caption="Adalah lebah betina yang menjalankan hampir seluruh fungsi organisasi dalam masyarakat lebah ini. Lebah betina ini sedang memeriksa kondisi propolis."]
.
Keterangan : *) Alpha female : Sosok perempuan yang berpengaruh dan menjadi panutan dalam sebuah kelompok. (Istilah ini biasa digunakan dalam kajian perilaku hewan dalam kelompok) **) Egosentris : Perilaku yang dipusatkan pada kepentingan diri-sendiri. ***) Kosmosentris : Perilaku yang dipusatkan pada kepentingan Kosmos Atau Alam Semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H