Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Samson, Malin Kundang, dan Sangkuriang

8 Maret 2012   14:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana akar, ibu (baca : aspek feminin dalam batin) menerangi alam kegelapan dan menyokong pohon pertumbuhan yang menjulang. Itu sebabnya Malin Kundang -yang menolak akarnya- itu lebih layak menjadi batu, karena batu tidak memerlukan akar.

Dan sebagaimana aksi Bulan, ajaran ibu itu bukanlah tentang kompetisi dan hasrat kepemilikan pribadi. Itu sebabnya Sangkuriang, jiwa yang menemukan akar yang dirindukannya pada ibunda Dayang Sumbi itu tak bisa memenangkan hasrat pribadinya.

Beruntungnya kita, karena ada Samson yang akhirnya mempersembahkan sebuah kegemilangan.

Ketika masih menjadi lelaki Matahari, Samson selalu tergoda untuk mengejar individualitas dan reputasi. Namun pengalaman dengan belenggu dan kebutaan memperlihatkan kepadanya betapa pentingnya membina kekuatan kolektif. Bahkan ketika terangnya Matahari pernah membuat Samson mengira bahwa memancar ke luar adalah satu-satunya pilihan untuk berjuang, pengalaman dalam kegelapan membuatnya memahami bahwa aktivitas melengkapi ala Bulan seperti menyerap, memusat ke dalam, dan mendistribusikan itupun merupakan sebuah medan perjuangan.

Dalam diamnya itulah Samson menemukan tarian Bulan dan Bumi yang memberikan kontribusi dalam mengendalikan semua siklus. Segala hal ternyata memiliki masa kelahiran, pembenihan, pertumbuhan, kematangan, kematian, dan kelahirannya kembali; begitu pula kekuatan super Samson.  Tanpa hingar-bingar, Samson menyiapkan strategi yang dipelajarinya dari Bulan:

“Bersabar adalah sebuah kekuatan yang hanya dimiliki oleh mereka yang memahami siklus pertumbuhan ini. Segalanya akan sempurna pada waktunya sendiri.”

Penuh perhitungan, ‘lelaki asuhan Bulan’ itu lalu menggunakan kesempatannya untuk mengalahkan musuh yang jauh lebih banyak dibandingkan saat ia masih seorang lelaki Matahari. Ia melakukannya dengan gagah berani, karena aksi pengorbanan diri itu dirancangnya untuk menjadi penutup manis bagi hidupnya. Itu sebabnya dunia akan selalu mengenang Samson, seseorang yang berhasil mengubah tragedi dalam hidupnya, menjadi sebuah kehormatan yang layak diteladani.

. [caption id="attachment_162925" align="aligncenter" width="576" caption="Sebuah karya seni di Ashdod yang dibuat untuk menghormati Samson ini menggambarkan Samson yang sedang meruntuhkan pilar utama sebuah kuil. Aksi ini membunuh 3000 orang musuhnya, sekaligus dirinya sendiri. "]

13292990681854845149
13292990681854845149
[/caption] . . *) Ditulis sebagai apresiasi terhadap Hari Bahasa Ibu -21 Februari- dan International Women's Day -8 Maret-. . **) Pernah dimuat di majalah Karsa edisi Februari 2012, dan telah diedit sedemikian rupa untuk Kompasiana. ;-)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun