Mohon tunggu...
Aa Sukma
Aa Sukma Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang saya yang satu-satunya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran Sang Maha Guru Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya Saat Ini

22 Agustus 2023   14:20 Diperbarui: 22 Agustus 2023   14:31 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lembayung turun di senja selepas hujan hari itu. Mataku tajam bersinar hanya dari pendaran layar. Huruf demi huruf yang mengikat kata lagi makna yang berusaha kukenyam dan kucerna. Hari itu adalah beberapa hari setelah pendidikan Guru Penggerak angkatan 8 dimulai dimana aku salah satu pesertanya. Materi yang pertama kupelajari adalah mengenai pemikiran dan prinsip serta nilai pendidikan dari perspektif sang guru besar, bapak pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.

Beberapa buah pikir yang disajikan pada modul ini meliputi prinsip dan filosofi pendidikan yang KHD tuangkan pada beberapa karyanya yang berjudul Prinsip Prinsip Pendidikan, Metode Montessori, Frobel dan Taman Anak serta salah satu draft sambutan KHD pada acara Dies Natalis ke VII Universitas Gadjah Mada sekaligus penobatannya sebagai Doctor Honoris Clausa. Tiga karya besarnya tersebut memiliki dampak sangat besar terhadap pembentukan konsepsi mengenai prinsip-prinsip dan filosofi pendidikan pada lingkungan akademisi dan praktisi pendidikan sampai dengan saat ini.

Pendidikan yang berpusat pada pengembangan perilaku dan budi pekerti anak, pendidikan yang disandarkan pada kodrat zaman serta kodrat alam serta pendidikan yang dianggap sebagai tuntunan yang menghantarkan anak kepada kebahagiaan berupa kebijaksanaan dalam hidup merupakan intisari yang ia sampaikan pada karya-karyanya di atas. Selain itu tiga jargon yang melekat dengan kepribadian KHD, "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" merupakan penekanan terhadap nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru, pendidik, pembelajar. Di depan menjadi tauladan, di tengah memberikan motivasi dan di belakang memberikan dorongan merupakan konsepsi mendasar yang harus senantiasa dimiliki dan dihayati serta diamalkan oleh guru.  

Baca juga: Karena Kita Berbeda

Setelah membaca dan merenungi prinsip-prinsip serta buah pikir yang disampaikan oleh KHD pada benak ini timbul pemikiran yang sebelumnya hanya berupa ide samar tanpa dasar bahwa pendidikan merupakan tuntunan bagi pemelajar memenuhi takdir diri sesuai kodrat zaman dan kodrat alamnya masing-masing. Sebelumnya penjejalan materi dan pemenuhan penyampaian materi pada anak merupakan hal yang mutlak dilakukan di kelas. Setidaknya itu yang saya yakini sebelumnya. Sekarang setelah mempelajari apa yang disampaikan KHD, terbukalah mata dan seketika terang benderang tirai-tirai yang menutup mata ini mulai tersibak.

Sampai satu saat ketika aku berdiskusi dengan kawanku mengenai relevansi pemikiran KHD terhadap perkembangan zaman serta realitas sosial budaya pada saat ini. Apakah pemikiran KHD sudah usang? Bagaimana perkembangan zaman dapat menjadi tuntunan lain yang dapat pemelajar akses dan apa implikasinya?

Pertanyaan sulit sungguh. Namun aku bisa katakan jika pemikiran KHD masih dan sangat relevan dengan perkembangan zaman sesuai dengan prinsip kodrat zaman dan kodrat alam. Kodrat zaman dimana guru harus menyesuaikan dan bersinergi dengan perubahan zaman agar pendidikan dapat menyediakan sumber daya manusia yang diperlukan masyarakat dan dunia kerja. Kodrat alam dimana pendidikan harus selalu menyesuaikan dan disesuaikan dengan potensi, kearifan lokal serta sumber daya alam yang tersedia pada sebuah daerah sehingga pendidikan akan tepat kena kepada pemberdayaan sumber daya yang tersedia.

Pertanyaan yang masih belum dapat kutemui jawabannya adalah mengenai implikasi perkembangan zaman khususnya di bidang teknologi terhadap perkembangan tingkah laku, perilaku, budi pekerti dan psikologis anak. Sering kutemui anak yang memiliki perilaku yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman khususnya media sosial. Namun masih terlalu dini untuk disimpulkan bahwa media sosial memiliki dampak yang masif terhadap perilaku anak sebab untuk menyatakan hal tersebut aku masih harus melakukan penelitian yang terstruktur sehingga jika sekarang aku lontarkan argumentasi maka yang saya sampaikan tidak berdasar.

Tapi cukuplah kiranya saat ini perenungan ini disudahi di sini. Yang terpenting bagiku saat ini adalah bukan bagaimana aku mengembangkan ideku sendiri untuk menjadi tulisan yang berdampak dan bermanfaat bagi orang lain. Yang terpenting bagiku adalah bagaimana prinsip-prinsip dan filosofi KHD dapat kuterapkan di kelas di tempatku mengajar. Selangkah demi selangkah, sedikit demi sedikit bermanfaat bagi sekitar, berbuat sekecil apapun untuk lingkungan dimana ku hidup. Cag.

Wallahualam Bishawwab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun