tak menuntun mentari tetap jaga
malah membuat bayangan makin panjang.
awan terus berarak menguak terik. panas
memanggang harap paling ranum. maka
mari merenda kepompong sendiri dengan hati.
mari menjadi Yunus mendekam di anyir perut ikan
mari menjadi Yusuf meringkuk di kedalaman sumur.
baca! di dinding kepompong itulah risalah kita tercatat
segeralah dieja sebelum perjalanan penghabisan
atau kau cuma seonggok belulang di jalan buntu. Tak sesiapa
memberimu air prawitasari pelepas dahaga abadi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!