Dalam kehidupannya sebagai pengemudi becak, Pakde Sunaryo juga menanggapi mengenai tradisi Selasa Wagen yang ada di Malioboro. Tradisi tersebut dibenarkan keberadaannya dan sudah berjalan selama satu sampai dua tahun setelah Covid-19 antara 2022- 2023. Namun pada tahun ini tradisi tersebut belum diadakan. Dalam tradisi Selasa Wagen Malioboro, semua pengemudi kendaraan seperti Andong dan Becak diliburkan.
Pakde Sunaryo menambahkan, "Orang bilang, katanya Selasa Wagen adalah hari kelahiran pak gubernur, Sri Sultan Hamengkubuwono X jadi kendaraan diliburkan."
Dilansir dari TribunJogja.com, Selasa Wagen adalah tradisi "pembersihan" yang dilakukan masyarakat Malioboro oleh karena itu aktivitas pedagang kaki lima tanpa lapak dan kendaraan dihentikan dari pukul 06.00-22.00.Â
Menurut Seketaris Daerah D.I.Y, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan jika Selasa Wagen merupakan transformasi dari kegiatan bersih-bersih para pedagang kaki lima dan pekerja Malioboro yang dilakukan secara besar-besaran menjadi kegiatan rutin untuk melestarikan, mengembangkan, serta memajukan D.I.Y.
Selain kegiatan kerja bakti membersihkan area Malioboro bersama-sama, Selasa Wagen juga menjadi sarana pameran dan panggung pertenjukan seperti yang terjadi pada Selasa, 12 Juli 2022 melalui Kesenian Sholawat Montro di depan Gedung BPD hingga eks Gedung KONI.
Pakde Sunaryo mengatakan jika ada sedikit kesedihan ketika Selasa Wagen dilakukan karena itu berarti tidak ada penghasilan yang masuk. Pakde Sunaryo berharap jika pemerintah baik daerah maupun pusat dapat lebih memperhatikan kesejahteraan para pengemudi becak dan transportasi tradisional Malioboro terutama terkait solusi persaingan dengan kendaraan yang menggunakan aplikasi online bertarif lebih murah.
"Jumat bulan lalu, sekitar tanggal 24 Mei 2024 Pak Jokowi datang ke Istana Kepresidenan Yogyakarta, Gedung Agung itu lho. Nah beliau membagikan sembako, seumur hidup saya tidak ada presiden yang seperti itu mau berinteraksi dengan masyarakat dan berbagi. Kadang kala, malah saya dan teman-teman pernah ketika ketemu langsung ditanya profesinya apa lalu diberikan amplop bersisi uang senilai Rp 400.000,00. Saya harap presiden selanjutnya juga begitu, atau pemerintah daerah untuk kesehjahteraan," imbuh Pakde Sunaryo.
Sumber:
Dokumen wawancara pribadi milik penulis