Mohon tunggu...
Athiya Dyah Respati
Athiya Dyah Respati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030012/UIN Sunan Kalijaga

Penikmat karya seni, budaya, dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Es Goreng Pak Gatot Jogja, Ada Nostalgia di Setiap Potongnya

24 Juni 2024   00:08 Diperbarui: 24 Juni 2024   13:56 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi penulis

Es goreng yang memiliki nama lain es potong  adalah salah satu jajanan khas yang membawa banyak orang Indonesia bernostalgia ke masa kecil. Es ini dikenal dengan bentuknya yang sederhana namun menggugah selera, es goreng telah menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia yang tak lekang oleh waktu dan tetap menjadi favorit lintas generasi.

Nama es goreng berasal dari kata 'es garing' yang kemudian berubah menjadi es goreng. Sifat kering atau garing ini diambil dari lapisan cokelat yang membeku dan melapisi es yang gurih.

Es goreng pertama kali dikenal pada era kolonial Belanda dan menjadi populer di Indonesia sejak tahun 1950-an. Jajanan ini awalnya diperkenalkan oleh para pedagang Tionghoa yang memodifikasi resep es krim tradisional dengan menggunakan bahan-bahan lokal. Es goreng kemudian menjadi kesukaan di kalangan anak-anak dan orang dewasa, terutama karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang enak.

Proses pembuatan es goreng relatif sederhana, namun membutuhkan ketelitian agar menghasilkan es yang lembut dan nikmat. Bahan dasar utamanya adalah santan, gula, dan perasa alami seperti cokelat, stroberi, atau kacang hijau. Berikut langkah-langkah umumnya:

  1. Persiapan Bahan: Santan, gula, dan perasa dicampur dalam panci dan dipanaskan hingga gula larut. Setelah itu, campuran didinginkan.
  2. Pembekuan: Campuran yang sudah dingin dimasukkan ke dalam cetakan persegi panjang dan dibekukan dalam freezer.
  3. Pemotongan: Setelah beku, es dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan.
  4. Penyajian: Es goreng biasanya disajikan dengan cara ditusuk dengan stik kayu atau bambu kemudian dicelupkan pada cairan coklat khusus

Es goreng menawarkan berbagai variasi rasa yang menggugah selera. Rasa klasik seperti cokelat, vanila, dan stroberi selalu menjadi yang best seller. Selain itu, ada juga rasa tradisional Indonesia seperti kacang hijau, ketan hitam, dan durian. Beberapa penjual bahkan menambahkan potongan buah atau kacang di dalam es untuk menambah tekstur dan rasa.

Meski es goreng adalah jajanan tradisional, namun kepopulerannya tidak memudar di era modern ini. Bahkan, banyak kafe dan restoran yang menghadirkan es goreng dengan sentuhan modern, seperti menggunakan bahan organik atau menyajikannya dengan tambahan topping kekinian seperti oreo dan bubble.

Di berbagai festival kuliner dan bazar makanan, es goreng selalu menjadi salah satu daya tarik utama. Bahkan, beberapa merek es goreng kini telah dikemas secara modern dan dijual di supermarket, sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat. Inilah cara es goreng bertahan dan berinovasi.

Tidak perlu bingung, bagi warga Yogyakarta yang ingin menikmati es goreng dapat membelinya di sekitar Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Di antara banyak penjual es goreng di Yogyakarta, Es Goreng Pak Gatot adalah yang paling terkenal. Hanya dengan lima ribu rupiah, kita bisa menikmati satu potong es goreng sambil menikmati suasana.

Usaha Es Goreng Pak Gatot sudah berjalan cukup lama, dimulai dari usaha es potong pada tahun 1981. Namun, karena merasa ada yang kurang dan usaha es potongnya menurun, Pak Gatot mencari inovasi. Terinspirasi dari pembuatan es goyang, ia melakukan berbagai percobaan hingga akhirnya menciptakan es goreng.

Es goreng Pak Gatot terbuat dari bahan alami tanpa pengawet, pewarna, dan pemanis buatan seperti sakarin. Es goreng ini berbeda dengan es goreng lainnya karena hanya memiliki 3 varian rasa yaitu kacang hijau, coklat, dan stroberi. Sudah mengantongi sertifikat halal dan SPP-IRT (Sertifikasi Produk Pangan Industri Rumah Tangga)

Sentral produksi Es Goreng Pak Gatot berada di Arjuna 36, Wirobrajan. Saat ini usaha Es Goreng Pak Gatot sudah dijalankan oleh banyak karyawan baik sebagai tim produksi maupun pedagang.

Ciri khas dari Es Goreng Pak Gatot yaitu cara mempromosikan dagangannya dengan pengeras suara atau megaphone. Pembeli sering dijadikan bahan celetukan yang menghibur. Untuk menambah kemeriahan, penjual Es Goreng ini  biasanya memutar lagu-lagu kenangan sambil berkaraoke sembari melayani pelanggan seperti yang disampaikan oleh Pardiman, salah satu penjual Es Goreng Pak Gatot.

sumber: dokumentasi pribadi penulis
sumber: dokumentasi pribadi penulis

"Lagu koes plus harus disetel saya suka, pembeli juga menikmatinya. Pembeli suka mengira saya ini mantan penyiar radio katanya suara saya nyaman didengarkan dan memberikan kenangan."

Pardiman mengembangkan metode promosi ini dengan menyapa dan mendoakan para pelanggan hingga memberikan informasi terkait Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Cara ini dianggap paling ampuh untuk menarik pelanggan dan tidak pernah ada penolakan atapun protes dari pembeli, pengunjung, masyarakat, ataupun pedagang lain yang merasa terganggu.

Pardiman merupakan distributor marketing dan pendagang pertama dalam penjualan es goreng ini. Sekitar 48 tahun ikut Pak Gatot. Pardiman telah berjualan es goreng sejak tahun 1979 dari harga Rp 25,00 hingga saat ini sudah seharga Rp 5.000,00.. Sebelumnya menggunakan sepeda ontel dengan medan jalan yang naik turun di daerah Kasihan, Bantul sekitar 18 tahun. Saat ini, Alun-Alun Kidul Yogyakarta menjadi tempat yang biasanya digunakan untuk berjualan Es Goreng. Terdapat dua penjual Es Goreng Pak Gatot di Alun-Alun Selatan yang berbeda letak keberadaannya.

Jumlah es yang dapat dijual oleh Pardiman dalam sehari kira-kira 400-700 lonjor. Satu lonjor untuk dua potong es goreng. Dari penghasilan sebagai penjual Es Goreng Pak Gatot, Pardiman dapat membeli tanah dan emas. Omzet per satu hari biasa senilai Rp 1.000.000,00 sedangkan pada hari libur mencapai Rp 1.500.000,00.

Ada kalimat khas yang selalu diulang-ulang oleh Pardiman, "Cara penggorengannya pun sederhana, begitu dimasukan ke wajan dalam waktu singkat langsung jadi garing karena disini saya menggunakan kompor mahnit yang sengaja kami rangkai dengan komponen secara elektrik serta kekuatan 12 watt."

sumber: dokumentasi pribadi penulis
sumber: dokumentasi pribadi penulis

"Aku beli karena emang suka sih sama es goreng, terus tadi denger suara bapaknya makin bikin tertarik. Rasa manisnya pas, jadi enak gak blenger gitu lho," tanggapan dari Shifana, salah satu pembeli.

sumber:

Dokumentasi hasil wawancara penulis

Resep Es Potong Cokelat Jadul, Lembut dan Bahannya Mudah Murah (kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun