Hanya karena tidak bisa terbang, bukan berarti aku bukan burung - aesu raspati
Perilaku manusia merupakan hal yang nisbi. Ia hanya dapat diarahkan tidak dapat ditentukan. Seketat apapun aturan, sekuat apapun hukuman tidak dapat mencegah manusia dari ketidakpastian perilaku mereka. Lalu bagaimana manusia dapat meregulasi persepsi dan pemahaman mereka mengenai baik dan buruk, benar dan salah dan berperilaku sesuai dengan harapan dan moral kompas yang berlaku secara umum di masyarakat?
Dalam dunia pendidikan khususnya pada kehidupan sekolah, para murid, pendidik dan tenaga kependidikan, kepala sekolah dan stakeholder lain bersinergi dalam menumbuhkembangkan kualitas sekolah.Â
Peningkatan kualitas tersebut tidak semata-mata tergantung pada kualitas SDM yang dimiliki tetapi lebih kepada bagaimana seluruh komponen sekolah memiliki kemauan dan kemampuan dalam memperbaiki diri. Guru sebagai ujung tombak pendidikan berada pada garda terdepan dalam upaya perbaikan tersebut.Â
Sebagai pendidik perbaikan diri sekolah muncul dari kesamaan visi yang dibangun atas dasar-dasar pemikiran dan prinsip pendidikan sebagaimana disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Konsep yang sungguh luar biasa jika sebagai pendidik kita dapat meresapi dan merealisasikannya.Â
Sebagai guru adalah penting untuk kita dapat menata pola pikir kita sehingga seluruh ucapan dan perilaku kita dapat mencerminkan pemahaman dan pemaknaan kita terhadap konsep dan prinsip pendidikan sebagaimana disampaikan oleh KHD tersebut di atas.Â
Perenungan terhadap peran kita sebagai guru dan nilai-nilai yang kita yakini kebenarannya menjadi acuan bagaimana guru dapat memfasilitasi kegiatan belajar murid.Â
Peran dan nilai guru penggerak yang senantiasa bergerak, tergerak dan mengerakkan harus senantiasa direnungi dan diresapi serta diwujudkan dalam keseharian kita sebagai guru sehingga tidak hanya menjadi slogan semata. Â
Tidak cukup sampai di situ, sebagai seorang guru nilai-nilai yang telah kita yakini tadi harus dirumuskan ke dalam visi yang dapat mencerminkan arah pandang kita dan menggambarkan mimpi kita mengenai murid. Visi yang telah kita susun menjadi tujuan yang harus kita capai sebagai seorang guru. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menumbuhkembangkan budaya positif di lingkungan sekolah.Â
Pada modul 1.4 pendidikan guru penggerak dibahas mengenai budaya positif tersebut. Sebelum mempelajari modul ini, persepsi saya mengenai kata disiplin adalah melulu mengenai bagaimana murid mengikuti aturan yang telah ditetapkan di sekolah.Â