Beberapa waktu lalu, Ramadan 1445 Hijriah telah selesai, ditandai dengan Hari Raya Idulfitri. Ramadan merupakan bulan spesial bagi umat muslim karena Allah menyediakan ampunan dosa dan banyak pahala. Buya Yahya dalam siaran Hikmah di kanal youtube Al-Bahjah TVÂ menyatakan,
"Pelipatgandaan pahala itu adanya di bulan Ramadan, disebutkan amalan sunah dilipatgandakan seperti amalan fardhu, sedangkan amalan fardhu tidak bisa dibandingkan dengan amalan sunah saking teramat tingginya. Ada amal dilipatgandakan sampai 10 hingga 700. Orang cerdas yang berpikir jika tahun depan belum tentu bertemu lagi dengan Ramadan pasti akan melakukan banyak kebaikan."
Kemulian bulan Ramadan menjadi kancah berbuat baik bagi banyak orang. Ramadan menjadi bulan yang sangat dinantikan kehadirannya. Ramadan tahun ini menyimpan cerita tersendiri bagi  mahasiswa angkatan 2023 di Yogyakarta.
Yogyakarta merupakan kota terkenal dengan julukan kota pelajar dan kota pendidikan. Dikutip dari Kompas.com, menurut Kurniawati (2006), julukan tersebut dipengaruhi oleh simbol-simbol pendidikan yang ada di Yogyakarta , seperti banyaknya pusat pendidikan dan fasilitas pendidikan yang lengkap.Â
Salah satu wujud simbol pendidikan tersebut yaitu terdapat 126 perguruan tinggi , meliputi 109 perguruan tinggi di bawah naungan Kemendikbudristek dan 17 perguruan tinggi di bawah naungan Kemenag. Tentu tidak heran jika Yogyakarta menjadi tujuan bagi mahasiswa baru untuk melanjutkan studinya.(Ciputra,2022)
Kebanyakan mahasiswa angkatan 2023 merupakan mahasiswa baru yang merasakan Ramadan pertama dengan status mengenyam bangku perguruan tinggi. Status yang berubah ini memberikan pengalaman berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, terkhusus bagi mahasiswa rantau. Selain karena perbedaan budaya dan kebiasaan, tidak adanya peran fisik keluarga menjadi faktor utama munculnya beragam pengalaman baru tersebut.
Sahur Kesiangan vs Sahur On the Road
Sahur merupakan kegiatan makan dan minum yang dilakukan dengan batasan waktu subuh untuk persiapan dalam menjalani puasa. Dalam sahur terdapat keberkahan sebagaimana dalam HR Bukhari, Anas bin Malik RA berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
Artinya: "Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah." (HR Bukhari).
Namun, bagi mahasiswa baru kegiatan bangun sahur bisa menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Berbagai penyebab melatarbelakangi hal tersebut, seperti pengalaman yang disampaikan oleh Nabil, mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. Ia bercerita bahwa selama Ramadan tahun ini sering bangun kesiangan ketika sahur yang disebabkan oleh begadang dan pola tidur yang berantakan.Â
Sahur kesiangan juga dialami oleh Yoga, mahasiswa PADP UNY, yang disebabkan oleh kelelahan ketika mengikuti kegiatan Ramadan di malam hari sehingga ketika tidur malah keterusan. Tak jarang, mahasiswa juga sengaja melewatkan kegiatan sahur karena malas masak ataupun ketidakadaan makanan siap santap.
Kegiatan sahur juga bisa menjadi hal yang mengasyikan seperti yang dialami oleh Nanda, Mahasiswi KPI UIN Sunan Kalijaga. Nanda bercerita jika dalam 19 tahun menjalani hidup, baru pertama kalinya melakukan sahur on the road. Menurutnya, sahur on the road sangat bagus untuk merekatkan chemistry diantara mahasiswa baru. Sahur on the road yang diadakan oleh kelasnya dimulai dengan kegiatan kerja kelompok jam 22.00 setelah tarawih.
Kepanitian dan Volunter Kegiatan Ramadhan
Kuliah menjadi masa terbaik untuk menambah pengalaman dan relasi serta mendalami minat bakat. Adanya sarana prasarana penunjang yang memadai menjadi alasan terbaik. Organisasi menjadi satu dari banyaknya pilihan mahasiswa untuk berkegiatan. Nanda dan Yoga memanfaatkan fasilitas tersebut yang dimiliki oleh kampus masing-masing.Â
Nanda bergabung dengan UKM Permadani UIN Sunan Kalijaga dengan kegiatan mengajar TPA saat Ramadan di masjid terdekat. Nanda juga menjadi panitia dari kegiatan pentas "Tadarus Puisi" yang diselenggarakan oleh UKM Teater Eska UIN Sunan Kalijaga. Sementara itu, Yoga mengikuti KR UNY dengan kegiatan lomba Ramadan.
Hunting takjil gratis vs Berbagi takjil
Mahasiswa kerap kali dituntut keadaan untuk menghemat pengeluaran tak terkecuali ketika Ramadan. Beruntung, masjid dan lembaga di Yogyakarta banyak sekali yang menyediakan takjil ataupun makanan berat untuk berbuka puasa. Beberapa menerapkan metode tukar voucer dengan terlebih dahulu mengikuti kajian seperti di Masjid UGM dan UIN Sunan Kalijaga.Â
Nabil yang berasal dari Bontang, Kalimantan Timur, mengaku kaget ketika mengikuti hunting takjil gratis di Jogokariyan. Pasalnya baru kali ini ia melihat ada donator yang mau membagikan 3000 porsi makanan tiap harinya di bulan Ramadan. Nanda dan Yoga yang merupakan anak rantau juga mengaku culture shock dengan kegiatan masyarakat Yogyakarta tersebut. Nanda pernah mengikuti hunting ta'jil gratis di Masjid UIN Sunan Kalijaga yang saat itu sedang mengadakan event Tadarus Puisi dari UKM Sanggar Nun bekerja sama dengan DRW Skincare.
Selain hunting takjil, tahun ini Nabil juga mendapatkan pengalaman menjadi panitia berbagi ta'jil yang diadakan oleh kelasnya. Akea Bertabur nama dari kegiatan tersebut. Akea Bertabur diawali dengan kegiatan berjualan makanan pada kampung Ramadan Kareem yang diselenggarakan oleh Himakom UIN Sunan Kalijaga. Keuntungan dari hasil penjulan tersebut yang menjadi sumber dana Akea Bertabur ini.Â
Serupa, Yoga juga memperoleh pengalaman berbagi takjil melalui UKM Al-Fatih dengan kegiaqtan bernama Borju (Borong Jualan Umat). Kegiatan ini diawali dengan memborong jualan dari pedagang makanan dan minuman lalu dibagikan kepada mahasiswa FEB dan masyarakat yang membutuhkan. Nanda juga menjadi bagian dari acara berbagi yang diadakan oleh UKM JCM UIN Sunan Kalijaga. Sumber dana berasal dari infak selama satu bulan mengikuti kelas film.
Dari kedua kegiatan ini erat kaitannya dengan sedekah yang dapat memupuk empati dan simpati. Kegiatan seperti ini juga mengajarkan untuk menjadi bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Dalam HR At-Tirmidzi dijelaskan keutamaan dan ganjaran bagi orang yang bersedekah, "Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur." Â
Bukber gas terus, Tarawih jangan tergerus
Ramadan, biasanya menjadi waktu untuk menjalin silaturahmi. Buka puasa bersama salah satunya. Akan tetapi jadwal buka puasa yang padat jangan dijadikan alasan untuk kita melupakan ibadah tarawih. Perbedaan jumlah rakaat tarawih dirasakan oleh mahasiswa yang baru tinggal di Yogyakarta.
"Tarawih di Jogja sangat beda dengan di Riau salah satunya di masjid UNY, di masjid tersebut menganut Islam NU tapi rakaat sholat tarawih cuman 8 dan 3 rakaat itu witir, sedangkan di Riau sholat tarawih nya 20 rakaat dan witir 3 rakaat, kemudian dari segi bacaan terjadi perbedaan kecepatan, di Riau agak cepat juga ayat nya pendek, sedangkan di Jogja bacaan nya lambat kemudian bacaan ayatnya panjang, tapi di dalam perbedaan tersebut tentunya kita masih menunaikan rukun sholat dan memaklumi perbedaan tersebut." tutur Yoga.
Tradisi Malam Takbiran dan Mudik
Indonesia menjadi negara yang erat kaitannya dengan berbagai tradisi. Takbiran yaitu tradisi yang dilakukan umat Islam untuk menandakan bahwasannya hari esok lebaran dengan mengumandangkan takbir dan kalimat-kalimat memuji keagungan Allah.
Seiring perkembangan zaman, takbiran tak hanya diam di tempat namun sudah banyak yang melakukan perubahan dengan mengadakan takbir keliling layaknya pawai. Takbir keliling seperti ini dialami oleh Dhihan, Mahasiswa Ilmu Tafsir dan Hadis UIN Sunan Kalijaga  yang menjadi anggota takmir di salah satu masjid. Dhihan bercerita jika takbir keliling membawa tandu sangatlah seru. Dimulai dari mengarahkan anak-anak TPA untuk membuat maskot dari imitasi bedug.Â
Maskot yang terbuat dari kerdus ini membutuhkan waktu 5 hari untuk menyelesaikan. Selain maskot, terdapat juga lampion berbentuk ubur-ubur terbuat dari botol plastik dan lampu. Perbedaan takbiran antara di Yogyakarta dengan Jakarta, tempat asalnya terletak pada peserta yang ikut. Jika di Jakarta takbiran dilakukan dengan lingkup RT/RW.
Berbeda dengan Dhihan, Yoga malah merasa jika takbiran di Yogyakarta lebih sepi kecuali daerah Malioboro ketimbang tempat asalnya Riau. Ia bercerita jika di Riau takbiran dilakukan keliling bersama namun dengan sistim titik kumpul sehingga jumlah partisipannya banyak sedangkan di Yogyakarta dia merasa jika takbiran hanya diu beberapa kawasannya saja.
Tak hanya takbiran, mudik yang sudah ada sejak 1970-an juga menjadi tradisi yang dilakukan jelang lebaran.Dhihan memilih untuk mudik tepat di hari lebaran, alasannya karena tugas dan amant sebagai takmir yang mengharuskan turut serta ikut salat Idulfitri di tempat dan melaksanakan halal bihalal setelahnya. Dhihan mendapatkan experience menaiki kereta dengan kondisi sepi.
Marsa, salah satu mahasiswi Yogyakarta yang memilih tidak mudik karena jarak rumah yang jauh yakni berada di Aceh dan waktu libur yang sebentar. Ia memilih untuk mengunjungi rumah saudaranya yang dekat dan melakukan video call.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H