Maskot yang terbuat dari kerdus ini membutuhkan waktu 5 hari untuk menyelesaikan. Selain maskot, terdapat juga lampion berbentuk ubur-ubur terbuat dari botol plastik dan lampu. Perbedaan takbiran antara di Yogyakarta dengan Jakarta, tempat asalnya terletak pada peserta yang ikut. Jika di Jakarta takbiran dilakukan dengan lingkup RT/RW.
Berbeda dengan Dhihan, Yoga malah merasa jika takbiran di Yogyakarta lebih sepi kecuali daerah Malioboro ketimbang tempat asalnya Riau. Ia bercerita jika di Riau takbiran dilakukan keliling bersama namun dengan sistim titik kumpul sehingga jumlah partisipannya banyak sedangkan di Yogyakarta dia merasa jika takbiran hanya diu beberapa kawasannya saja.
Tak hanya takbiran, mudik yang sudah ada sejak 1970-an juga menjadi tradisi yang dilakukan jelang lebaran.Dhihan memilih untuk mudik tepat di hari lebaran, alasannya karena tugas dan amant sebagai takmir yang mengharuskan turut serta ikut salat Idulfitri di tempat dan melaksanakan halal bihalal setelahnya. Dhihan mendapatkan experience menaiki kereta dengan kondisi sepi.
Marsa, salah satu mahasiswi Yogyakarta yang memilih tidak mudik karena jarak rumah yang jauh yakni berada di Aceh dan waktu libur yang sebentar. Ia memilih untuk mengunjungi rumah saudaranya yang dekat dan melakukan video call.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H