Mohon tunggu...
Athiya Dyah Respati
Athiya Dyah Respati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030012/UIN Sunan Kalijaga

Penikmat karya seni, budaya, dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Zero Waste dan Green Jobs, Bisakah Jadi Upaya Memulihkan Wajah Baru Yogyakarta?

22 Juni 2024   23:34 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:34 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sampah di jalan Kusbini, sumber: dokumentasi pribadi penulis

Green jobs juga membuka peluang bagi para teknisi seperti teknik lingkungan, teknik elektro, teknik sipil, teknik mesin, dan teknik kelistrikan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan. Untuk yang lebih sederhana, green jobs bisa berupa pengelola TPST dan depo-depo sampah seperti yang dibutuhkan TPST Bawuran sesuai penjelasan sebelumnya.

Bahkan UMKM juga bisa termasuk dalam green jobs apabila melakukan rintisan yang mendorong transformasi hijau atau bisa disebut dengan sustainable business, contohnya yakni Djampi Sayah yang membuat produk makanan dan minuman dengan bahan organik, tanpa pengawet pewarna buatan, dan kemasan eco-friendly dari kaca reusable.

Public Relation juga bisa menjadi bagian dari green jobs seperti yang dilakukan oleh PR Avoskin brand skincare lokal yang mengadakan CSR berupa pelestarian orang utan, kampanye #loveavoskinloveearth, bekerja sama dengan Tree of Heart untuk restorasi hutan, serta mengadakan program daur ulang kemasan bekerjasama dengan Waste4Change.

Penjelasan mengenai program Avoskin ini menjadi contoh materi yang dibawakan oleh Riski Damstuti, S.Sos pada acara Seminar dan Workshop Party of Public Relation bertema PR Strategic for Zero Waste yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga pada 28 Mei 2024 lalu di Converation Hall Lantai 2 UIN Sunan Kalijaga Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta.

sumber: dokumentasi pribadi penulis
sumber: dokumentasi pribadi penulis

Acara ini diselenggarakan sebagai upaya edukasi dan sosialisasi untuk mahasiswa mengenai permasalahan sampah di Yogyakarta dan Indonesia, zero waste, hingga green jobs. Acara ini disponsori oleh Pertamina yang juga memiliki upaya kepedulian lingkungan melalui program Pertamina Hijau dan Sampah Kita sebagai bentuk CSR. Acara diawali dengan pembacaan Al-Quran dan doa, lalu dilanjutkan sambutan oleh Safira Karimah, mahasiswi UIN Suka yang menjadi ketua panitia, hingga pada pemaparan materi dengan 3 narasumber yaitu Ricky Riadi Iskandar CPR, CCM, Riski Damstuti, S.Sos, M.A., dan seorang aktivis lingkungan Rizki Abiyoga S.H


Pemateri pertama, Ricky menyampaikan tentang PR Strategies for Greener Tomorrow atau memahami komunikasi lingkungan. Disini Ricky menjelaskan beberapa cara komunikasi massa terkait isu lingkungan yang dapat dilakukan seperti menggunakan model komunikasi konvergensi (interaktif untuk tindakan bersama) dan pentahelix dalam komunikasi lingkungan dengan rumus AKUBAB (Awareness, Knowledge, Understanding, Belive, Attitude, Behavior) serta secara sederhana melalui poster lucu tentang membuang sampah dan semacamnya. Ricky juga menyinggung tentang Campaign Journey di balik gairah kafe sampah plastik membeludak di Yogyakarta yang spesifik terkait es teh jumbo, perburuk masalah sampah plastik.

sumber: dokumentasi pribadi penulis
sumber: dokumentasi pribadi penulis

Riski sebagai narasumber kedua memberikan materi berjudul meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sampah dengan empat sub judul menarik. Sebelumnya, Riski mempertontonkan video tentang warung yang berada di TPA Bantar Gebang. Pembahasan dimulai dengan kasus TPA Leuwigajah yang meledak dan longsor aibat tingginya akulasi gas dalam timbunan sampah yang mencapai ketinggian 60 m tanpa ada ventilasi pada 21 Februari 2005.

"Zero waste adalah upaya untuk mengurangi penggunaan sampah. Zero waste ini bisa menjadi solusi untuk Yogyakarta yang memiliki wajah baru karena dianggap sudah darurat dalam masalah pengelolaan sampah," ujar Riski.

Kemudian dimulai membahas 4 sub judul terdiri dari  RUMPUT TETANGGA (tentang pengelolaan sampah di negara lain seperti Jerman yang menerapkan kebijakan pemerintah memberi tanggung jawab kepada produsen dan distributor untuk mengolah sampah atau find system dan Korea yang menggunakan program volume based waste EPR), BENANG KUSUT (Pemerintah belum menemukan cara mengelola sedangkan masyarakat sudah ditekan untuk lebih paham, cara mengatasi dimulai dengan perbaikan mindset dan  kolaborasi xehaxelix, gringgo, smash), AKTIVITAS DIGITAL (melalui influencer yang green jobs contoh Pandawagroup), BANYUMAS (daerah yang sudah mengelola sampah dan lingkungan melalui program Salinmas dan Ojeke Inyong)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun