Mohon tunggu...
Athiya Dyah Respati
Athiya Dyah Respati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030012/UIN Sunan Kalijaga

Penikmat karya seni, budaya, dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Es Goreng Pak Gatot Jogja, Ada Nostalgia di Setiap Potongnya

24 Juni 2024   00:08 Diperbarui: 24 Juni 2024   13:56 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sentral produksi Es Goreng Pak Gatot berada di Arjuna 36, Wirobrajan. Saat ini usaha Es Goreng Pak Gatot sudah dijalankan oleh banyak karyawan baik sebagai tim produksi maupun pedagang.

Ciri khas dari Es Goreng Pak Gatot yaitu cara mempromosikan dagangannya dengan pengeras suara atau megaphone. Pembeli sering dijadikan bahan celetukan yang menghibur. Untuk menambah kemeriahan, penjual Es Goreng ini  biasanya memutar lagu-lagu kenangan sambil berkaraoke sembari melayani pelanggan seperti yang disampaikan oleh Pardiman, salah satu penjual Es Goreng Pak Gatot.

sumber: dokumentasi pribadi penulis
sumber: dokumentasi pribadi penulis

"Lagu koes plus harus disetel saya suka, pembeli juga menikmatinya. Pembeli suka mengira saya ini mantan penyiar radio katanya suara saya nyaman didengarkan dan memberikan kenangan."

Pardiman mengembangkan metode promosi ini dengan menyapa dan mendoakan para pelanggan hingga memberikan informasi terkait Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Cara ini dianggap paling ampuh untuk menarik pelanggan dan tidak pernah ada penolakan atapun protes dari pembeli, pengunjung, masyarakat, ataupun pedagang lain yang merasa terganggu.

Pardiman merupakan distributor marketing dan pendagang pertama dalam penjualan es goreng ini. Sekitar 48 tahun ikut Pak Gatot. Pardiman telah berjualan es goreng sejak tahun 1979 dari harga Rp 25,00 hingga saat ini sudah seharga Rp 5.000,00.. Sebelumnya menggunakan sepeda ontel dengan medan jalan yang naik turun di daerah Kasihan, Bantul sekitar 18 tahun. Saat ini, Alun-Alun Kidul Yogyakarta menjadi tempat yang biasanya digunakan untuk berjualan Es Goreng. Terdapat dua penjual Es Goreng Pak Gatot di Alun-Alun Selatan yang berbeda letak keberadaannya.


Jumlah es yang dapat dijual oleh Pardiman dalam sehari kira-kira 400-700 lonjor. Satu lonjor untuk dua potong es goreng. Dari penghasilan sebagai penjual Es Goreng Pak Gatot, Pardiman dapat membeli tanah dan emas. Omzet per satu hari biasa senilai Rp 1.000.000,00 sedangkan pada hari libur mencapai Rp 1.500.000,00.

Ada kalimat khas yang selalu diulang-ulang oleh Pardiman, "Cara penggorengannya pun sederhana, begitu dimasukan ke wajan dalam waktu singkat langsung jadi garing karena disini saya menggunakan kompor mahnit yang sengaja kami rangkai dengan komponen secara elektrik serta kekuatan 12 watt."

sumber: dokumentasi pribadi penulis
sumber: dokumentasi pribadi penulis

"Aku beli karena emang suka sih sama es goreng, terus tadi denger suara bapaknya makin bikin tertarik. Rasa manisnya pas, jadi enak gak blenger gitu lho," tanggapan dari Shifana, salah satu pembeli.

sumber:

Dokumentasi hasil wawancara penulis

Resep Es Potong Cokelat Jadul, Lembut dan Bahannya Mudah Murah (kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun