Mohon tunggu...
Athiya Dyah Respati
Athiya Dyah Respati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030012/UIN Sunan Kalijaga

Penikmat karya seni, budaya, dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harmoni di Balik Huru-Hara Babarsari, "Gotham City" Yogyakarta

11 Juni 2024   22:11 Diperbarui: 11 Juni 2024   22:27 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi warga lokal dan perantau meski berbeda suku/ras tetap bekerja sama kerja bakti, sumber : AI microsoft designer

Adanya linmas dan polisi yang berjaga di area-area rawan menjadi upaya untuk menjaga keamanan dan kedamaian di Babarsari.

Takmir di salah satu masjid Babarsari sekaligus tokoh masyarakat bernama Hari memberitahukan, "Cara lain biasanya kami pegang ketua-ketua geng dari mereka lalu kami berteman saja, sedikit memberikan nasihat tapi yang terpenting dengan bahasa yang tidak menggurui. Ini bentuk kami menjaga kemajemukan dan keberagaman agar tetap selaras. Terpenting, kami berusaha menjadikan semua yang heterogen ini menjadi harmoni. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan untuk mereka saling berinteraksi dan bersatu dengan kami ataupun antar suku lain seperti membuat klub bola kampung bernama Lingkup Babarsari Harmonis pada 2017, namun berhenti karena lahan yang biasa digunakan sekarang dijadikan bangunan."

ilustrasi klub sepakbola Lingkup Babarsari Harmonis, sumber : AI microsoft designer
ilustrasi klub sepakbola Lingkup Babarsari Harmonis, sumber : AI microsoft designer

Hari juga berharap supaya pemerintah bisa menciptakan wadah maupun fasilitas yang bisa membuat semua berinteraksi dengan baik dan saling menghargai sehingga tercipta Babarsari yang harmonis bukan biang dari keonaran maupun perilaku babar.

Keempat narasumber juga berpesan untuk warga khususnya para pemuda lokal, "Jangan jadikan adanya orang-orang rantau ini sebagai perpecahan dan penyebab kerusuhan, bergaul saja dengan mereka karena kita sama-sama satu bangsa. Namun tetap harus punya prinsip dan tahu cara membedakan yang salah dan benar. Nilai-nilai baik yang diajarkan keluarga dan agama diterapkan, jangan terpengaruh hal negatif. Etika jangan luntur dan pemilihan dan penggunaan kata maupun bahasa harus tepat, kelihatan kecil dan sepele namun dapat memicu perselisihan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun